Pesantren Kilat Ramadhan MUI: Momentum Perkuat Akhlak Bangsa
Jakarta, InfoMu.co – Romo panggilan akrab H. R Muhammad Syafii, SH, M.Hum wakil Menteri Agama RI mengawali ceramah sebagai pembicaraan kunci dengan perkenalan anak ketiga dari 5 bersaudara dari pasangan suami istri H. Raden Sanusi dan Hj. Latifah Hanum. Pendidikan terakhir lulus Doktor cumlaud di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran Jakarta. Romo menikah dengan Dra Khairina Rosita sudah almarhumah dan dikaruniai 7 anak dengan 7 cucu. Ia mengisahkan akhir pendidikan Cumlaude yakni predikat pujian yang diberikan kepadanya karena nilai dan selesai tepat waktu. Menurutnya salah satu kunci sukses karena melaksanakan sejumlah perintah dan larangan Allah dalam al-Qur’an dan Hadis mengandung banyak hikmah, karena itu, manusia sebagai makhluk ciptaan Allah harus patuh atas perintah Allah. Ia melanjutkan ceramah dengan membaca ayat al-Qur’an At-Taubah · Ayat 111:
۞ اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ
Artinya :
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan surga yang Allah peruntukkan bagi mereka. Artinya ketika orang beriman telah di belia Allah, maka manusia beserta hartanya merupakan milik Allah. Seluruh aturan Allah agar manusia memperoleh sukses dalam hidup di dunia menuju kebahagiaan di akhirat. Hal ini disampaikan dalam pesantren kilat Ramadhan 1446 H kerjasama Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI dengan YP IPPI Jakarta (20/3/25).
Hadir sekjen MUI Dr.Amirsyah Tambunan mengatakan bahwa tugas dan tanggung jawab MUI; pertama, menjadi pelayan umat (khodimul umah) melalui dunia pendidikan; kedua, melindungi umat (himayatul ummah) dari penyalahgunaan hanphone dengan tujuan agar umat kuat (taqwiyatul ummah) dalam menghadapi tantangan teknologi. Tugas dan tanggung jawab tersebut dilakukan bermitra bersama pemerintah (sodiqul hukumah). Hal ini semata-mata dilakukan berdasarkan nilai-nilai wasathiyatul Ialam dengan sepuluh ciri-ciri dari Islam Waasathiyah yaitu: tawasut (pertengahan/jalan tengan), tawazun (seimbang), adalah (adil, lurus), syura (musyawarah), musawah (persamaan dearajat kemanusiaan), tasamuh (toleransi), aulawiyah (prioritas), islahiyah (memperbaiki), tathowwur wa ibtikar (dinamis dan inovatif), tahadur (berkeadaban).
Pihak MUI sangat berharap agar siswa menjadi duta akhlak bangsa guna mempersiapkan masa depan bangsa yang lebih baik baik pada elite dan pemimpin bangsa yang menjadi contoh bagi seluruh anak bangsa. MUI menaruh perhatian yang sungguh-sungguh untuk menyelamatkan bangsa melalui akhlak atau etika dan moral bangsa melalui pelatihan yang dilakukan Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) MUI pungkasnya.
Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Ulama (KPK) MUI Prof. Dr.Armai Arif menegaskan agar peserta yang mengikuti Sanlat sejumlah 400 orang dapat menambah pengetahuan dan memperkuat iman dan taqwa sebagian bukal bagi siswa pada depan yang lebih baik. Hadir juga kepada sekolah dan seluruh jajaran nya beserta siswa yang penuh antusias beserta nara sumber antara lain staf Ahli Kemendikdasmen Bidang Teknologi Pendidikan. Prof. Dr. H. Biyanto, M.Ag dan nara sumber lainnya (***)

