Dalailk Ahmad menegaskan, Komitmen Bermuhammadiyah adalah sikap warga Muhammadiyah sebagai perwujudan meraih keislaman yang kaffah. Menjadi muslim kaffah.
Organisasi Muhammadiyah bukanlah sempalan dari Islam. Tapi organisasi Islam yang kaffah. Tidak hanya pada bidang tertentu atau hanya mengamalkan ajaran dari ayat atau dalil tertentu.
Ikrar menjadi Muhammadiyah adalah mengikuti segala putusan dan pandangan dari Muhammadiyah, dalam hal ini mengikuti Majelis Tarjih.
Pandangan yang dihasilkan adalah dari keputusan bersama, berdasarkan tim bukan perorangan. Sehingga pandangan lebih luas dan lemah lembut kepada semua kelompok dan kalangan.
Tidak menyalahkan atau keras kepada di luar kelompoknya. Sehingga mentahzir atau bahkan mengajak jamaahnya untuk tidak mengambil ilmu dari orang yang dianggap tidak sesuai, sampai seorang Gus Baha dan UAS tidak direkomendasikan untuk diambil ilmu dari keduanya. Padahal keduanya jelas bagian ulama yang diakui keilmuaannya.
Dalam ungkapan yang sudah masyhur, Uthlubul ilma walau ni ash-Shiin; tuntutlah ilmu walau ke negeri China, maksudnya kita bisa saja belajar dengan orang China dalam bidang ilmu dunia tertentu. Dalam bidang dunia tertentu saja kita boleh belajar ilmu dengan siapa saja bahakn non muslim konon yang menyampaikan ayat atau dalil Agama. Dalam HPT Muhammadiyah juga salafi. Tapi bukan salafi; salah fikir, yang akhirnya jadi salah paham.
Begitu juga jangan mau Muhammadiyah dibandingkan dengan misal dengan Jamaah Tabligh atau kelompok Islam lainnya. Sehingga bermusuhan dan fanatisme.

