Padangsidimpuan, InfoMu.co – Rektor Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel) Muhammad Darwis, menghadiri acara pertemuan antara Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Sumatera Utara dengan Kamar Dagang Indonesia Se-Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) (27/10). Pertemuan yang berlangsung di kampus Aufa Royhan Jl. Raja Inal Siregar Batunadua Julu, Padangsidimpuan, membahas tentang kerjasama dan kolaborasi antara dunia pendidikan dan dan dunia usaha.
Hadir dalam pertemuan tersebut, ketua APTISI Sumut Dr. HM. Isa Indrawan dan sekretaris APTISI Sumut Supriyanto. Dan dari utusan Kadin Se-Tabagsel hadir ketua Kadin Padangsidimpuan Zulpan Tambunan, Kadin Tapsel Rahmad Saleh Harahap, Kadin Paluta Hidayat Siregar, Kadin Palas Moris Sarkawi Harahap dan Kadin Madina Bahran Saleh.
Pada pertemuan tersebut, Ketua Aptisi Sumut Isa Hendrawan memaparkan bahwa perlu ada tindak lanjut dari keinginan untuk berkolaborasi antara dunia pendidikan atau akademisi dengan dunia usaha dalam hal ini pengusaha. “Pada tahun 2019 APTISI Sumut dan KADIN Sumut pernah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia usaha, jadi inilah bentuk tindak lanjut dari kesepahaman tersebut”, jelasnya.
Menurut Isa sudah seharusnya dunia Pendidikan dan dunia usaha harus saling mendukung demi kemajuan bangsa. Karena bagaimana pun, tujuan dari perguruan tinggi adalah mencetak manusia yang siap berdaya di dunia usaha. “Kalau tidak ada dukungan dari dunia usaha, dalam pekerjaan misalnya, maka yang ada nanti Perguruan tinggi akan mencetak pengangguran”, jelasnya lagi.

Rektor UM Tapsel yang juga sebagai wakil sekretaris APTISI Sumut Muhammad Darwis didampingi oleh WR I UM Tapsel Aisyah Nurmi yang juga merupakan pengurus APTISI Sumut, memaparkan beberapa pandangannya tentang kerjasama yang dimaksud. Dia juga menjelaskan beberapa permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat yang menjadi peluang serta tantangan bagi dunia pendidikan.
“Kemarin kami baru melepas mahasiswa KKN untuk ditempatkan di desa di wilayah Kabupaten Madina, dan fokus kami adalah bagaimana membantu pemerintah untuk memberantas Stunting”. Karena menurutnya, angka stunting di Kabupaten Madina berdasarkan keterangan bupati Madina termasuk tinggi.
Makanya menurut dia lagi, perlu diadakan kajian mendalam mengapa permasalahan tersebut bisa terjadi. “Dan hal tersebut memerlukan bantuan dari kita dunia pendidikan dan dunia usaha, kami (akademisi) membantu dalam hal penelitian, dan bapak sekalian (pengusaha) membantu uang, misalnya”, tutup Darwis.
Para perwakilan KADIN Se-Tabagsel yang hadir pada pertemuan tersebut menyambut baik saran yang diberikan oleh Rektor UM Tapsel dan perwakilan APTISI Sumut lainnya. Mereka juga sangat membutuhkan bantuan dari para akademisi di dunia pendidikan. “Kami pun sepakat apa yang di sampaikan dari bapak-bapak APTISI. Kita memang perlu melakukan kajian atas persoalan yang ada di masyarakat, khususnya yang berada di wilayahTabagsel”, kata ketua KADIN Palas Moris Harahap.
“Nanti dari hasil kajian tersebut, bisa kita ambil langkah apa yang tepat kita lakukan dalam hal pembangunan bagi masyarakat daerah tersebut”, jelasnya lagi. Moris menyatakan bahwa dirinya dan juga KADIN Se-Tabagsel siap menjadi Mitra akademis dan membantu kegiatan bersama yang akan dilakukan nantinya. (arifana)