Medan, InfoMu.co – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Medan Estate menyelenggarakan Shalat Khusuf sebagai rangkaian dari terjadinya fenomena alam berupa Gerhana bulan. Penyelenggaraan shalat sunnah khusuf dilaksanakan di masjid Taqwa al-Qullaib, Muhammadiyah Ranting Medan Estate, di Jalan Juang 45 no.08 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Shalat sunnat Khusuf ini dilaksanakan secara berjama’ah pada Rabu 26/5, ba’da Sholat maghrib hingga menjelang waktu isya, dengan imam shalat sekaligus khatib Ustadz M. Syafii.
Dalam tausiyahnya Ustadz M. Syafii menyampaikan, bahwa fenomena alam yang menarik dan terbilang langka ini melahirkan macam-macam mitologi di berbagai belahan bumi. Di Indonesia, khususnya Jawa, dahulu orang-orang menganggap bahwa gerhana bulan terjadi karena ada Batarakala alias raksasa jahat memakan rembulan, sehingga kemudian mereka beramai-ramai memukul kentongan pada saat gerhana untuk menakut-nakuti dan mengusir Batarakala.
Kepercayaan tersebut adalah mitos atau takhayul, yang salah satu penyebabnya adalah karena pengetahuan masyarakat tentang alam masih sederhana dan jiwa mereka masih diliputi oleh keyakinan paganis atau penyembahan kepada dewa.
Dahulu orang Romawi memberi nama hari-hari mereka dengan nama dewa-dewa yang mereka sembah dan agungkan. Sunday: hari untuk menyembah dewa matahari, Monday: hari untuk menyembah dewa rembulan. Saturday: hari untuk menyembah dewa Saturnus. Kemudian Islam melenyapkan mitologi tersebut dengan memberi nama hari berdasarkan urut-urutannya, Ahad, isnain, tsulatsa’, arbi’a’, khamis, jumu’ah, dan sabtu.
Semua peristiwa alam yang terjadi ini sesungguhnya tiada lain merupakan bukti kebesaran Allah. Maka yang harus dilakukan pada saat kita melewati fenomena alam gerhana ini adalah dengan melakukan shalat khusuf, memperbanyak mendekatkan diri pada Allah, dan memperbanyak berinfaq dan shadaqah, serta amalan-amalan dan ibadah lainnya. (dsf/nkd)

