• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Merawat Kemanusiaan dalam Bayang Kuasa

Merawat Kemanusiaan dalam Bayang Kuasa

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
22 Oktober 2025
in Hukum
0

Merawat Kemanusiaan dalam Bayang Kuasa

PENGHARGAAN Human Right Award yang diterima Garin Nugroho di Swiss pada ajang Film fest Diritti Umani Lugano, 17 Oktober 2025, menjadi oase di tengah padang gersang kemanusiaan. Ketika dunia semakin dipenuhi oleh pemimpin vulgar dan kasar yang mengutamakan kepentingan kekuasaan dan ekonomi, karya seperti Nyanyi Sunyi Dalam Rantang hadir sebagai ruang renung yang menyuarakan yang tak bersuara.

Garin, dengan cara khasnya yang puitis sekaligus kritis, mengingatkan bahwa estetika seni juga bisa menjadi medium perlawanan atas penindasan. Penegakan hak asasi manusia selalu menuntut perjuangan yang di dalamnya termuat korban. Hak tidak hadir dalam ruang kosong, melainkan selalu berhadap-hadapan dengan kewajiban. Dan, kewajiban itu melekat pada setiap manusia yang hidup di bawah kuasa negara.

Dalam bentangan antara daulat rakyat dan daulat negara, senantiasa tumbuh potensi konflik yang menuntut kedewasaan dalam mengelolanya. Namun yang sering terjadi justru sebaliknya—negara, ketika dikuasai oleh semangat otoritarian, menjadikan kekuasaan sebagai alat untuk menindas, menangkap, dan mempidanakan.

Kriminalisasi menjadi modus operandi yang dipakai negara demi kelestarian rezimnya. Atas nama stabilitas dan kepentingan bangsa, hukum sering kali direkayasa untuk menyingkirkan lawan politik, merampas tanah rakyat, dan membungkam suara yang berbeda. Di titik itulah pentingnya otonomi warga, aktivis, dan seniman: menjaga jarak sehat dengan negara agar sistem yang potensial koruptif dan kolusif tak menjelma menjadi kegilaan kolektif.

Negara boleh membentuk komisi hak asasi manusia, namun sering pula negara sendiri yang membatasi atau bahkan meniadakan kerja lembaga itu ketika dianggap mengganggu kenyamanannya. Maka penegakan hak asasi manusia sejatinya selalu memanggil. Namun, namun apakah kita masih terpanggil?

Saya percaya, masih ada yang tidak berdiam diri. Masih ada mereka yang terus berkarya, bersuara, dan mengingatkan kita tentang kemanusiaan yang makin terpinggirkan. Garin Nugroho adalah salah satunya. Ia mengajak dengan cara yang tidak gaduh, bahasa sinema yang lembut, tetapi tajam dan menohok.

Ia membangkitkan empati ketika banyak yang memilih diam, memelihara nurani ketika banyak yang menyerah pada kuasa. Bahwa hak itu harus diperjuangkan—dan perjuangan itu, betapapun sunyi, tak akan pernah sia-sia. (jakartamu)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: filmgarin nugrohomerawat bayang
Previous Post

Rakernas II Majelis Tabligh, Bangun Tata Kelola Dakwah dan Kemasjidan

Next Post

Rakornas MPKSDI PP Muhammadiyah 2025: Dorong Profil Kader Islam Berkemajuan di Era Society 5.0

Next Post
Rakornas MPKSDI PP Muhammadiyah 2025: Dorong Profil Kader Islam Berkemajuan di Era Society 5.0

Rakornas MPKSDI PP Muhammadiyah 2025: Dorong Profil Kader Islam Berkemajuan di Era Society 5.0

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.