• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Ramadan Karim (1): Perbuatan yang Harus Dihindari Selama Berpuasa

Ramadan Karim (2): Jalan Menuju Tuhan Lewat Ramadan

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
23 Maret 2023
in Kolom
0

Ramadan Karim (2): Jalan Menuju Tuhan Lewat Ramadan

Oleh : Adam Chairivo, Jurnalis InfoMu

Hari menjelang siang dengan terik sudah mengelilingi bumi dan seiisinya. Utam sedari tadi melihat kaca jendela busnya tanpa berpaling sedikitpun. Hari ini adalah kali pertama ia pulang ke kampung halamannya setelah menempuh pendidikan di Kota Provinsi. Ia sudah 4 tahun merantau, selama itu juga ia tak pulang karena berat di ongkosnya.

Sepanjang jalan ia melihat banyak lahan sawit yang dulunya adalah persawahan. Ia teringat masa kecilnya yang dulu sering bermain di sawah sembari membantu neneknya. Utam kadang memancing belut  dan mencari ikan-ikan kecil di sekitar sawah. Apesnya kadang bertemu dengan ular lalu ia dengan teman – temannya lari terbirit – birit seperti dikejar jin iprit.

Ingatan masa kecil yang sudah tak akan Utam dapatkan lagi. Karena lamunan itu tak terasa bis sudah sampai ke terminal kecil yang ada di pinggir jalan. Utam harus menaiki ojek pangkalan untuk masuk ke dalam kampungnya. Kira – kira 2 jam lagi baru ia sampai ke rumah yang ia sangat rindukan. Jalan berbatu dan berdebu di lewati dengan sabar, kadang matanya harus memerah dan berair karena terkena abu dari ban truk – truk sawit .

“Jalannya kok jadi begini wak?” Kata Utam pada Wak Mat tukang ojek dari kampungnya.

“Loh yang buat beginikan truk – truk dari perkebunan yang ada di dalam. Muatannya kadang berlebihan sampai meninggalkan lubang – lubang. Pas lagi musim penghujan lagi Tam, kayak lumpur jalannya.”

Utam hanya diam sambil memahami bagaimana jalan kampung yang dulunya baik tanpa ada kendala, kini harus menjadi seperti ini. Kanan kiri sudah tidak ada pesawahaan seperti saat dia pergi meninggalkan rumah untuk sekolah. Sekarang sudah menjadi perkebunan milik swasta, terpaksa Utam harus makan abu sepanjang jalan menuju ke rumahnya.

“SELAMAT DATANG DI DESA AEK MENGALIR.” Tulisan pada gapura kampung halaman Utam. Gapuranya sudah di hiasi dengan ornamen – ornamen khas Ramadan. Selain rindu dengan kampung halamannya, tujuan Utam pulang juga untuk menemani Ramadan sang nenek yang sudah sepuh.

Sepanjang jalan menuju rumahnya Utam melihat masyarakat desa yang ramai saling bahu membahu membersikan desa karena akan menyambut bulan yang penuh berkah, bulan suci Ramadan yang selalu ditunggu kehadirannya. Bapak – bapak bergotong royong membersihkan masjid, sajadah panjang dikeluarkan dan dipukul – pukul agar debunya hilang. Anak – anak juga membantu dengan mempersiapkan bambu yang akan dijadikan obor sebagai penerangan di malam hari. Maklum saja, desa Utam termasuk desa yang jauh dari peradaban jadi kadang aliran listrik di desa tersebut dipadamkan dengan alasan yang tak mereka ketahui.

Utam melihat para remaja yang memasang spanduk “Selamat datang bulan Ramadan. Utam lalu berhenti di sana, ia ingin menyapa Mbah Riep, seorang guru bagi Utam namun dianggap sedeng bin gila oleh warga.

“Ngapain Mbah?” Tanya Utam sambil menyalam tangan Mbah Riep.

“Ini lagi nunggu orang ini masang spanduk.”

“lah kan udah terpasang Mbah?.” Tanya Utam lagi dengan nada heran kepada Mbah Riep

“Belum, apapulak terpasang!!.”

“Lah itu apa mbah?.” Tunjuk Utam ke arah spanduk yang sudah terpasang rapi.

“Itu tulisan tok. Dari tahun ke tahun juga ada gak pernah berubah.”

Utam bingung dan heran dengan maksud Mbah Riep seperti apa. Dalam hatinya masak iya harus memahami kata – kata orang seperti Mbah Riep ini.

“Dari tahun ke tahun gak ada perubahan spanduk menyambut selamat datang Ramadan hanya terpasang di masjid.” Kata Mbah Riep tiba – tiba sambil memandang ke spanduk masjid. Ia lalu memandang ke toa masjid dan tak lama setelah itu azan berkumandang menandakan waktu ashar telah tiba.

Para jamah mulai berdatangan namun tak banyak karena yang lain sedang sibuk membersihkan pelataran rumah untuk menyambut Ramadan. Beberapa ibu – ibu masih sibuk menyiapkan cemilan dan minuman untuk para warga yang sedang bergotong royong, bapak – bapak juga masih ada yang sedang merokok sambil beristirahat dan tak menghiraukan panggilan Tuhan untuk beribadah. Utam lalu masuk ke masjid dan melaksanakan shalat ashar yang hanya di isi oleh 4 orang saja yaitu Pak Muis selaku Ketua BKM Masjid, Wak Udin tukang bakso bakar, Utam dan satu anak kecil yang Utam tidak mengenalinya.

Selesai shalat Utam masih melihat Mbah Riep berdiri diam dengan potongan khasnya sarung kotak – kotak coklat, berjanggut putih dan berkaus singlet. Utam kembali mengampiri Mbah Riep sekaligus ingin jalan pamit pulang ke rumahnya namun Mbah Riep kembali nyeletuk aneh.

“Mereka hanya menyambutnya dengan suka ria, tapi tidak dengan hatinya. Tak ada tulisan di spanduk itu di dalam hati mereka. Mereka berpura – pura kok aku yang gila.” Kata Mbah Riep sambil cekikikan dan lari meninggalkan Utam sebelum Utam pamit kepadanya.

Namun Utam terketuk dan sadar dengan apa yang dikatakan Mbah Riep dan dialog yang mereka lakukan sebelum dan sesudah shalat. Ia merasa bahwa menyambut Ramadan hanya dilakukan secara tradisi dan seremonial saja. Mempersiapkan untuk euforianya karena terbiasa sejak lama. Tapi ketika Allah benar – benar memanggil kita sebelum menyambut bulan yang penuh berkah dengan beribadah mereka tak datang dan menyerukan “Selamat datang Ramadan.” Hati Utam terus gelisah jajangan Ia hanya berburuk sangka kepada para tetangganya yang enggan beribadah tapi masih mau mempersiapkan hal – hal untuk menyambut bulan yang suci ini.

Utam lalu berjalan menuju rumahnya yang tak jauh dari masjid sambil terus memikirkan apa yang dikatakan Mbah Riep. Ia ingin menyambut Ramadan di hatinya bukan hanya menyambut bulan yang penuh berkah ini dengan seremonial saja. (Adam Chairivo, Jurnalis InfoMu, Alumni FEB UMSU)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: adam chairivoramadan karim
Previous Post

OIF UMSU Fasilitasi Pemantauan Hilal Pemerintah Kota Medan, Walikota Hadir

Next Post

6 Fakta Pertemuan Israel-Palestina di Mesir Jelang Ramadhan, Ada AS dan Yordania

Next Post
6 Fakta Pertemuan Israel-Palestina di Mesir Jelang Ramadhan, Ada AS dan Yordania

6 Fakta Pertemuan Israel-Palestina di Mesir Jelang Ramadhan, Ada AS dan Yordania

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.