• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Menuju Perkaderan Berbasis Digital

Menuju Perkaderan Berbasis Digital

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
8 September 2022
in Kabar
86

Yogyakarta, InfoMu.co – Perkaderan Muhammadiyah saat ini tengah mengalami tantangan yang cukup berat. Tantangan tersebut tidak dapat dilepaskan dari derasnya arus kebudayaan materialisme dan/atau globalisasi. Pernyataan itu disampaikan oleh Muh. Akmal Ahsan, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Di tengah tantangan itu, kader IMM mesti mampu bertahan, bahkan harus memimpin percakapan publik di ruang digital. Demikian idealnya. Sayangnya, kata Akmal, saat ini kader IMM belum melakukan itu. “IMM tidak mampu memimpin narasi publik di ruang digital,” ujarnya ketika memberikan sambutan pembukaan Latihan Instruktur Madya (LIM) DPD IMM DIY 2022.

LIM kali ini mengangkat tema “Revitalisasi Paradigma Keinstrukturan Menuju Perkaderan Berbasis Digital”. Kegiatan dilaksanakan di Tabligh Institut, Bantul, DI Yogyakarta dari tanggal 7 hingga 11 September 2022.

Berangkat dari kondisi tersebut, Akmal memandang pentingnya kader IMM melakukan radikalisasi ideologi. Ada tiga ranah yang perlu diradikalisasi, yakni penghayatan, pemahaman, dan pergerakan. Dengan melakukan radikalisasi ideologi itu, harapannya kader IMM akan mampu memimpin percakapan publik secara positif.

Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Muhammad Aziz. Mengapresiasi terselenggaranya LIM ini, ia berharap forum ini akan memberikan injeksi ideologi, kepemimpinan, dan intelektual kepada kader. Mewakili PWM DIY, Aziz membuka forum perkaderan khusus IMM ini.

Arif Nur Kholis, Manajer Pusat Syiar Digital Muhammadiyah (PSDM) yang bertindak selaku pemateri Studium Generale pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Muhammadiyah, termasuk di dalamnya adalah organisasi otonom seperti IMM, perlu bangkit dan memimpin era digital saat ini. Secara lebih spesifik, ia menyatakan bahwa kader IMM harus menyiapkan strategi perkaderan yang relevan dengan generasi dan perkembangan zaman. “Instruktur IMM perlu memikirkan hal-hal seperti itu,” kata dia.

Selanjutnya, Arif menyarankan agar kader IMM melakukan tiga hal. Pertama, memperkuat literasi digital agar tidak gagap menghadapi proses digitalisasi. Kedua, membangun kompetensi kader di ruang digital. Ketiga, membangun perangkat perkaderan digital. Yang tidak kalah penting, menurutnya, kader IMM harus memperbanyak bacaan dan menyuarakan narasi dengan gaya yang mudah dipahami masyarakat digital.

Senada dengan apa yang disampaikan Arif, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Sementara (DPPS) IMM 1985-1986 Immawan Wahyudi berpesan agar forum LIM ini tidak sekadar berbicara di ranah teoritis, tetapi harus ada langkah praksis. “Jangan hanya jadi peserta, tapi harus menjadi pelaku. Jangan hanya berbicara soal teori, tapi harus melakukan aksi,” ungkapnya. (SA/SM)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: perkaderan
Previous Post

Sambut Muktamar 48, Aisyiyah Sumut Gelar Pelatihan Membuat Roti dan Pembuatan Eco Enzym

Next Post

Pandangan Haedar Nashir Soal Keindonesiaan

Next Post
Pandangan Haedar Nashir Soal Keindonesiaan

Pandangan Haedar Nashir Soal Keindonesiaan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.