• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Pakar Epidemiologi: Pembatasan Mobilitas Harus Dilakukan Lebih Ketat

Pakar Epidemiologi: Pembatasan Mobilitas Harus Dilakukan Lebih Ketat

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
17 Juni 2021
in Kabar
86

Jakarta, InfoMu.co – Pakar Epidemiologi Universitas Gadjah Mada  Riris Andono menyebut kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM)  berbasis mikro tak akan cukup untuk menanggulangi masifnya penyebaran Covid-19.

Riris mengusulkan pembatasan mobilitas diberlakukan secara ketat berdasar kesatuan skala epidemiologi.

“Restriksi mobilitas yang lebih luas dalam satuan epidemiologi. Pembatasan satu RT saja tidak akan mempengaruhi tingkat penularan, butuh sebagian besar populasi,” kata Riris dalam Webinar Varian Virus Corona Delta di Kudus yang diselenggarakan UGM, Rabu (16/6).

Apalagi, kata dia, kini varian Covid-19 B.1617.2 atau Delta telah ditemukan merebak di beberapa daerah. Varian asal India ini telah ditetapkan WHO sebagai Variant of Concern (VoC), menimbang dampak besarnya terhadap kesehatan masyarakat secara global.

Varian ini memiliki kemampuan penularan lebih cepat ketimbang varian alpha. Serta menyerupai varian beta atau B1351 untuk kemampuannya menurunkan respon imun. Kata Riris, ancaman kemunculan kasus-kasus berikutnya pun semakin nyata. Sehingga, memungkinkan terjadinya transmisi diam-diam atau silent transmission.

“Ketika sumber penularan, (pasien) masih tidak bergejala, bebas berkeliaran maka paparan itu banyak muncul berbagai tempat di populasi. Kita lihat sekarang mobilitas meningkat pasca lebaran dan muncul penularan kasus. Ini menyebabkan angka reproduksi Covid besar,” paparnya.

Sementara kunci menghentikan penyebaran virus Corona ini adalah dengan menekan angka reproduksi di bawah 1. Restriksi atau pembatasan mobilitas maka dianggap strategi yang tepat ditambah penerapan 3M, 3T, serta vaksinasi.

“Apabila kita kesulitan menemukan kasus yang ada, entah kapasitas diagnosis kita atau isolasi, karantina, maka restriksi mobilitas menjadi cara paling efektif menghentikan sirkulasi virus di populasi,” sebut Riris.

“Misalnya Kartamantul, Yogyakarta, Sleman dan Bantul adalah satu satuan epidemiologi, karena mobilitas harian penduduk ketiga kabupaten/kota itu saling melintasi,” paparnya.Restriksi mobilitas bertujuan mengunci agar penyebaran virus terkonsentrasi di satu wilayah saja. Penentuan wilayah bisa berdasarkan wilayah aglomerasi atau per kabupaten/kota.

Berdasakan simulasi, tingkat mobilitas seseorang menentukan peluang keterpaparan virus. Semakin tinggi pergerakan dan interaksinya, semakin besar pula potensi penyebaran virusnya.

“Kemampuan memisahkan orang infeksius dari populasi kesulitan. Langkah berikutnya yang bisa menghentikan mobilitas virus juga tidak akan beredar ke populasi karena tidak bergerak kemana-mana. Virus beredar karena pergerakan kita sendiri,” imbuh Riris.

“Di dunia nyata penularan terjadi di rumah. Meski diam di rumah masih ada kemungkinan penularan di rumah. Tidak melakukan penghentian mobilitas cukup lama dan transmisi belum selesai di rumah, begitu mobilitas dilonggarkan pada saat itu juga transmisi meningkat,” katanya. (CNN)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: Epidemiologippkm
Previous Post

Perkuat Kerjasama, Majelis Ulama Indonesia Sambangi Dubes Kanda

Next Post

Mau Terbang, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Calon Penumpang

Next Post
Kualanamu terapkan standar pelayanan keamanan pengguna jasa

Mau Terbang, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Calon Penumpang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.