• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Muhammadiyah Perlu Perbanyak Jumlah Pesantren

Muhammadiyah Perlu Perbanyak Jumlah Pesantren

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
13 Januari 2022
in Pendidikan
86

Bandung, InfoMu.co – Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah  (LP3M) PP Muhammadiyah Maskuri mengatakan bahwa pesantren Muhammadiyah secara kuantitif masih sedikit. Padahal Pondok Pesantren itu basis untuk melahirkan kader yang tafaqquh fiddin, kader yang penguasaan agamanya bagus. Hal ini disampaikannya dalam kajian Gerakan Subuh Mengaji yang diselenggarakan PW ‘Aisyiyah Jawa Barat pada Selasa (11/01).

“Pesantren Muhammadiyah masih sedikit dan masih belum merata, belum terkelola secara profesional, belum menghasilkan lulusan dengan kualifikasi yang diharapkan dan belum didukung data yang akurat,” kata dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka ini.

Maskuri membeberkan, saat ini data pesantren Muhammadiyah sebanyak 402 pesantren di seluruh Indonesia. Data tersebut merupakan capaian yang menggembirakan mengingat lembaga yang mengurusi pesantren ini baru dibentuk pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 tahun 2015 di Makassar. Namun, bila dibandingkan dengan amal usaha Muhammadiyah yang lain terutama dalam bidang pendidikan, jumlah pesantren masih terbilang minim.

“Data pesantren sebagai amal usaha hanya bagian kecil. Dari 34 provinsi di Indonesia, yang ada pesantren Muhammadiyah 27 provinsi. Sementara sisanya 7 provinsi seperti Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua belum ada pesantren (Muhammadiyah) sama sekali. Saya kira ini PR,” terang Maskuri.

Tujuan keberadaan pesantren Muhammadiyah, kata Maskuri, ialah menyiapkan lulusan yang berkompeten menjadi kader ulama dan zu’ama. Minimal menjadi pendidik yang mampu berjuang dan berkontribusi positif bagi pembangunan dan kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara. Di samping itu dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah dan kerukunan antarumat beragama, sekaligus menjadi penerjemah timbal balik antara pemerintah dan umat guna menciptakan tatanan masyarakat yang harmonis.

Sementara itu, profil lulusan pesantren Muhammadiyah harus bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, berpikir maju, mampu membaca Al-Qur’an, memiliki hafalan minimal 5 juz, hafal 250 hadis, menjadi pendidik, mandiri dan berjiwa wirausaha, memiliki kompetensi kepemimpinan, memiliki keterampilan sosial, mampu membaca turats, dan mahir berbahasa Arab dan Inggris.

“Dalam jangka panjang, kita berharap hingga tahun 2040 dapat mewujudkan pesantren Muhammadiyah yang bertata kelola profesional, modern dan islami, menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi dan berwawasan internasional, dan secara kuantitatif bertambah serta merata di seluruh Indonesia,” kata Maskuri. (muhammadiyah.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: pesantren
Previous Post

Lazismu Labauhan Batu Utara Garap Filantropi Cilik

Next Post

Bolehkah Menunaikan Salat di Area Kuburan?

Next Post
Bolehkah Menunaikan Salat di Area Kuburan?

Bolehkah Menunaikan Salat di Area Kuburan?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.