• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Penguatan Pendidikan Digital: Strategi Mewujudkan SDM Indonesia Berdaya Saing Global

Penguatan Pendidikan Digital: Strategi Mewujudkan SDM Indonesia Berdaya Saing Global

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
20 Agustus 2025
in Opini
0

Penguatan Pendidikan Digital: Strategi Mewujudkan SDM Indonesia Berdaya Saing Global

Oleh Abdurrahman Zuhdi, S.I.Kom., M.I.Kom

 

Indonesia tengah berdiri di persimpangan sejarah transformasi digital. Di satu sisi, kita memiliki potensi luar biasa dengan jumlah pengguna internet yang mencapai lebih dari 77 persen populasi, atau setara 221 juta jiwa (APJII, 2024). Di sisi lain, potensi ini terancam terbuang jika tidak diimbangi dengan literasi digital yang memadai, integrasi teknologi dalam pendidikan, serta kebijakan yang terarah dan terpadu. Era digital telah mengubah wajah dunia. Pendidikan, pekerjaan, bahkan interaksi sosial, kini bergantung pada kemampuan beradaptasi dengan teknologi berbasis internet. Namun, di balik gemerlap statistik pertumbuhan pengguna internet, ada fakta yang mengkhawatirkan: mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan teknologi untuk hiburan semata. Media sosial, tontonan daring, dan gim online mendominasi, sementara pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran, riset, inovasi, atau pengembangan keterampilan justru minim.

Literasi Digital: Jantung Daya Saing Bangsa

Literasi digital sejatinya tidak hanya soal mampu mengoperasikan perangkat atau mengakses aplikasi. Ia mencakup kemampuan berpikir kritis, menyaring informasi, memahami keamanan digital, serta memanfaatkan teknologi untuk menciptakan nilai tambah. Rendahnya tingkat literasi digital di Indonesia dapat dilihat dari dua indikator utama. Pertama, tingginya penyebaran hoaks dan misinformasi. Fenomena ini menandakan lemahnya
keterampilan information filtering di masyarakat. Kedua, tren produksi konten yang lebih mengejar sensasi ketimbang substansi. Fenomena ” konten viral” yang dangkal dan tidak mendidik menjadi konsumsi sehari-hari, membentuk budaya digital yang miskin nilai kritis.

Jika dibiarkan, literasi digital yang rendah akan membuat masyarakat kita hanya menjadi digital consumer, bukan digital creator. Artinya, kita akan lebih banyak mengimpor produk dan ide dari luar, sementara peluang ekonomi digital di dalam negeri dikuasai pihak lain.

Pendidikan Digital: Masih Setengah Hati

Pendidikan di Indonesia memang mulai mengadopsi teknologi. Perangkat presentasi, platform ujian daring, hingga sistem pembelajaran jarak jauh menjadi hal biasa. Namun, integrasi teknologi digital dalam kurikulum belum diarahkan untuk membentuk inovator, kolaborator global, atau problem solver. Di banyak sekolah dan kampus, penggunaan teknologi berhenti pada level fungsional. Murid dan mahasiswa diajarkan menggunakannya sebagai alat bantu, bukan sebagai sarana mencipta. Padahal, di negara maju, pendidikan digital diarahkan untuk membentuk 21st century skills seperti pemecahan masalah kompleks, pemikiran kritis, kolaborasi lintas budaya, dan literasi teknologi tingkat lanjut.

Kesenjangan juga terlihat pada akses. Wilayah perkotaan lebih mudah mengakses internet berkecepatan tinggi, sementara daerah terpencil tertinggal. Ini menciptakan digital divide yang berisiko memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi antarwilayah.

Kebijakan yang Terfragmentasi
Salah satu akar masalahnya adalah kebijakan transformasi digital yang terfragmentasi. Program pemerintah, inisiatif pendidikan, dan strategi industri berjalan sendiri-sendiri. Tidak ada grand design yang menyatukan arah pembangunan digital bangsa. Sebagai perbandingan, negara seperti Estonia telah mengintegrasikan pendidikan digital sejak jenjang sekolah dasar melalui kurikulum e-education yang terstruktur. Sementara Singapura
mempersiapkan tenaga kerja digital melalui program Skills Future, yang memastikan warganya selalu upskilled sesuai kebutuhan industri. Indonesia memerlukan pendekatan serupa: kebijakan digital yang lintas sektor, dengan koordinasi yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan institusi pendidikan.

Kesadaran dan Motivasi yang Rendah

Banyak pelajar dan tenaga kerja muda belum melihat teknologi digital sebagai sarana produktivitas. Budaya instant gratification membuat inovasi yang muncul sering kali tidak berkelanjutan. Kita punya talenta kreatif, tetapi kurang dukungan ekosistem untuk mengembangkannya menjadi solusi yang berdampak luas. Jika pola pikir ini tidak diubah, bonus demografi yang kita miliki akan menjadi beban, bukan kekuatan. Angkatan kerja muda akan banyak terserap pada pekerjaan rendah keterampilan, sementara pekerjaan berbasis teknologi diisi oleh tenaga asing.

Untuk menghindari risiko tertinggal di tengah arus digitalisasi global, Indonesia perlu mengambil langkah tegas dan terarah.

Pertama, membangun Platform Edukasi Digital Nasional yang dapat diakses semua kalangan secara gratis. Platform ini menjadi pusat pembelajaran keterampilan digital, mulai dari literasi media, manajemen informasi, keamanan siber, hingga teknologi mutakhir, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta.
Kedua, melakukan reformasi kurikulum digital dengan melibatkan pemerintah, industri, dan akademisi. Kurikulum baru harus selaras dengan kebutuhan pasar kerja global dan diterapkan di setiap jenjang pendidikan, agar generasi muda siap menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berubah.

Ketiga, membentuk Badan Khusus Digital Nasional yang memimpin orkestrasi kebijakan lintas sektor. Lembaga ini bertugas menyatukan arah, menghapus tumpang tindih program, serta memastikan pemerataan akses digital dari kota besar hingga pelosok negeri.

Menatap Masa Depan
Era digital adalah medan kompetisi global. Siapa yang menguasai keterampilan digital, dialah yang akan memimpin. Penguatan pendidikan digital adalah kunci bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi pemain utama di panggung dunia.

Mewujudkan Asta Cita SDM Indonesia yang berdaya saing global hanya mungkin terjadi jika kita berani keluar dari pola lama, meninggalkan ego sektoral, dan bergerak bersama membangun literasi, keterampilan, dan ekosistem digital yang inklusif. Jika kita gagal, maka arus deras digitalisasi akan menyeret kita menjadi bangsa konsumen yang tertinggal. Tetapi jika kita berhasil, era digital justru akan menjadi jalan tol menuju kemandirian
dan kemakmuran bangsa.

*** Penulis, adalah dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: abdulrahman zuhdipembelajaran digital
Previous Post

Peluncuran 3 Buku Marpuji Ali, Mengulas Pendidikan Unggul Muhammadiyah

Next Post

Takziah untuk Ibrahim Sakti Batubara, Pejuang Tangguh dan Teladan Persyarikatan

Next Post
Takziah untuk Ibrahim Sakti Batubara, Pejuang Tangguh dan Teladan Persyarikatan

Takziah untuk Ibrahim Sakti Batubara, Pejuang Tangguh dan Teladan Persyarikatan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.