• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Selamat Hari Manggrove

Hadriman Khair, S.P., M.Sc.

Selamat Hari Manggrove

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
27 Juli 2021
in Lingkungan
86

SELAMAT HARI MANGROVE
Oleh Hadriman Khair, S.P., M.Sc.

Tanggal 26 Juni di jadikan sebagai Hari Internasional untuk Konservasi Ekosistem Mangrove.   Hal ini di adopsi dari konfrensi Umum UNESCO Tahun 2015.  Hari Mangrove ini dikumandangkan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di dunia ini akan pentingnya ekosistem mangrove sebagai “ekosistem yang unik, khusus dan rentan” serta memperkenalkan berbagai solusi di dalam mengelola mangrove agar berkelanjutan pada konservasi dan penggunaannya.

Di Indonesia, Luas Ekosistem mangrove sekitar 3,31 juta hektar atau 24 % dari total mangrove dunia. Namun sekitar 637 ribu ha mangrove Indonesia termasuk dalam kategori kritis. Inilah yang menyebabkan, Indonesia menjadi pusat perhatian dunia terkait dengan penyelamatan dan konservasi hutan mangrove.

Pemerintah Indonesia sangat serius untuk melakukan pengelolaan Ekosistem Mangrove ini. Hal ini terlihat dengan menambahkan kata mangrove di tahun 2020 tepatnya pada tanggal 23 Desember  ketika terjadi pergantian pimpinan pada salah satu Institusi Pemerintah, yang sebelumnya bernama Badan Restorasi Gambut (BRG) menjadi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.

Diterbitkannya  Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia menjadi lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 nomor 298 memiliki beberapa tugas.  Salah satunya adalah Melaksanakan percepatan rehabilitasi mangrove pada 9 Provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat.

Ekosistem mangrove merupakan mata rantai utama yang berperan sebagai produsen dalam jaringan makanan ekosistem pantai. Ekosistem ini memiliki produktivitas yang tinggi dengan menyediakan makanan berlimpah bagi berbagai jenis hewan laut dan menyediakan tempat berkembang biak, memijah, dan membesarkan anak bagi beberapa jenis ikan, kerang, kepiting, dan udang. Berbagai jenis ikan baik yang bersifat herbivora, omnivora maupun karnivora hidup mencari makan di sekitar mangrove terutama pada waktu air pasang.

Pada umumnya formasi tanaman pada ekosistem mangrove di dominasi oleh tanaman bakau. Oleh karena itu istilah bakau digunakan hanya untuk jenis-jenis tumbuhan dari genus  Rhizopora.  Sedangkan  istilah  mangrove  dipergunakan untuk komunitas pohon-pohonan atau rumput-rumputan yang tumbuh di kawasan pesisir maupun untuk individu jenis tumbuhan lainnya yang tumbuh dan berasosiasi dengannya.  Namun formasi  tanamannya dipengaruhi oleh adanya pasang-surut air laut dengan keadaan tanah yang anaerobik.

Ekosistem Mangrove yang terkelola dengan baik akan bisa mengendalikan perubahan iklim global.  Hal ini dikarenakan ekosistem mangrove memiliki kemampuan untuk menyimpan cadangan karbon 4-5 kali lebih besar dibandingkan hutan daratan. Tegakan mangrove, melalui proses fotosintesis menyerap karbon dioksida dari atmosfer yang diubahnya menjadi karbon organik dalam bentuk biomassa. Pelestarian hutan mangrove sangat penting dilakukan dalam mitigasi perubahan iklim global, karena tumbuhan mangrove mampu menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi karbon organik yang disimpan dalam biomassa tubuhnya, seperti akar, batang, daun, dan bagian lainnya.

Hal lain yang perlu kita pahami adalah bahwa Ekosistem Mangrove melalui Hutan Mangrovenya memiliki peran untuk mencegah erosi dan abrasi pantai serta intrusi air laut. Intrusi air laut adalah masuk atau menyusupnya air laut kedalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung didalamnya,  Proses masuknya air laut mengganti air tawar disebut sebagai intrusi air laut.

Berbagai aktifitas yang dapat merusak ekosistem mangrove antaralain adanya alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak ilegal, perkebunan, pemukiman serta penebangan mangrove untuk dijadikan kayu bakar dan bahan baku arang. Aktifitas tersebut  harus kita pahami akan dapat merusak dan mengganggu keberlangsungan hidup mahluk hidup yang ada di dunia ini.  Mudah-mudahan dengan memperingati hari Mangrove ini akan menyegarkan ingatan kita akan pentingnya keberlangsungan hutan mangrove bagi kehidupan kita dan generasi penerus di  muka bumi ini. Semoga.

Penulis, Hadriman Khair, S.P., M.Sc.

Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup PWM SUMUT, Sekretaris PCM Teladan dan Dosen Fakultas Pertanian UMSU

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: ekosistemhutanmanggrove
Previous Post

Penanganan Covid Tahun Kedua, Membuat Muhammadiyah Kecewa

Next Post

WHO, Pandemi Belum Akan Berakhir, Vaksinasi Masih Rendah

Next Post
WHO, Pandemi Belum Akan Berakhir, Vaksinasi Masih Rendah

WHO, Pandemi Belum Akan Berakhir, Vaksinasi Masih Rendah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.