Tinggalkan 4P, Beralih ke 4C demi Menyongsong Era Baru Digital Marketing
Oleh : Dharma Ari Prianto, S.E., M.M
Dalam dunia pemasaran yang terus berkembang pesat, terutama di era digital saat ini, pendekatan tradisional 4P (Product, Price, Place, Promotion) dinilai mulai kehilangan relevansinya. Konsep ini, meskipun telah menjadi fondasi pemasaran selama beberapa dekade, lebih berfokus pada sudut pandang perusahaan. Di sisi lain, konsumen kini lebih aktif, kritis, dan memiliki akses informasi yang sangat luas sehingga membutuhkan pendekatan yang lebih berpusat pada mereka. Inilah alasan mengapa pendekatan 4C (Customer, Cost, Convenience, Communication) menjadi semakin penting dan relevan.
Mengapa Harus Beralih ke 4C?
1. Dari Produk ke Customer (Konsumen): Konsumen masa kini tidak lagi sekadar membeli produk, mereka membeli solusi atas kebutuhan mereka. Pemasaran digital menuntut perusahaan memahami secara mendalam siapa pelanggan mereka, apa kebutuhannya, bagaimana perilaku digitalnya, dan bagaimana menciptakan value yang personal.
2. Dari Harga ke Cost (Biaya Total bagi Konsumen): Dalam pendekatan 4C, yang diperhatikan bukan hanya harga jual, tapi biaya total yang dikeluarkan konsumen, termasuk waktu, tenaga, bahkan biaya emosi dalam proses pembelian. Inilah mengapa transparansi dan kemudahan
proses menjadi nilai penting dalam digital marketing.
3. Dari Tempat ke Convenience (Kemudahan Akses):
Dulu, lokasi fisik sangat menentukan. Kini, kemudahan akses secara digital mulai dari website yang user-friendly, checkout yang cepat, hingga layanan pelanggan yang responsive jauh lebih penting daripada lokasi toko fisik.
4. Dari Promosi ke Communication (Komunikasi Dua Arah):
Promosi bersifat satu arah dan push-based, sedangkan komunikasi dalam digital marketing bersifat interaktif, real-time, dan berbasis relasi. Konsumen ingin didengar, bukan hanya dijadikan target iklan. Mereka ingin terlibat dalam cerita merek.
Digital Marketing Membutuhkan Perspektif Baru
Digital marketing tidak lagi sekadar soal menjual barang secara online. Ini tentang membangun hubungan, menciptakan pengalaman, dan memfasilitasi keterlibatan. Pendekatan 4P yang fokus pada penawaran perusahaan tidak cukup fleksibel untuk menjawab tantangan ini. Sebaliknya, 4C mendorong marketer untuk lebih empatik, adaptif, dan customer-centric hal yang sangat penting di era platform seperti media sosial, e- ommerce, dan search engine.
Kesimpulan: Evolusi yang Tak Terhindarkan
Perubahan paradigma dari 4P ke 4C bukan berarti meninggalkan nilai-nilai dasar pemasaran, melainkan mengadaptasinya dengan cara yang lebih relevan dan humanis. Dalam era digital yang serba cepat, hanya brand yang mampu memahami dan melayani konsumennya secara personal dan otentik yang akan bertahan dan berkembang.
*** Penulis, adalah dosen FEB UMSU

