• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
PCM Minggir SLeman, PCM Paling Menginspirasi

PCM Minggir SLeman, PCM Paling Menginspirasi

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
20 Oktober 2020
in Kabar, Persyarikatan
86

Sleman, InfoMu.co – Dari namanya “MINGGIR” orang yang tahu bahasa Jawa akan paham maksudnya. Dari kata “minggir” dapat muncul kata: pinggiran, dipinggirkan, paling pinggir, meminggirkan dan juga terpinggirkan. Kita juga sering mendengar istilah “ORANG PINGGIRAN”. Minggir secara geografis memang berada di posisi paling pinggir sekaligus paling barat dari Kabupaten Sleman. Minggir berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulonprogro. Sebelum ada jembatan  yang menghubungkan antara Kalibawang dan Minggir, daerah ini benar benar terpinggirkan karena dipisahkan oleh sungai Progro yang melegenda itu. Sejak adanya jembatan sungai Progro di perbatasan Minggir maka Minggir mulai menggeliat kehidupannya.

Minggir berpenduduk sebanyak sekitar 34 ribu jiwa dengan jumlah warga yang memiliki hak pilih sekitar 22 ribu jiwa. Warga minggir pada awal kemerdekaan penduduk yang beberagama islam sekitar 95 %, namun saat ini penduduk yang beragama Islam tinggal 74,6%.Data demografis ini menjadikan Minggir dengan penduduk Muslim paling rendah di kabupaten Sleman. Bahkan disalah satu kelurahan di Minggir ada yang memiliki jumlah penduduk muslim hanya 62%.Di Minggir ini memang sudah cukup lama terjadi gerakan pemurtadan besar besaran. Pemurtadan menjadi mudah karena mayoritas penduduk minggir memang berada pada posisi ekonomi yang lemah. Minggir memang kecamatan paling miskin di kabupaten Sleman.

Kehadiran Muhammadiyah di Minggir

Kehadiran Muhammadiyah secara resmi di Minggir disahkan oleh PP Muhammadiyah pada tahun 1963. Sebelum tahun 1963 Muhammadiyah Minggir bergabung dengan Muhammadiyah Moyudan Sleman. Perjuangan yang tidak mengenal lelah dari para perintis Muhammadiyah minggir telah melahirkan berbagai Amal Usaha Muhammadiyah antara lain: TK ABA dan PAUD, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah, Masjid dan Musholla.

Kepengurusan atau kepemimpinan PCM Minggir periode 2016-2021 terbentuk. Kepemimpinan periode ini mencanangkan ” MUHAMMADIYAH MINGGIR BANGKIT”. Dengan kekompakan para pengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah serta Ortom khusus nya Angkatan Muda Muhammadiyah, muncullah berbagai program yang kreatif, inovatif dan solutif. Masalah yang dihadapi Muhammadiyah mulai digali, mimpi mimpi mulai dihidupkan kembali untuk memicu ghiroh ber Muhammadiyah.
Para aktifis Muhammadiyah Minggir menyadari bahwa bila hidup tanpa tahu masalah yg dihadapi  akan menyebabkan sesorang kehilangan kewaspadaan dan daya juang serta merasa hidupnya dalam zona aman. Akhirnya, para aktifis Muhammadiyah minggir menemukan problem yg harus dihadapi antara lain: kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan ummat Islam, kristenisasi atau pemurtadan, pemberdayaan ekonomi , kepedulian pada ummat, perlunya kebersamaan, ghiroh dan komitmen ber Muhammadiyah, peran AMM dll.

Membeli Loji Belanda jadi enerji untuk bangkit

Di Minggir ada beberapa Loji peninggalan jaman Belanda.Apa itu Loji? Ngloji – loji/lo·ji/ n bermakna : 1.gedung besar; 2 kantor atau benteng kompeni masa penjajahan Belanda di Indonesia. Demikian makna menurut http://kbbi.web.id/. Sedangkan secara maknawi Loji adalah ungkapan orang-orang Jawa untuk menyebut  bangunan tinggalan kolonial yang berbeda dengan bangunan asli Indonesia. (BM.Susanti,2000;47). Kata loji berasal dari kata Perancis loge yang merupakan sebutan untuk kantor dan kemudian orang Jawa menyebutnya secara terpeleset menjadi loji (Johanes,Olivier.2015;56). Loji yang ada di minggir diperkirakan merupakan rumah rumah orang Belanda yang bertugas sebagai mandor tebu. Mingir pernah menjadi perkebunan tebu milik Belanda.

Dalam kisah yang ditulis di blog yg dikelola Muhammadiyah minggir dikisahksn bahwa dulunya bangunan Loji tersebut merupakan rumah tempat tinggal R. Soeharto Hadipranoto, seorang tokoh masyarakat minggir saat itu. Melihat laju penyebaran agama non-islam yang begitu pesat melalui pembagian sembako, pakaian dan pendidikan gratis, Bapak R. Soeharto Hadipranoto merasa prihatin, maka beliau mencetuskan ide untuk mengadakan Taman Pendidikan Al Quran (TPA) dan loji tersebut bertahun-tahun menjadi gedung TPA.Sebelum wafat Pak Harto sempat berniat mewakafkan 20% dari gedung dan tanah untuk Muhammadiyah (tercatat dalam lembaran otentik), waktu itu uang sudah hampir mencukupi untuk membeli, tetapi karena suatu gerakan yang penuh intrik dan bersifat politik, niat baik keluarga Pak Harto tersebut digagalkan oleh beberapa oknum dari kalangan umat Islam sendiri.

Pada tahu  2016 gedung tersebut akan dijual seharga 2,5 milyar. Muhammadiyah telah melakukan rembugan dengan keluarga dan ada kesepahaman, sehingga keluarga memberikan harga 2,2 milyar. Meskipun banyak calon pembeli lain yang memberikan penawaran lebih dari jumlah di atas. Namun keluarga Pak Harto masih memberikan prioritas kepada Muhammadiyah dengan berbagai pertimbangan.

Di awal tahun 2016 akhirnya  para aktifis  Muhammadiyah bersilaturahmi dan bertemu dengan putra-putri Pak Harto di Jakarta. Hasil rembugan, harga tetap 2,2 milyar, dengan toleransi pembayaran sekitar 3 bulan. Dan uang muka 1/3 dari harga atau sekitar 733 juta rupiah. Awalnya Muhammadiyah Minggir menawar tenggang waktu sekitar 6-12 bulan namun pihak keluarga pak Harta menghendaki waktu tiga bulan.

Singkat cerita, dengan segala ikhtiar yang luar biasa, disertai dengan doa dan airmata, akhirnya Allah SWT memampukan Muhammadiyah Minggir membeli Loji tersebut dan resmi menjadi milik Muhammadiyah. Pada kesempatan acara Muhammadiyah di Minggir, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. Haedar Nashir menyaksikan Loji yg kondisinya belum direnovasi dan masih banyak ruangan yang bocor, akhirnya beliau menyanggupi membantu merenovasi Loji tersebut sehingga layak utk digunakan sebagai pusat dakwah Muhammadiyah. Alhamdulillah dalam waktu yang tidak lama setelah kunjungan Prof Haedar Nashir, bantuan beliau segera sampai pada PCM Minggir sehingga oleh pengurus segera digunakan utk merenovasi  Loji Kebun Agung.

Letaknya yang strategis (hanya 500 m dari Kantor Camat Minggir) menjadikan Loji Kebun Agung sebagai wajah depan Muhammadiyah Minggir. Saat ini di kompleks Loji ini telah resmi menjadi pusat dakwah Muhammadiyah minggir. Di komplek Loji ini saat ini telah berdiri megah: Gedung Loji yg telah direnovasi dan menjadi kantor PCM, Ortom dan Lazismu, Masjid, Lapak laji juga  “Loji Mart”Al minimarket milik Muhammadiyah Minggir. Juga sedang dibangun gedung dua lantai yang akan digunakan sebagai pesantren Interpreneur. (Jamaluddin Ahmad)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: muhammadiyahpcm minggir sleman
Previous Post

LazisMu Salurkan 350 Paket Beasiswa untuk Pelajar di Kawasan 3-T

Next Post

Jadi Zona Merah: Aceh Tamiang, Kota Langsa, Subulussalam, Bireuen, Aceh Utara, dan Bener Meriah

Next Post
Jadi Zona Merah: Aceh Tamiang, Kota Langsa, Subulussalam, Bireuen, Aceh Utara, dan Bener Meriah

Jadi Zona Merah: Aceh Tamiang, Kota Langsa, Subulussalam, Bireuen, Aceh Utara, dan Bener Meriah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.