• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Sejarah Muhammadiyah Cabang Percut Sei Tuan

Refleksi Krisis Kaderisasi di Akar Rumput Menambal Lubang Regenerasi Muhammadiyah

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
27 Mei 2025
in Opini
0

Refleksi Krisis Kaderisasi di Akar Rumput Menambal Lubang Regenerasi Muhammadiyah

(Tulisan ke-Lima dari Beberapa Tulisan)

Oleh: Amrizal., S.Si., M.Pd

(Wakil Ketua MPK SDI PWM Sumatera Utara/Ketua PCM Percut Sei Tuan/ Dosen UNIMED)

 

Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi dakwah yang kuat dalam sistem, luas dalam amal usaha, dan kokoh dalam gerakan pembaruan. Namun, ada satu fakta getir yang saat ini tidak bisa lagi kita sembunyikan: keroposnya regenerasi dan lemahnya kaderisasi di tingkat cabang dan ranting. Makin ke bawah, makin jelas tanda-tanda bahwa arus regenerasi mulai tersumbat. Bukan hanya tidak ada calon pimpinan yang siap, tetapi yang muncul sebagai pimpinan adalah mereka yang tidak dipersiapkan sebagai kader ideologis Muhammadiyah. Mereka hadir karena “kebetulan”  sering di masjid, karena sudah pensiun, dan karena tidak ada pilihan lain. Maka
lahirlah pimpinan cabang atau ranting yang berjalan tanpa visi, tanpa strategi, dan bahkan tanpa pemahaman yang utuh tentang Muhammadiyah.

Lemahnya Ideologi, Kuatnya Ego: Sebuah Kombinasi Berbahaya Kondisi ini berbahaya. Pimpinan yang lemah secara ideologi cenderung memimpin berdasarkan selera, bukan nilai. Akibatnya, keputusan organisasi menjadi personal. Musyawarah tidak lagi jadi ruang mencari hikmah, tetapi arena mempertahankan posisi dan harga diri. Ketika konflik muncul, tidak ada mekanisme penyelesaian yang sehat karena nilai-nilai ideologis telah tercerabut dari proses kepemimpinan. Maka yang terjadi adalah konflik tak berkesudahan, pecahnya jamaah, bahkan matinya ranting.

Hal ini sangat disayangkan, karena seharusnya ranting dan cabang adalah titik paling vital dalam penguatan gerakan akar rumput Muhammadiyah.

Regenerasi yang Terputus di Dalam Rumah Sendiri
Ironisnya, krisis regenerasi ini juga dipicu oleh gagalnya kaderisasi di dalam keluarga para pimpinan Muhammadiyah sendiri. Banyak pimpinan yang tidak melibatkan anak-anaknya dalam organisasi. Muhammadiyah berhenti di ayah atau ibunya, tidak menetes ke generasi berikutnya. Ada pula realita pahit bahwa suami-istri dalam keluarga Muhammadiyah tidak sevisi dalam organisasi. Suaminya aktif di Muhammadiyah, istrinya tidak mau aktif di Aisyiyah. Atau sebaliknya. Akibatnya, anak-anak tumbuh tanpa teladan ideologis yang utuh, dan mereka pun tidak mengenal Muhammadiyah secara mendalam. Padahal keluarga adalah basis kaderisasi paling awal dan paling kuat. Jika keluarga pimpinan saja tidak mengenalkan nilai-nilai Muhammadiyah, maka regenerasi akan mandek sejak dari rumah.

Apa yang Harus Dilakukan?
Menghadapi kenyataan ini, Muhammadiyah tidak bisa tinggal diam. Ada beberapa langkah strategis dan sikap yang harus diambil oleh kader dan pimpinan Muhammadiyah agar tidak kehilangan generasi dan kekuatan ideologisnya:

1. Menghidupkan Kembali Kaderisasi Keluarga
Keluarga kader harus menjadi pabrik utama pembentukan kader ideologis Muhammadiyah. Pimpinan wajib mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai Muhammadiyah kepada anak- anaknya, bukan hanya secara teoritis, tapi melalui keteladanan. Pimpinan juga harus ikhlas mewakafkan anak-anaknya untuk berjuang di Muhammadiyah, sebagaimana mereka sendiri pernah menjadi hasil dari kaderisasi generasi sebelumnya. Ini adalah bentuk jihad ideologis keluarga. ” Dan hendaklah kamu takut kepada Allah terhadap anak-anak yang lemah, yang khawatir terhadap (nasib) mereka. Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”  (QS. An-Nisa: 9)

Ayat ini menjadi pengingat bahwa tanggung jawab mendidik dan membekali anak bukan hanya agar mereka sukses secara duniawi, tapi agar mereka siap melanjutkan perjuangan.

2. Membangun Kesadaran Ideologis Pimpinan Cabang dan Ranting
Pimpinan Muhammadiyah di cabang dan ranting harus difasilitasi dengan pembinaan ideologis secara terus menerus, bukan hanya pelatihan teknis administratif.
 Harus ada Darul Arqam khusus untuk pimpinan cabang dan ranting yang digelar
secara rutin.
 Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani perlu membentuk mentor
kaderisasi yang turun langsung ke basis.
 Materi-materi SPM harus dibumikan dalam kehidupan kepemimpinan sehari-hari, bukan
hanya dibaca saat pelatihan.

3. Memperkuat Kesadaran Kolektif Akan Pentingnya Regenerasi
Muhammadiyah harus berani melakukan refleksi dan penataan ulang terhadap proses suksesi kepemimpinan. Setiap pimpinan harus menyadari bahwa menjabat bukanlah tujuan, melainkan sarana mencetak kader baru.
“Kita boleh membangun rumah sakit dan sekolah, tapi jika tidak membangun kader, semua itu akan menjadi bangunan kosong.”— Buya Ahmad Syafii Maarif

4. Mencegah Konflik Melalui Pendidikan Organisasi dan Spirit Keteladanan
Konflik internal sering terjadi karena pemahaman yang lemah terhadap tata kelola organisasi dan nilai bermuhammadiyah. Oleh karena itu:
 Harus ada pelatihan resolusi konflik berbasis nilai Islam dan Musyawarah
Muhammadiyah.
 Setiap pimpinan harus diberi pemahaman bahwa berorganisasi adalah amanah dan
ibadah, bukan ruang mempertahankan ego.

” Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih…” (QS. Al-Hujurat: 10)

Menjaga Gerakan, Menjaga Generasi
Jika kaderisasi keluarga mati, dan regenerasi cabang dan ranting rapuh, maka jangan heran jika suatu hari Muhammadiyah hanya tinggal nama. Kini, tanggung jawab ada di pundak kita semua, terutama para pimpinan, untuk menjadikan keluarga sebagai ladang kaderisasi, organisasi sebagai rumah pertumbuhan ideologi, dan
komunitas sebagai ruang pembelajaran nilai.

Muhammadiyah tidak akan runtuh oleh tekanan luar, tetapi bisa keropos dari dalam jika kita abai terhadap regenerasi. Maka, sebelum semuanya terlambat, mari kita bangkit menambal lubang-lubang kaderisasi yang selama ini kita biarkan terbuka. ” Jika kader adalah nyawa gerakan, maka mewariskan kader ideologis adalah bentuk tertinggi dari cinta kita kepada Muhammadiyah.”
Wallahu a’lam bish-shawab

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: amrizalkaderopini
Previous Post

Kerancuan Analisis Fikih Periset BRIN & Anggota THR Kemenag RI : Tanggapan atas Artikel “Kerancuan Konsep Waktu Ibadah KHGT”

Next Post

Prof. Ma’mun Murod Kembali Pimpin Universitas Muhammadiyah Jakarta

Next Post
Prof. Ma’mun Murod Kembali Pimpin Universitas Muhammadiyah Jakarta

Prof. Ma’mun Murod Kembali Pimpin Universitas Muhammadiyah Jakarta

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.