Tim UM Tapsel Tanggap Darurat Bencana Kemendiktisaintek Salurkan Bantuan dan Bantu Pemulihan Korban Bencana
INFOMU.CO | Tapanuli Selatan — Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melaksanakan Program Tanggap Darurat Bencana 2025 sebagai respons cepat terhadap bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan. Program ini melibatkan berbagai perguruan tinggi sebagai mitra pelaksana di lapangan.
Salah satu perguruan tinggi yang terlibat aktif dalam program tersebut adalah Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel). Dalam pelaksanaannya, UM Tapsel menurunkan lima tim pengabdian yang bergerak langsung menelusuri lokasi-lokasi terdampak banjir dan longsor yang tersebar di berbagai desa di wilayah Tapanuli Selatan. Salah satu tim dipimpin oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UM Tapsel, Dr. Nurhamidah Gajah, S.Sos., M.AP., dengan dukungan pendanaan sebesar Rp320 juta.
Bencana yang melanda Tapanuli Selatan ini disebut sebagai salah satu bencana terbesar yang pernah terjadi di Sumatera Utara, baik dari sisi luas wilayah terdampak maupun dampak sosial yang ditimbulkan. Luasnya sebaran lokasi bencana menjadi tantangan tersendiri bagi tim relawan dalam menentukan wilayah prioritas penyaluran bantuan.
“Tiga desa yang paling berat terdampak adalah Desa Huta Godang, Desa Aek Ngadol, dan Desa Garoga. Ketiga desa tersebut kami fokuskan pada satu lokasi pengungsian, yakni Desa Batu Hula. Desa-desa ini juga menjadi pusat perhatian pemerintah dan berbagai pihak serta telah mendapatkan penanganan awal,” ujar Dr. Nurhamidah.
Selain wilayah yang telah banyak mendapat perhatian, tim UM Tapsel juga menelusuri desa-desa terdampak lain yang relatif kurang tersentuh bantuan, meskipun tingkat kerusakan yang dialami hampir sama, seperti kehilangan rumah dan kerusakan infrastruktur. Dari hasil penelusuran tersebut, tim menetapkan dua desa sebagai target utama bantuan lanjutan.
Desa pertama adalah Desa Muara Hutaraja, Kecamatan Muara Batangtoru, di mana salah satu dusunnya, Mabang Pasir, mengalami kerusakan sangat parah. “Hampir seluruh masyarakat di dusun tersebut menjadi korban, dengan lebih dari 50 persen pemukiman hancur dan terseret arus banjir,” jelasnya.
Desa kedua adalah Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, yang terdampak bencana longsor. Peristiwa tersebut mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan menyebabkan sebagian warga kehilangan tempat tinggal.
Untuk masyarakat di ketiga lokasi tersebut, tim UM Tapsel menyalurkan berbagai bantuan kebutuhan dasar, antara lain bahan makanan, air minum, serta perlengkapan memasak, mandi, dan mencuci. Bantuan diserahkan secara lengkap dan fungsional. Untuk perlengkapan memasak, tim menyediakan kompor dan tabung gas, kuali, dandang, serta rice cooker. Sementara itu, perlengkapan mandi dan mencuci meliputi ember, gayung, dan sikat.
Selain bantuan logistik, UM Tapsel juga menyediakan tenda-tenda pengungsian bagi warga terdampak di Desa Garoga, Desa Aek Ngadol, dan Desa Batu Godang sebagai tempat tinggal sementara. Penyediaan tenda ini dilakukan karena sebagian besar warga di wilayah tersebut telah kehilangan rumah dan diperkirakan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses pemulihan.
Dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, tim UM Tapsel berkolaborasi dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES). UNNES mengirimkan dosen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Dr. Henny Murtini, S.E., M.Si., yang turut membantu mengatur pendistribusian bantuan logistik ke posko dan lokasi-lokasi pengungsian agar penyaluran berjalan tertib dan tepat sasaran.
UM Tapsel juga berkolaborasi dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Padangsidimpuan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam menggalang bantuan yang berasal Cocporate Social Responsibility (CSR). Bantuan dari CSR tersebut disalurkan dalam bentuk barang-barang kebutuhan yang diberikan langsung kepada para korban bencana dan program pemulihan setelah masa tanggap darurat.
UM Tapsel dan Unnes juga berkolaborasi dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Padangsidimpuan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam memperoleh dukungan dari SKK Migas/KKKS. Dukungan tersebut disalurkan dalam bentuk barang-barang kebutuhan yang diberikan langsung kepada para korban bencana pada masa darurat bencana dan program pemulihan setelah masa tanggap darurat.
Tidak hanya fokus pada bantuan fisik, tim UM Tapsel juga memberikan paket makanan bergizi dan juga layanan terapi psikososial (psychosocial support), terutama kepada anak-anak korban bencana. Kegiatan ini dilakukan melalui berbagai aktivitas edukatif dan rekreatif untuk membantu anak-anak mengurangi trauma pascabencana, memulihkan rasa aman, serta menumbuhkan kembali keceriaan dan semangat mereka.
Menurut Dr. Nurhamidah, penanganan aspek psikososial menjadi bagian penting dalam proses pemulihan pascabencana. “Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan mengalami trauma. Karena itu, selain bantuan logistik, kami juga berupaya memulihkan kondisi psikologis mereka agar dapat kembali beraktivitas secara normal,” ujarnya.
Melalui keterlibatan aktif dalam Program Tanggap Darurat Bencana Kemendiktisaintek 2025, UM Tapsel berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membantu masyarakat terdampak sekaligus mendukung proses pemulihan sosial pascabencana. “Kami berharap bencana ini segera berlalu dan masyarakat Tapanuli Selatan dapat bangkit serta pulih kembali,” pungkasnya. (arifana)
