• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Mengupas Tuntas Masalah Pelemahan Demokrasi Indonesia

Mengupas Tuntas Masalah Pelemahan Demokrasi Indonesia

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
29 Desember 2021
in Sosial Politik
86

Yogyakarta, InfoMu.co – Berada di penghujung 2021, Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menyelenggarakan webinar pada pagi hari ini (28/12). Topik seminar yang diusung langsung menyasar pada isu demokrasi, yakni bertajuk “Menahan Laju Regresi Demokrasi dan Kegagalan Politik Desentralisasi di Indonesia”.

Sejumlah pakar kenamaan yang hadir sebagai pembicara ialah Dr. Busyro Muqoddas, Thomas Power, Bachtiar Dwi Kurniawan, S. Fil.I, MPA, Prof. Azyumardi Azra, David Efendi, S.IP, MA., serta Bupati Trenggalek, M. Nur Arifin. Meskipun pembicara terakhir berhalangan hadir, acara seminar tetap berjalan dengan panduan moderator Dr. phil. Ridho Al-Hamdi, MA.

Istilah “regresi” dalam judul seminar ini merupakan ungkapan suatu fenomena politik kenegaraan yang sama artinya dengan flawed democracy atau illiberal democracy. Terma tersebut mengandung makna adanya keterancaman demokrasi yang membuatnya tidak bertahan lama.

Hal tersebut bisa terjadi atas setidaknya tiga faktor yaitu, (1) kekurangan struktural dari konsolidasi demokrasi, (2) regresi demokrasi dari bawah, dan (3) regresi demokrasi dari atas. Indonesia sendiri mengalami regresi demokrasi yang diakibatkan faktor ketiga.

Menurut Power, proses regresi demokrasi ini dilakukan melalui pelemahan institusi akuntabilitas negara oleh pemilik wewenang politik secara sistematis. Dalam kata lain, gejala ini disebut juga penggelembungan kekuasaan eksekutif (executive aggrandisement).

Komponen-komponen yang dimaksud sebagai institusi akuntabilitas negara di atas di antaranya, institusi dan proses penyelenggaraan pemilu, lembaga penegak hukum dan yudisial independen, media, serta opsisi tidak resmi maupun aksi demostrasi.

Salah satu bukti konkretnya adalah pelemahan institusi Komisi Penanganan Korupsi (KPK) yang perannya sebagai lembaga independen perawat keutuhan demokrasi.

Dalam kesempatan berikutnya, Azra menunjukkan bukti regresi lainnya, “koalisi besar dengan partai-partai di parlemen, hampir sepenuhnya memproses dan menetapkan undang-undang dan ketentuan lain tanpa melibatkan publik dan masyarakat sipil. Meski ada suara kritis dari kalangan publik dan masyarakat sipil, elite pemerintahan dan politik oligarkis-nepotistik tidak peduli”.

Apalagi “hilirisasi otoritarianisme”, seperti dikatakan Busyro, semakin menambah daftar upaya penggelembungan kekuasaan di pusat. Dampaknya, bukan saja menyedot pundi-pundi ekonomi di daerah, tetapi juga merenggut upaya kepala daerah bagus yang ingin tetap bekerja dengan moral. Bahkan, berdampak juga pada semakin parahnya kerusakan alam.

Sebagai penutup, Busyro mengungkapkan harapannya agar dalam waktu dekat pada awal tahun agar organisas-organisasi masyarakat dan perguruan tinggi bisa berkonsolodasi. “Tujuannya menyelamatkan negara. Hakikatnya menyelamatkan pemilu akan datang,” tandasnya. (ykk/sm)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: demokrasiwebinar
Previous Post

Kasus Transmisi Lokal Omicron Pertama Indonesia Berasal dari Medan

Next Post

Musywil IPM Aceh, Saatnya yang Muda Tampil

Next Post
Musywil IPM Aceh, Saatnya yang Muda Tampil

Musywil IPM Aceh, Saatnya yang Muda Tampil

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.