• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Abdul Mu’ti: Perlu Peningkatan Kesejahteraan di Perbatasan

Abdul Mu'ti

Nahi Munkar Bisa Dilakukan Secara Preventif, Sikap Muhammadiyah

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
31 Desember 2020
in Kabar, Persyarikatan
86

Jakarta, InfoMu.co – Sekretaris Umum PP Muhammdiyah, Abdul Mu’ti mengingatkan, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terpenting di Indonesia sebelum perang dunia kedua. Banyak peneliti yang menilai bahwa kelahiran Muhammadiyah merupakan respon terhadap cengkraman kolonialisme Barat dan keterbelakangan pemahaman keislaman di abad modern.

 Tak heran bila antropolog James Peacock menilai Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan Islam yang paling tahan banting dalam sejarah.

Abdul Mu’ti menuturkan, alasan utama Muhammadiyah mampu bertahan bahkan berkembang pesat hingga kini lantaran mampu berdialektika dengan zaman. Namun Mu’ti juga menyadari dalam proses berdialektika dengan zaman, pasang surut Muhammadiyah sudah pasti terjadi. Salah satunya banyak di antara kader Muhammadiyah yang menilai gerakan persyarikatan ini hanya gemar amar ma’ruf tanpa bertindak banyak dalam nahi munkar.

“Sebenarnya amar ma’ruf nahi munkar itu sederhana. Amar ma’ruf itu buanglah sampah pada tempatnya, nahi munkar janganlah buang sampah. Sekarang kebanyakan orang, nahi munkar diartikan represif bukan preventif,” terang Mu’ti.

Selain itu, Mu’ti juga menyayangkan frasa “Tajdid” dalam definisi Muhammadiyah akhir-akhir ini jarang disebut. Padahal, sejarawan Deliar Noer menyebut bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan tajdid yang paling penting dalam sejarah pergerakan Islam di Indonesia.

Mu’ti menerangkan, bahwa Muhammadiyah memiliki tiga ciri tajdid.
Pertama, Muhammadiyah melakukan pembaharuan dari sisi metodologi pemahaman agama Islam. “Bagaimana kita memahami ajaran agama Islam yang memang dari metode itu akan lahir pemahaman yang baru. Tapi Muhammadiyah tidak genit dalam berijtihad,” tutur Mu’ti.

Kedua, pemaharuan pada praksis gerakan. Dalam bidang pendidikan, misalnya, konsep-konsep KH. Ahmad Dahlan sangat revolusioner. Menurut Mu’ti ada tiga pembaharuan yang dilakukan Muhammadiyah, yaitu: memperbaharui kurikulum pendidikan dengan mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dengan ilmu sekular; melakukan pembaharuan dalam kelembagaan pendidikan yang mengenalkan gabungan pesantren dan sekolah Belanda; dan memposisikan pendidik hanya sebagai fasilitator yang bertugas membimbing dan mengarahkan murid.

Ketiga, pelembagaan amal saleh. Mu’ti mengambil contoh pendirian Panti Asuhan. Menurutnya, Muhammadiyah memperbaharui makna “yatim” yang bukan hanya dimaknai seorang anak yang kehilangan orang tuanya (yatim piatu). Tetapi, maknanya adalah orang yang tidak mampu lagi dalam memaksimalkan potensi dirinya untuk berdaya. (*)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: abdul mutimuhammadiyahnahi munkar
Previous Post

2021, Gubsu Belum Izinkan Sekolah Tatap Muka

Next Post

Satgas Covid19 Kota Medan, Sidak Pusat Perbelanjaan

Next Post
Satgas Covid19 Kota Medan, Sidak Pusat Perbelanjaan

Satgas Covid19 Kota Medan, Sidak Pusat Perbelanjaan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.