• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Peradaban Tidak Lahir dari Budaya Ngobrol, Tapi dari Budaya Baca Tulis

Peradaban Tidak Lahir dari Budaya Ngobrol, Tapi dari Budaya Baca Tulis

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
10 April 2023
in Uncategorized
0

Jakarta, InfoMu.co – Menurut Program for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh OECD, Indonesia menjadi bagian dari 10 negara yang memiliki tingkat literasi rendah di tahun 2019, yakni di peringkat 62 dari 70 negara.

Minimnya minat baca ini, kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, berasal dari kuatnya tradisi lisan masyarakat Indonesia untuk bercengkerama. Hampir setiap suku memiliki tradisi ‘ngobrol’ dalam istilahnya masing-masing.

“Orang Indonesia itu kan paling suka ngobrol kan? kayak heboh aja. Kalau ngobrol yang penting enggak apa-apa, tapi kadang-kadang ngobrolnya enggak penting sehingga orang Indonesia itu di mana-mana kan ngobrol,” jelas Mu’ti dalam program Kolak TvMu bertajuk “The Power of Reading”, Kamis (6/4).

Kenyataan ini kata dia harus mulai diubah dengan menggerakkan masyarakat kepada budaya yang lebih produktif, yaitu budaya membaca berbagai hal yang positif dari bacaan yang ringan, lalu meningkat ke karya sastra, buku filsafat, atau hasil penelitian.

“Sehingga karena itu maka membaca itu juga tidak harus banyak tidak harus banyak, yang penting rutinitasnya itu rutinitas membaca sehingga karena itu maka kalau kita punya kebiasaan membaca maka kita akan menjadi orang yang senantiasa mengupdate ilmu,” ujarnya.

Mengubah kebiasaan memang berat, namun kata Mu’ti, bangsa Indonesia harus memulainya, lebih-lebih bagi umat Islam dan warga Muhammadiyah. Surat Al-Alaq ayat 1-5 kata dia adalah inspirasi dan dorongan agar umat Islam menjadi masyarakat ilmu atau komunitas terdidik.

“Kemudian, membaca itu juga memikirkan, merenungkan. Sehingga dalam proses membaca itu tidak sekedar reading out loud ya, tidak sekadar kita membaca sesuatu dengan dengan keras gitu, tetapi kita membaca yang kita tuh memikirkan ini maksudnya apa? bacaan ini isinya apa? maknanya apa? dan itu menjadi bagian dari proses membaca,” terang Mu’ti.

Jika membaca telah menjadi kebiasaan masyarakat, Mu’ti percaya bangsa Indonesia akan lebih mudah maju dan bersaing sebagai bangsa yang lebih beradab. Sebaliknya jika masyarakat masih kuat dalam tradisi ngobrol dan minim literasi, maka posisi Indonesia akan sulit bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

“Kalau orang itu bicara terus, omdo, omong doang, memang tidak menimbulkan dan tidak melahirkan jejak-jejak budaya dan peradaban sehingga karena itu maka perintah membaca menjadi bagian dari tonggak penting bagaimana peradaban Islam dibangun dan bagaimana peradaban manusia itu menjadi bagian dari proses yang konstruksinya dalam budaya masyarakat itu adalah budaya baca,” pungkasnya. (afn/muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Previous Post

Telekomunikasi: Indihome Sebentar Lagi ‘Pindah Rumah’

Next Post

Kolom Edi Suheri: Fitrah, Perjanjian Primordial yang Hilang

Next Post
Kolom  Edi Suheri: Fitrah, Perjanjian Primordial yang Hilang

Kolom Edi Suheri: Fitrah, Perjanjian Primordial yang Hilang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.