Banda Aceh, InfoMu.co – Tapak Suci Putera Muhammadiyah unit latihan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Darussalam-Banda Aceh berlangsung dua hari yaitu, Sabtu-Ahad (12-13 Februari 2022.
Kegiatan hari pertama berlangsung di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa UIN Ar-Raniry dengan materi latihan dasar, baik jurus, ilmu dan teori tentang silat TAPAK SUCI yang disampaikan oleh Pendekar Madya Umar Machtub, SE, ESSA. Dengan demikian para siwa/murid atau pesilat TAPAK SUCI baru direkrut dan mengikuti latihan rutin akan terus berusaha dibina dengan Ilmu Seni Bela Diri TAPAK SUCI secara rutin dengan kaidah, teknik, pencak silat, serta berbagai kaidah bela diri yang benar dan diharapkan mampu menjadi pesilat ataupun atlit yang handal serta berprestasi.
Dalam hal ini, Putra Baihaqi Pratama selaku Ketua Umum Unit Latihan TAPAK SUCI Putera Muhammadiyah UIN Ar-Raniry menyatakan, aktivitas orientasi serta pengukuhan anggota baru yang rutin dilakukan setiap tahunnya, memang memberikan informasi tentang aktivitas serta memperkenalkan ilmu pencak silat serta seni bela diri bagi Mahasiwa Baru UIN Ar-Raniry.
Untuk tahun ini hanya mendaftar melalui online (daring) serta adanya keterbatasan aktivitas secara langsung di kampus sehingga berjumlah 39 orang (21 perempuan dan 18 laki-laki). Namun demikian unit latihan TAPAK SUCI akan terus berusaha memperbanyak jumlah peserta latihan pencak silat TAPAK SUCI sesuai dengan kondisi yang berkembang. Juga masih membuka ruang pendaftaran peserta per semester, karena latihan serta perekrutan jumlah pesilat baru terus dilakukan, menyesuaikan kondisi perkuliahan yang diatur oleh pihak universitas.
Pada hari kedua menurut Putra, latihan bersama dilakukan pada lapangan terbuka di Tepi Pantai Ujong Batee, Aceh Besar, diikuti sekitar 75 pesilat TAPAK SUCI, disamping pesilat baru, juga diikuti para senior aktif dan kader TAPAK SUCI UIN Ar-Raniry, sekaligus program silaturrahim antar pesliat dalam lingkungan TAPAK SUCI UIN-Ar-Raniry. Sebagai usaha memicu semangat dan pendalaman ilmu seni bela diri yang coba diterapkan, disamping adanya latihan fisik, keilmuan serta usaha meningkatkan kemampuan para pesilat nantinya jika ikut dalam even, pertandingan yang selama ini aktif mengikuti dan terlibat yang dilakukan oleh unit latihan silat UIN-Ar-Raniry, baik atas nama perguruan TAPAK SUCI maupun mewakili Perguruan Tinggi sebagai unit kegiatan mahasiswa.
Selanjutnya, Ihdi Karim Makinara, SHI, MH, Candidate Doktor selaku pembina TAPAK SUCI UIN Ar-Raniry menyatakan, aktivitas TAPAK SUCI di UIN Ar-Raniry dilaksanakan disamping membina para mahasiswa dengan ilmu pencak silat seni bela diri, juga diharapkan paham benar tentang akhlaq, akidah serta ke-Islaman yang menjadi dasar pembinaan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini menjadi penting kata Karim, karena selama ini pesilat yang latihan TAPAK SUCI di UIN Ar-Raniry juga telah banyak mengukir prestasi, baik tingkat daerah, nasional, bahkan pernah mengikuti ajang pertandingan TAPAK SUCI tingkat Dunia. Oleh karena itu, sebagai pesilat yang dibina dengan benar tetap mengutamakan akhlaq dan perilaku serta pemahaman ke-Islaman secara benar, sehingga menjadi contoh teladan dalam kehidupan masyarakat, handal, berprestasi serta memiliki sikap mental pesilat juara yang tidak angkuh, sombong dan jumawa ditengah kehidpan masyarakat.
Dengan demikian, TAPAK SUCI unit latihan UIN Ar-Raniry terius memberikan yang terbaik dan menciptakan prestasi pesilat yang baik dan handal, baik bagi Perguruan Tinggi, masyarakat, daerah Aceh, nasional, jika memungkinkan akan mengukir prestasi yang cemerlang pada tingkat serta even internasional.
Semua ini dilakukan dengan pesilat benar-benar belajar ilmu silat dengan baik serta benar, sesuai dengan kaidah yang sesungguhnya, tidak takut kepada berbagai ancaman dan rintangan. Demikian juga, dipuji tidak terbang, dihina tidak tumbang, belajar seni bela diri bukan mencari musuh yang berlebihan, dan tidak ada langkah surut jika sudah berhadapan dengan musuh serta orang jahat, demikian ditegaskan Ihdi Karim Makinara, selaku Pembina TAPAK SUCI UIN Ar-Raniry, Darussalam-Banda Aceh. (***)

