• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Waktunya Muhammadiyah Menggarap Kelompok Elit melalui Kesehatan dan Pendidikan

Waktunya Muhammadiyah Menggarap Kelompok Elit melalui Kesehatan dan Pendidikan

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
23 Februari 2024
in Kesehatan
0

Malang, InfoMu.co – Muhammadiyah sudah lama menggarap dan memberikan pelayanan kepada kelompok miskin dan marjinal, kini saatnya mulai memikirkan kelompok elit untuk merasakan sentuhan Muhammadiyah.

Sekolah Muhammadiyah sejak awal sampai sekarang telah memasyarakat. Tapi jangan sampai lupa bahwa ada kelompok elit yang jarang tersentuh dakwah Muhammadiyah, dan jangan sampai mereka semakin jauh dengan Islam.

Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Rabu (21/2) di Malang dalam acara Launching Pondok Pesantren Modern Abdul Malik Fadjar.

“Memang harus ada sekolah elitis, dan harus ada rumah sakit bertaraf internasional. Dan Muhammadiyah mampu untuk itu,” kata Haedar.

Akan tetapi kemampuan tersebut belum dimaksimalkan, masih harus memerlukan mindset pikiran berkemajuan yang otentik. Pandangan pelayanan untuk kelompok elit ini menurutnya tidak terputus dari sejarah lahirnya sekolah Muhammadiyah.

Sejak awal lahirnya sekolah Muhammadiyah adalah kritik terhadap ketertinggalan, karena berada pada posisi tradisionalisme pendidikan Islam. Kiai Dahlan menganggap pendidikan Islam masih dikotomis, tidak memberikan ruang untuk pengetahuan selain ilmu agama.

“Ilmu agama pun lebih bersifat fikih, dan fikihnya pun masih bersifat terbatas. Dan yang kedua state of mind lembaga pendidikan muslim masih belum bisa berorientasi modernity,” ungkapnya.

Menurutnya, Kiai Dahlan tidak memungkiri meski lembaga pendidikan pesantren memegang peran penting bagi muslim Indonesia, tapi ada celah yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, Kiai Dahlan menghadirkan institusi pendidikan berbentuk madrasah.

Konsep madrasah merupakan institusi pendidikan yang melembaga dan modern. Konsep madrasah juga ditemukan dalam dialektika umat Islam pada abad pertama hijriyah. Pada saat itu ada dua istilah yaitu madrasatul ra’yi dan madrasatul atsar.

“Madrasatul atsar itu pola pikir keislaman yang berbasis pada normativitas keagamaan yang lebih bersifat bayani atau tekstual, yang berpusat di Hijaz. Tapi madrasatul ra’yi itu berpusat di Baghdad, yang terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran Abu Hanifah dan pemikir-pemikir yang lebih tajdid,” katanya.

Namun demikian, sejak era 80’an di Muhammadiyah terjadi kerinduan untuk mendirikan pesantren. Tetapi tidak pesantren dengan alam pikiran lama, atau disebut dengan pesantren salafiyah.

Mengutip Kuntowijoyo, Haedar Nashir mengatakan bahwa pendidikan Muhammadiyah adalah pendidikan Islam modern yang mampu mengintegrasikan iman dan akhlak, dengan kemajuan – pemikiran progresif Islam.

Maka saat ini dengan 400-an jumlah pondok pesantren Muhammadiyah jangan sampai seperti jamur di musim hujan. Menjamurnya pesantren Muhammadiyah jangan sampai menjadi revivalisme, karena resah terhadap era modern. (muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: kelompok elit
Previous Post

Lazismu Medan Lakukan Survey Program Peduli Kesehatan

Next Post

Mengenal Delapan Tokoh Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Next Post
Kolom Shohibul Anshor Siregar: Muhammadiyah dan Politik

Mengenal Delapan Tokoh Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.