Jakarta, InfoMu.co – Kasus Naegleria fowleri atau biasa dikenal amoeba pemakan otak menyedot perhatian usai Korea Selatan mencatat kematian pertama dari penyakit tersebut pada Senin (26/12).
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (Korea Disease Control and Prevention Agency/KDCA) membeberkan pasien berusia 50 tahun asal Negeri Ginseng itu meninggal tak lama setelah pulang dari Thailand.
Korsel Catat Kematian Pertama Kasus amoeba Pemakan Otak
Naegleria fowleri adalah amoeba atau organisme hidup bersel tunggal yang hidup di tanah dan air tawar hangat. Mereka hidup di tempat seperti mata air panas, danau, dan sungai, di seluruh dunia.
Berdasarkan jurnal dari Infectious Diseases Society of America (IDSA) memaparkan setidaknya ada 381 kasus Naegleria fowleri di seluruh dunia terhitung sejak 1937-2020 dan hanya tujuh kasus yang selamat. Sebanyak 154 lebih kasus tercatat di Amerika Serikat.
Sebagian besar pasien terinfeksi amoeba ini setelah berenang atau menyelam di danau dan kolam serapan air.
Infeksi amoeba pemakan otak ini memang langka namun mematikan. Tingkat kematian di antara orang-orang yang terinfeksi Naegleria fowleri itu mencapai 95 persen.
amoeba menginfeksi seseorang dengan cara menghirup lewat hidung dan masuk ke otak.
KDCA menjelaskan gejala awal penyakit ini mungkin berupa sakit kepala, demam, mual atau muntah, dan gejala lain yang menyebabkan sakit kepala parah serta kaku leher.
Masa inkubasi Naegleria fowleri biasanya berlangsung dua hingga tiga hari dan paling banyak sampai 15 hari, demikian dikutip Korea Herald.
Berikut deret negara yang mencatat kasus amoeba pemakan otak.
1. Korea Selatan
KDCA mengatakan pasien tersebut kembali ke Korsel pada 10 Desember setelah empat bulan bertugas di Thailand.
Sehari usai tiba di Korsel atau pada 11 Desember, laki-laki itu dibawa ke rumah sakit dan meninggal pada 21 Desember.
Badan kesehatan Korsel itu juga melakukan tes genetik terhadap tiga jenis patogen penyebab Naegleria fowleri untuk memastikan penyebab kematian.
Berdasarkan hasil tes gen dalam tubuh laki-laki itu 99,6 persen mirip dengan yang ditemukan di pasien meningoensefalitis amoeba primer (primary amoebic meningoencephalitis/PAM) yang disebabkan oleh Naegleria Fowleri.
2. Amerika Serikat
Setiap tahun Amerika Serikat (AS) melaporkan sekitar tiga kasus amoeba pemakan otak.
Menurut perhitungan Insider, setidaknya ada empat kasus Naegleria fowleri.
Satu kasus terdeteksi di Florida pada Juli. Di bulan yang sama, satu penduduk Missouri meninggal usai berenang di Danau Iowa.
Hasil tes di Danau Tiga Api kemudian mengungkap keberadaan Naegleria fowleri di perairan barat daya Iowa.
Pejabat Iowa sebelumnya tak mendeteksi amoeba di negara bagian itu. Namun, beberapa pihak menduga mungkin saja ada amoeba di danau itu di tahun-tahun sebelumnya.
Pada Agustus, Nebraska juga mencatat kasus kematian terhadap anak kecil imbas penyakit tersebut.
Anak itu sakit usai berenang di Sungai Elkhorn di Omaha. Pemerintah kemudian mengonfirmasi amoeba pemakan otak menginfeksi bocah tersebut. Infeksi Naegleria fowleri juga terjadi di Arizona.
3. Pakistan
Pada Mei lalu, Pakistan juga mencatat kematian yang disebabkan Naegleria fowleri. Pasien itu berusia 59 tahun dari Distrik Keamari.
Departemen Kesehatan mencatat sejak 2011, ibu kota Sindh, Karachi, melaporkan 90 orang meninggal terinfeksi meningoensefalitis amoeba primer (primary amoebic meningoencephalitis/PAM) yang disebabkan Naegleria Fowleri, demikian dikutip Out Break News Today. (cnn)