Meningkatkan Energi Infaq Menyambut Ramadan Perspektif Alquran dan al-Hadis
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag, Dosen Hadis dan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan
Studi Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara & UMSU
Pendahuluan
Bulan Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Sebab, Alquran dan al-Hadis memberikan dorongan agar banyak beramal salih dalam bulan Ramadan. Bulan ini banyak keistimewaannya, di antaranya semua amal salih dilipatgandakan balasannya, bulan di mana terdapat lailatul qadar, adanya pengamalan i’tikaf di masjid secara khusus, bahkan Rasul saw meningkat kedermawanannya di bulan Ramadan. Oleh karenanya, umat Islam mestinya mengambil momen penting di bulan Ramadan untuk meningkatkan amal salihnya, terutama dalam hal berinfaq. Karena, dalam Alquran infaqlah yang langsung diganti oleh Allah swt jika melakukannya sesuai dengan SOP nya Allah dan Rasul-Nya. Bahkan malaikat mendoakan bagi orang-orang yang pada waktu Subuh berinfaq.
Pengertian Infaq
Kata infaq berasal dari bahasa Arab, berasal dari akar kata (نَفَقَ-يَنْفُقُ-نَفَاقًا) الشَّئُ)nafaqa-yanfaqu-nafaqan
bermakna sesuatu habis; atau anfaqa al-mal-istanfaqa, ((أَنْفَقَ المَالَ- اِستَنْفَقَbermakna membelanjakan harta.
Secara terminologi syariat, infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta yang diberikan Allah swt untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat mempu nyai haul dan nisab, infaq tidak mengenal haul
dan nisab. Berdasarkan hukumnya infaq dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Infaq wajib dan sunnah. Infaq
wajib diantaranya zakat, kafarat, dan nazar. Adapun infaq sunnah diantara nya, seperti pemberian kepada fakir
miskin, menolong ke sulitan sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanu siaan, dan lain-lain yang
bermanfaat bagi kemaslahatan umum.
Rasul sangat dermawan di Bulan ramadan
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ
وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلام يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ
عَلَيْهِ السَّلاَم كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ.
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’ad telah mengabarkan kepada kami Ibnu Syihab dari ‘Ubaidallah bin ‘Uqbah bahwa Ibnu ‘Abbas ra. berkata: ” Nabi saw. adalah orang yang paling lembut (dermawan) dalam segala kebaikan. Dan kedermawanan Beliau yang paling baik adalah saat Ramadan ketika Jibril as. datang menemui Beliau. Dan Jibril as.Datang menemui Beliau pada setiap malam di bulan Ramadan (membacakan Alquran) hingga Alqur an selesai dibacakan untuk Nabi saw. Apabila Jibril as. datang menemui Beliau, maka Beliau adalah orang yang paling baik dalam segala kebaikan melebihi indahnya angin yang berhembus".H.R.al-Bukhari.No. hadis 1769.
Keistimewaan Berinfaq Dalam Alquran Bila merujuk pada kata anfaqa, berinfaq dalam Alquran disebut sebanyak 72 kali.
1. Allah swt. mengganti apa yang diinfakkan.
Satu-satunya amal salih menggunakan dari akar kata khalafa yang bermakna mengganti. Kendatipun dalam
ayat-ayat infaq juga menggunakan kata ajr dan jaza’, namun dengan digunakannya akar kata kha lafa, artinya
setiap hamba-Nya yang berinfaq di jalan Allah, akan diganti oleh Allah swt., tentu gantinya sesuai dengan kebutuhan dari hamba-Nya tersebut. Misalnya, jika hamba-Nya saat itu membutuhkan kesembuhan dari penyakit, maka Allah swt akan menyembuhkannya. Balasan dari berinfaq tidak selamanya berupa harta, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan hamba-Nya.Perhatikan Alquran:Q.S.Saba’/34: 39:
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (39)
Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang di kehendaki-Nya)” .Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan/infak kan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.
2. Didoakan oleh Malaikat di waktu Subuh
Sebagaimana di atas dikatakan bahwa akar kata khalafa juga digunakan untuk berinfaq dalam sabda Rasul
saw. sekaligus dalam hadis ini malaikat mendoakan orang yang berinfaq di waktu Subuh.
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي أَخِي عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي مُزَرِّدٍ عَنْ أَبِي الْحُبَابِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ اْلآخَرُ
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.
Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata,telah menceritakan kepada saya saudaraku dari Sulaiman dari Mu’wiyah bin Abu Muzarrid dari Abu Al-Hubab dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda:"Tidak ada suatu haripun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; “Ya Allah berikan lah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya”, sedangkan yang satunya lagi ber kata; “Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)” H.R.al-Bukhari. No hadis : 1351.
وحَدَّثَنِي الْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّا حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلالٍ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي مُزَرِّدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ
مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ اْلآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.
Dan telah menceritakan kepadaku Al-Qasim bin Zakariya Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad te
lah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Bilal telah menceritakan kepadaku Mu’awiyah bin Abu Muzarrid dari Sa’
id bin Yasar dari Abu Hurairah ia berkata; Rasul saw. bersabda: ” Tidaklah seorang hamba memasuki waktu pagi pada setiap harinya, kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satunya memohon: ” Ya Allah, berikanlah ganti bagi dermawan yang menyedekahkan hartanya.” Dan satu lagi memohon: “Ya Allah, musnahkanlah harta si bakhil.” H.R. Muslim. No. Hadis 1678.
Hadis di atas, menegaskan bahwa orang berinfak pada waktu Subuh, maka Malaikat akan berdoa kepada
Allah supaya membalas orang yang berinfaq, demikian pula orang yang bakhil juga didoakan oleh Malaikat agar dibinasakan hartanya oleh Allah swt, akibat kebakhilannya.
Energi Infaq
Apapun ibadah dalam Islam jika sesuai dengankriterianya Allah dan Rasul-Nya (Alquran dan al-Hadis)
akan memiliki energi atau tenaga dalam kehidupan manusia. Kriteria tersebut di antaranya melakukannya didasari :
1. Iman yang mantap.
2. Ikhlas (tifdak riya’) (mengharap ridha Allah).
3. Dari harta yang halal.
4. Memberikan infak yang dicintai/yang terbaik.
5. Berkesinambungan/terus-menerus.
Perintah Beriman dan Berinfaq Q.S.al-Hadid/57:7:
آمِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ (7)
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadi
kan kamu mengua sainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (sebagian) dari
hartanya memperoleh balasan (pahala) yang besar.
Berinfaq mengharap rida Allah, Q.S.al-Baqarah/2:272:
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلاَّ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ
يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ (272)
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk,akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya.Dan apa saja harta yang baik yang kamu infakkan, maka balasannya itu untuk kamu sendiri.Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi balasannya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).
Berinfaq apa yang kita cintai
لَنْ تَنَالُواالْبِرَّحَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَاتُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللهَ بِهِ عَلِيمٌ (92)
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebahagian harta
yang kamu cintai.Dan apa saja yang kamu infakkan,maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.Q.S.Ali Imran/ 3: 92: Berinfaq dengan sesuatu yang baik (halal)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُنِيرٍ سَمِعَ أَبَا النَّضْرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ وَإِنَّ
اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ.
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Munir dia mendengar dari Abu An-Nadir. Telah mencerita kan kepada kami ‘Abdurrahman dia adalah putra dari 'Abdul lah bin Dinar dari bapaknya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ra. berkata,: Rasul saw. telah bersabda: “Barangsiapa yang bersadaqah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal), sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya lalu mengasuhnya untuk pemilik
nya sebagaimana jika seorang dari kalian mengasuh anakku danya hingga membesar seperti gunung". H.R.al-Bukhari.No. 1321.
Anjuran Beramal secara berkesinambungan
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللهِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَاعْلَمُوا أَنْ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدَكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَأَنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ.
Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdul lah telah menceritakan kepada kami Sulaiman dari Musa
bin ‘Uqbah dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Aisyah bahwa Rasul saw. bersabda: “Beramallah sesuai dengan sunnah dan berlaku imbanglah, dan ketahuilah bahwa salah seorang tidak akan masuk surga karena amalannya, sesungguhnya amalan dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus walaupun sedikit.”. H.R.al-Bukhari. No. 5983.
Balasan bagi Orang yang Berinfaq
1. Mendapat 2 X lipat (200%) Q.S.al-Baqarah/2:265:
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ
لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (265)
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridaan Allah dan untuk kete
guhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak didataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hu jan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
2. Mendapat minimal 7 x, 700 x dan berlipat-lipat
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَ اللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ
وَاسِعٌ عَلِيمٌ (261)
Perumpamaan (nafkah dikeluarkan oleh) orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir:seratus biji.Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.Q.S.al-Baqarah/2:261.
3. Mendapat balasan berlipat ganda dan mulia.
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ (18)
Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembaya rannya) kepada mereka; dan bagi mereka balasan (pahala) yang mulia. Q.S.al-Hadid/57:18.
Keistimewaan Berinfaq Dalam al-Hadis
1. Berinfaq Hakikatnya Tidak Mengurangi Harta
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌمِنْ مَالٍ وَمَازَادَاللهُ عَبْدًابِعَفْوٍإِلاَّعِزًّاوَمَاتَوَاضَعَأَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ.
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka berkata; Telah mencerita
kan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al-A’la dari Bapaknya dari Abu Hurairah dari Rasul saw. bersabda: ” Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain,melainkan Allah akan menambah kemuliaannya.Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah,melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” H.R.Muslim.No hadis : 4689.
2. Orang Beinfaq lebih mulia dari Peminta-minta
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنْ الْمَسْأَلَةِ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى
السَّائِلَةُ.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id dari Malik bin Anas-sebagaimana yang telah dibacakan kepa
danya-dari Nafi' dari Abdullah bin Umar bahwa Rasul saw. bersabda di atas mimbar, beliau menyebut tentang sedekah dan menahan diri dari meminta-minta. Sabda beliau: “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Tangan di atas adalah tangan pemberi sementara tangan yang di bawah adalah tangan peminta-minta.” H.R.Muslim. No.1715.
3. Diperbolehkan hasad kepada 2 golongan
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنِي قَيْسٌ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لا حَسَدَ إِلا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٍ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٍ آتَاهُ اللهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي
بِهَا وَيُعَلِّمُهَا.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Musanna telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma’il
berkata,telah menceritakan kepada saya Qais dari Ibnu Mas’ud ra.berkata;Aku mendengar Nabi saw.bersabda: ” Ti
dak boleh iri (dengki) kecuali kepada 2 hal.(Yaitu kepada)
(1)seorang yang Allah berikan kepadanya harta lalu dia menguasainya dan membelanjakannya di jalan yang benar dan (2) seorang yang Allah berikan hikmah (ilmu) lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya (kepada orang lain) H.R.al-Bu khari. No. 1320.
4. Larangan bersifat Bakhil
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا
شَدَّادٌ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ أَنْ تَبْذُلَ الْفَضْلَ خَيْرٌ لَكَ وَأَنْ تُمْسِكَهُ شَرٌّ
لَكَ وَلاَ تُلاَمُ عَلَى كَفَافٍ وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى.
Telah menceritakan kepada kami Nashru bin Ali Al-Jahdami dan Zuhair bin Harb dan Abdu bin Humaid mereka
berkata, Telah menceritakan kepada kami Umar bin Yunus telah menceritakan kepada kami Ikrimah bin Ammar telah menceritakan kepada kami Syaddad ia berkata, saya mendengar Abu Umamah berkata; Rasul saw. bersabda: “Wahai anak Adam! Sesungguhnya jika kamu mensedekahkan kelebihan hartamu, itu lebih baik bagimu daripada kamu simpan, karena hal itu akan lebih berbahaya bagimu. Dan kamu tidak akan dicela jika menyimpan sekedar untuk keperluan. Dahulukanlah memberi nafkah kepada orang yang menjadi tanggunganmu. Tangan yang di atas adalah lebih baik, dari tangan yang di bawah. “H.R.Muslim. No.1718.
5. Seutama-utama Bersedekah yaitu pada waktu sehat, tamak harta, takut miskin, dan berangan-angan untuk
menjadi kaya.
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بْنُ الْقَعْقَاعِ حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى
الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ.
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahid telah mencerita
kan kepada kami ‘Umarah banal Qa’qa’, telah menceritakan kepada kami Abu Zur’ah telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah ra.berkata,: ” Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw. dan berkata,”Wahai Rasulullah, sadaqah apa kah yang paling besar pahalanya”. Beliau menjawab: “Kamu bersedaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu kamu berkata, si fulan segini dan si fulan segini. Padahal harta itu milik si fulan” H.R.al-Bukhari.No. 1330.
6. Keistimewaan Infaq 1/3 harta penghasilan
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ
وَهْبِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ بِفَلاَةٍ مِنْ اْلأَرْضِ
فَسَمِعَ صَوْتًا فِي سَحَابَةٍ اسْقِ حَدِيقَةَ فُلاَنٍ فَتَنَحَّى ذَلِكَ السَّحَابُ فَأَفْرَغَ مَاءَهُ فِي حَرَّةٍ فَإِذَا شَرْجَةٌ مِنْ تِلْكَ الشِّرَاجِ قَدْ اسْتَوْعَبَتْ
ذَلِكَ الْمَاءَ كُلَّهُ فَتَتَبَّعَ الْمَاءَ فَإِذَا رَجُلٌ قَائِمٌ فِي حَدِيقَتِهِ يُحَوِّلُ الْمَاءَ بِمِسْحَاتِهِ فَقَالَ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ مَا اسْمُكَ قَالَ فُلاَنٌ لِلاِسْمِ الَّذِي
سَمِعَ فِي السَّحَابَةِ فَقَالَ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ لِمَ تَسْأَلُنِي عَنْ اسْمِي فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ صَوْتًا فِي السَّحَابِ الَّذِي هَذَا مَاؤُهُ يَقُولُ اسْقِ
حَدِيقَةَفُلانٍلاسْمِكَ فَمَا تَصْنَعُ فِيهَا قَالَ أَمَّا إِذْ قُلْتَ هَذَا فَإِنِّي أَنْظُرُ إِلَى مَا يَخْرُجُ مِنْهَا فَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثِهِ وَآكُلُ أَنَا وَعِيَالِي ثُلُثًا
وَأَرُدُّ فِيهَا ثُلُثَهُ.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb, teks milik Abu Bakr, keduanya
berkata: Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Ab dulaziz bin Abu Salamah dari Wahb bin Kaisan dari Ubaidullah bin Umair Al-Laisi dari Abu Hurairah dari Nabi saw. bersabda: “Saat seseorang berada di suatu padang pasir, ia mendengar suara di awan: ‘Siramilah kebun si fulan’ lalu awan itu menjauh dan menuang kan air.Ternyata dikebun itu ada seseorang yang tengah mengurus air dengan sekopnya. Ia bertanya padanya: “Wahai hamba Allah, siapa namamu?” Ia menjawab: ” Fulan. “Sama seperti nama yang ia dengar dari awan. Ia bertanya: “Hai hamba Allah, kenapa kau ta nya namaku?. ” ia menjawab: Aku mendengar suara di awan dimana ini lah airnya. Awan itu berkata: ” Sirami lah kebun si fulan, namamu. Apa yang kau lakukan dalam kebunmu?’ ia menjawab: ‘Karena kau mengatakan seperti itu, aku melihat (ha
sil) yang keluar darinya, lalu aku sedekahkan sepertiganya, aku makan sepertiganya bersama keluargaku dan aku kembalikan sepertiganya ke kebun’ H,R.Muslim. No. 5299.
7. Jangan menghitung apa yang diinfaqkan
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ فَاطِمَةَ عَنْ أَسْمَاءَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ أَنْفِقِي وَلاَ تُحْصِي فَيُحْصِيَ اللهُ عَلَيْكِ وَلاَ تُوعِي فَيُوعِيَ اللهُ عَلَيْكِ.
Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin Sa’ id telah menceritakan kepada kami ‘ Abdullah bin Numair te
lah menceritakan kepada kami Hisyam bin ‘ Urwah dari Fathimah dari Asma’, bahwa Rasul saw. bersabda: “Berin
faqlah dan jangan kamu hitung-hitung (pelit) karena nanti Allah akan berhitung kepadamu dan jangan kamu tutup rapat guci tempat menyimpan makanan itu karena nanti Allah akan menutup rezekimu” H.R.al-Bukhari. No. 2402.
8. Berinfaq sebatas kemampuan
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ عَنْ حَجَّاجِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ
أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ أَخْبَرَهُ عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّهَا جَاءَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لاَ تُوعِي فَيُوعِيَ اللهُ عَلَيْكِ ارْضَخِي مَا اسْتَطَعْتِ.
Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim dari Ibnu Juraij. Dan diriwayatkanpula telah menceritakan kepada saya Muhammad bin ‘Abdur Rahim dari Hajjaj bin Muhammad dari Ibnu Juraij berkata, telah mengabarkan kepada saya Ibnu Abu Mulaikah dari ‘Abbad bin ‘Abdullah bin Az-Zubair bahwa dia mengabar kannya dari Asma’ binti Abu Bakar ra. bahwa dia menemui Nabi saw. lalu Beliau bersabda: ” Janganlah kamu berkarung-karung (kamu kumpulkan harta dalam karung lalu kamu kikir untuk menginfaqkan nya) sebab Allah akan menyempitkan reziki bagimu dan berinfaqlah dengan ringan sebatas kemampuanmu ” H.R. al-Bukhari. No. :1344.
Esensi Orang Mukmin Dalam Kehidupan: Mukmin kuat lebih baik daripada Mukmin lemah
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ
الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Idris dari Rabi’ah bin ‘Usman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Al-A’raj dari Abu Hurairah dia berkata; ‘ Rasul saw. bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah. H.R. Muslim. No hadis 4816.
Kuat secara politik, berkuasa; kuat secara ekonomi kaya; kuat secara kesehatan tidak sakit-sakitan, kuat secara
keilmuan tidak bodoh dan tolol (botol), kuat secara sosial budaya, tiak kuper (kurang pergaulan) dan sebagainya.
Urutan dalam Pemberian Infaq: Q.S.al-Baqarah/2:215:
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ
بِهِ عَلِيمٌ (215)
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
Dalam ayat di atas diketahui urutan pemberian infaq:
1. Kedua orang tua kandung (Ibu-Bapak).
2. Kerabat (saudara yang ada hubungan darah).
3. Anak-anak yatim (yang miskin).
4. Orang-orang miskin.
5. Orang-orang dalam perjalanan yang membutuhkan.
Penutup
Berdasarkan Alquran dan al-Hadis yang dikemuka kan di atas, maka umat Islam yang meyakini Alquran dan
al-Hadis mestinya menyadari betapa dahsyatnya bila membiasakan berinfaq di jalan Allah, apalagi pada bulan Ramadan demi kebahagiaannya di dunia dan di akhirat. Allah swt dengan tegas menyatakan bahwa semua kebaikan termasuk berinfaq pasti dibalas oleh Allah swt dengan kebaikan yang dilakukannya.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيدِ
Barang siapa yang mengerjakan amal yang salih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang
berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba
(Nya). Q.S.Fushilat/41:46.
Selanjutnya Allah swt tidak menyia-nyiakan amal salih hambaNya. Q.S.al-Kahfi/18:30-31:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لاَ نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلاً (30)
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal salih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-
orang yang mengerjakan amalan(nya) yang baik. Perlu diperhatikan infaq memiliki energi apabila sesuai dengan yang ditetapkan oleh Allah swt (Alquran) dan Rasul-Nya (al-Hadis). Wallahu a’lam bissawab. (***)