Mengenal Tokoh, Ulama, dan Legenda Asal Mesir (Bagian 1)

Mengenal Tokoh, Ulama, dan Legenda Asal Mesir (Bagian Pertama)

Oleh: Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar

Ibn Hisyam. Nama lengkapnya Abdullah bin Yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin Hisyam al Anshary. Ia lebih dikenal dengan Ibnu Hisyam, lahir pada bulan Dzulqa’dah tahun 708 H dan wafat di Mesir pada tanggal 6 Dzulqa’dah tahun 761 H. Beliau adalah seorang lughawy terkenal didunia, ia ahli Nahwu, Sharf, Ma’ani, Bayan dan ‘Arudh. Ia sempat bermukim dan belajar di Mekah degan para guru-gurunya. Ia banyak berdiskusi dan berdebat dengan guru-gurunya khususnya dalam bidang Nahwu. Disamping ahli bahasa, ia juga belajar dan mahir hadits dan fikih khususnya mazhab Syafi’i. Diantara karya-karyanya yang terkenal antara lain: Qathr an Nada, Mughn[il] Labib, dll. (Mu’jam al Mu’allifin: 2/305-306).

Ibn ‘Atha’ilah. Beliau adalah pengarang buku tasawuf terkenal yang berjudul “Al Hikam” yang sangat populer di Indonesia. Nama lengkap beliau Tajuddin Abu al-Fadl Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Atha’ as-Sakandary al-Judzami al-Maliki as Syadzili. Ia lahir dan tumbuh berkembang di kota Alexandria. Keluarga Ibnu ‘Atha’illah adalah keluarga yang terdidik dalam agama. Ayah dan kakeknya adalah seorang ulama. Banyak sekali ungkapan-ungkapan beliau berupa nasehat-nasehat yang penuh hikmah dan menyejukkan hati khususnya dalam karyanya “Al Hikam”. Ia wafat tahun 709 H. Salah satu guru terkenalnya dalam bidang tasawuf adalah Syekh al Mursy (w. 686 H). Dan diantara muridnya adalah as Subki pengarang Thabaqat as Syafi’iyah.

Ibn Daqiq el-‘id. Namanya aslinya Muhammad bin Ali bin Wahab bin Muthi’ bin Abi Tha’ah al Qusyairy. Ia dilahirkan tahun 625 H. Ia disebut juga Ibnu Daqiq el-‘Id karena kakeknya bernama Ibnu Daqiq el ‘Id. Ia adalah seorang ahli hadits, hafal al Qur’an, ahli fikih & usul, ahli gramatika (nahwy), dan ahli sastera. Ia dilahirkan dilaut merah ketika bersama ayahnya hendak menuju Hijaz dalam rangka menunaikan ibadah haji. Semasa hidupnya ia pernah menjabat hakim tinggi Mesir (waly qudhah ad diyar al mishriyyah). Beliau meninggal dunia di Kairo pada tanggal 11 Shafar 702 H dan dimakamkan di bukit Muqattam tidak jauh dari makam Ibnu ‘Atha’ilah as Sakandari. Karya-karya Ibnu Daqiq el ‘Id antara lain: Al Iqtirah fi ‘Ulumil Hadits, Syarh Mukhtashar Ibnul Hajib fi Furu’ al Fiqh al Maliky, Al Ilmam fi Ahadits al Ahkam, Syarh ‘Umdatul Ahkam, dll. (Mu’jam al Mu’allifin: 3/553)

Abu Jamrah. Nama lengkapnya Abu Muhammad Abdullah bin Abi Jamrah al Andalusy. Ia adalah salah satu dari sekian banyak ulama yang men-syarh karya monumental Imam al Bukhary (w. 256 H). Ia berhasil merangkum dengan baik hadits-hadits dalam Shahih al Bukhari beserta kandungannya dalam sebuah buku yang cukup populer berjudul “Mukhtashar al Jami’ as Shahih lil Bukhary”. Dan belakangan karya ini lebih sering disebut Mukhtashar Abi Jamrah. Abu Jamrah juga terhitung sebagai salah satu guru syekh Ibnu ‘Atha’ilah as-sakandary dalam bidang hadits. Karya Abi Jamrah yang lain diantaranya: “Bahjatun Nufus fi Safarayn”. Ia wafat tahun 699 H. (Mu’jam al Mu’allifin: 2/234)

Imam Syafi’i. Beliau adalah salah satu tokoh imam empat mazhab yang terkenal. Nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin Sa’ib bin Ubaid bin Abd Yazid bin Hasyim bin Muthalib bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib. Beliau adalah salah satu imam empat mazhab. Ia dilahirkan di Ghaza tepat ditahun Imam Hanafi wafat yaitu tahun 150 H. Riwayat lain menyebutkan ia lahir di ‘Asqalan, ada pula yang mengatakan di Yaman. Namun pendapat terkuat menyatakan ia lahir di Ghaza sebagaimana keterangan Imam an Nawawi. Sejak kanak-kanak Imam as Syafi’i sudah hijrah ke Mekah, dan disanalah ia hidup, tumbuh dan berkembang. Ia belajar al Qur’an kepada Sufyan bin ‘Uyainah (w. 198 H) dan belajar hadits kepada Malik bin Anas (w. 179 H). Setelah cukup matang ia mengembara ke Bagdad beberapa kali dan disanalah ia menulis karyanya “ar Risalah al Qadimah” yang saat ini sudah hilang. Tahun 199 H ia hijrah ke Mesir, dan disanalah ia menulis kembali karyanya “ar Risalah al Jadidah”. Dan disana pulalah ia meninggal dunia pada malam Jum’at 29 Rajab 204 H, dan dimakamkan pada hari Jum’atnya setelah shalat Ashar. Karya-karyanya selain Ar Risalah antara lain: al Musnad fil Hadits, Ahkamul Qur’an, Ikhtilaful Hadits, al Umm, dll. (Mu’jam al Mu’allifin: 3/116, Ar Risalah; Tahkik Ahmad Muhammad Syakir: 3-13)
Zakariya al Anshary. Nama lengkapnya Zainuddin Abu Yahya Zakariya bin Muhammad bin Ahmad bin Zakariya al Anshari al Khajrajy as Sunaiki as Syafi’i. Lebih dikenal dengan Zakariya al Anshari dan atau syaikhul Islam. Kelahirannya tidak diketahui secara pasti, namun as Suyuthi memperkirakan sikitar tahun 824 H, sementara as Sakhawi & as Syaukani memperkirakan tahun 826 H. Semenjak kanak-kanak Zakariya al Anshari sudah yatim. Dan sejak kecil ia sudah hafal al Qur’an yang merupakan aktifitas pertama dalam menuntut ilmu dimasa dahulu. Zakariya al Anshari dikenal mahir dan banyak belajar berbagai cabang ilmu, seperti: Bahasa, Tafsir, Ilmu Hay’ah, Handasah & Miqat (ketiganya dalam cabang Falak), hisab, Fara’id, al Jabr & al Muqabalah (matematika), Kedokteran, Filsafat, ‘Arudh, Tasawuf, Hadits, dll. Ia dikenal berperangai santun dan berakhlak tinggi. Ia wafat tahun 926 H. Ia juga terhitung sebagai salah satu pembesar dalam mazhab Syafi’i. Diantara guru-gurunya antara lain: Ibnul Majdi (w. 850 H), dan diantara muridnya adalah Ibnu Hajar al Haitami (w. 973 H atau 974 H).[]