Selasa, 24 Juni 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Opini

Menanti Oleh-Oleh Jama’ah Haji

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
11 Juni 2025
in Opini
A A
Dr. Salman Nasution
0
SHARES
90
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Menanti Oleh-Oleh Jama’ah Haji

Oleh : Dr. Salman Nasution, SE.I.,MA

 

Labbaikallāhumma labbaik yang artinya Inilah aku (untuk melayani-Mu) ya Allah, inilah aku, atau bahasa sastranya Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah. Kalimat talbiyah ini diucapkan oleh jama’ah haji seluruh dunia setelah berihram. Jelas bahwa kehadiran tamu-tamu Allah adalah orang yang melaksanakan haji dengan maksud melaksanakan bagian daripada ibadah kepada Allah. Bagi penulis, sangat beruntung orang-orang yang telah melaksanakan ibadah haji, tidak hanya kesempurnaan melaksanakan rukun Islam, namun juga sebagai tamu Allah
berdasarkan undanganNya atau panggilanNya (privilege) bukan datang sendiri.

Umum dalam masyarakat Islam, ada 2 (dua) panggilan yang sering dihubungan daripada Allah Swt., yaitu (pertama) panggilan Allah untuk melaksanakan haji dan (kedua) panggilan Allah dalam hal kematian melalui izrail (disebut malaikat maut). Kedua-duanya adalah panggilan Ilahi, dan tentu bagaimana sikap manusia menerima panggilan tersebut, tentu ada beberapa jenis respon diantaranya senang, takut, dan lainnya. Perbedaan kedua
panggilan terletak pada kepastian, jika panggilan kematian adalah pasti, namun panggilan haji hanya orang-orang tertentu saja atau tidak pasti. Apalagi luas wilayah mekkah sangat terbatas, sehingga pemerintah Indonesia membatasinya dengan berbagai persyaratan dan lainnya. Bahkan pertanyaan lebih lanjut, apakah kedua panggilan ini disenangi oleh umat Islam? wallahu a’lam.

Sejarah singkat dari pelaksanaan Ibadah haji adalah tidak terlepas dari peran Rasulullah Ibrahim alaihisalam beserta Rasulullah Ismail alaihisalam. Ketika Rasullah Ibrahim bermimpi, diperintahkan oleh Allah Swt. menyembelih anaknya Rasullah Ismail. Berdasarkan perintah tersebut, Rasullah Ismail bersedia disembelih atas perintah Allah. Sehingga eksekusi penyebelihan dilakukan, namun penyembelihan Ismail tidak terjadi, karena Allah Swt. telah menggantikannya dengan seekor kibas (sejenis domba). Perintah penyembelihan ini dikenal dengan idul Adha yang dirayakan umat Islam di dunia dengan melakukan penyembelihan hewan kurban. Inti dari peristiwa ini adalah mengikuti perintah Allah Swt. tanpa menimbang, berfikir apalagi menunda.

Alhamdulillah, pelaksanaan ibadah haji tahun ini dianggap menjadi pelaksanaan haji yang cukup baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah Indonesia terus berusaha semaksimal mungkin dalam layanan dan meminta kepastian kepada bawahannya (Menteri Agama RI/ Badan Penyelenggara Haji Republik Indonesia) untuk mengurus pelaksanaan haji tahun ini dengan manajemen yang baik. Bahkan isu akan diturunkan biaya pelaksanaan ibadah haji (ongkos naik haji) menjadi pembahasan pemerintah sehingga ada harapan umat Islam lainnya untuk dapat mendaftar sejak dini.

Ada hal yang penting bagi penulis bagi jama’ah haji Indonesia sampaikan (bahkan umat Islam seluruh dunia) disaat tiba di tanah air, yaitu “jangan lupa bawa oleh-oleh”. Jika dipahami secara literasi bahwa oleh-oleh adalah buah tangan atau sesuatu yang dibawa dari bepergian. Jika dimaksudnya oleh-oleh adalah buah tangan secara materi tentu, saat ini jama’ah haji Indonesia dikenal dengan pengunjung oleh-oleh terbesar di wilayah Arab Saudi, sehingga para pedagang Arab Saudi memanfaatkan bahasa Indonesia dalam menarik pasar jama’ah haji asal Indonesia.

Poin penting oleh-oleh dalam konteks materi, bahwa masyarakat Indonesia sangat bermasyarakat artinya oleh-oleh adalah cara menjaga silaturahim atau persaudaraan. Bahkan pemberian oleh-oleh dari Arab Saudi dalam hal ini dari Mekkah dan Madinah ditunggu-tunggu oleh sanak saudara dan tetangga, dan menjadi penilaian berharga. Umum oleh-olehnya adalah seteguk Air Zam-zam. Air yang memiliki nilai sejarah dan bukti eksistensi Tuhan yang Ahad. Adanya nilai Tauhid tersebut, tidak sedikit masyarakat Indonesia menganggap bahwa Zam-zam adalah air yang diberkati atau obat untuk kesembuhan.

Tidak penulis nafikan bahwa oleh-oleh menjadi harapan, namun ada sisi lain, ada oleh-oleh dalam konteks substantif. Oleh-oleh subtantif adalah oleh-oleh yang diberikan jama’ah haji kepada masyarakat, yaitu mereka mengharapkan cerita tauhid oleh jama’ah haji sepulangnya balik ke Indonesia. Jika merujuk pada kalimat Labbaikallāhumma labbaik yang artinya “yaa Allah, aku memenuhi panggilan-Mu”, tentu ada cerita, ada informasi yang layak didengar masyarakat dari jama’ah haji.

Panggilan Allah sangat penting bagi jama’ah haji, sebagai panggilan suci. Orang berhaji karena adanya panggilan. Namun tidak titik, ada komunikasi antara Sang Maha Pencipta dengan Ciptaan dengan bentuk ibadah seperti sholat. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa sholat bukan hanya gerakan fisik, ibadah bisa disebut mukhatabah atau berdialog dengan Allah. Tentu ada isu atau materi yang dibahas mendalam setelah panggilan. Jika merujuk sejarah ibadah haji, tentu ada kisah para nabi-nabi yang berperan dalam pendirian Mekkah dan Madinah yang layak dijadikan bahan materi dalam mukhatabah tersebut yaitu perjuangan yang ikhlas menjadi nilai dari sebuah perjalanan mendekatkan diri kepada Allah. Adapun rukun haji yaitu ihram, wukuf di Arafah, thawaf ifadah, sai, tahalul, dan tertib.

Ada yang diharapkan cerita dari jama’ah haji kepada masyarakat terkhusus umat Islam di Indonesia. Ada oleh-oleh eskatologi (bersifat keilmuan dan pemahaman ukhrowi) sehingga layak didengar dan menarik untuk dijadikan referensi jika nantinya masyarakat Islam lainnya diundang atau dipanggil oleh Allah untuk melaksanakan haji. Cerita terkait panggilan haji adalah moment seorang manusia benar-benar mempersiapkan diri hadir ke Baitullah atau rumah Allah, karena disanalah ada peristiwa penting dari sejarah kenabian dan lainnya.
Oleh-oleh materi dan oleh-oleh subtantif adalah tamu-tamu Allah menyampaikan nantinya disaat kembali ke tanah airnya. Tentu, masyarakat Islam terkhusus di Indonesia mendo’akan semoga menjadi haji mabrur, yaitu haji yang diterima oleh Allah Swt. dan membuahkan kebaikan, baik selama ibadah haji maupun setelahnya. Indonesia butuh solusi untuk kedamaian disaat perilaku keburukan sosial mudah dilihat oleh mata masyarakat Indonesia.
perkumpulan jutaan tamu-tamu Allah dengan do’a keselamatan umat Islam di Indonesia dan dunia juga menjadi harapan oleh-oleh dari pemimpin agar negara yang dimpimpinnya menjadi negara yang makmur dan sejahtera.

Penulis menyakini bahwa semua jama’ah haji asal Indonesia pasti telah menyiapkan oleh-oleh terbaiknya bagi orang-orang yang tersayang dan terbaik, termasuk penulis, yang juga tetap menunggu tamu-tamu Allah yang menjalankan haji disertai oleh-oleh nya. Semoga selamat dalam perjalanan. Aamiin YRA.

*** Penulis adalah Dosen UMSU/Sekertaris KPEU MUI SU/ MES Sumut

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: hajiopinisalman

Dapatkan informasi terupdate dan terkini seputar InfoMu dan jadilah yang pertama

Tidak Setuju
Syaiful Hadi

Syaiful Hadi

Related Posts

Salman Nasution
Opini

Muhammadiyah Melebarkan Mata Pada Pertambangan

24 Juni 2025
Ekonomi

Strategi Pembangunan Ekonomi Hijau : Implementasi Teknologi Ramah Lingkungan dalam UMKM Bata Tradisional

24 Juni 2025
Amrizal MPd
Opini

Menjaga Kesucian Musyawarah Antara Amanah Jamaah dan Godaan Transaksional

24 Juni 2025
Agus Sani
Opini

Digital Team, Spiritual Soul: Relevansi Kepemimpinan Islam dalam Era Talenta Gen Z

22 Juni 2025
Opini

Over Protective Menurut Pandangan Islam.

19 Juni 2025
Amrizal MPd
Literasi

Sami‘nā wa Aṭa‘nā: Menyemai Ketaatan, Menuai Kejayaan Jamaah

17 Juni 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SD Muhammadiyah 36 Medan Sukses Gelar Raker dan Family Gathering

24 Juni 2025

Mahasiswa Asing Mancanegara Tamatkan Belajar Bahasa Indonesia di UMM

24 Juni 2025

Buku Saku KHGT dalam Tiga Bahasa

24 Juni 2025

MUI Sumut Terbitkan Himbauan Sambut Tahun Baru Islam 1447 H: Serukan Zikir, Doa, dan Peningkatan Amal

24 Juni 2025
Salman Nasution

Muhammadiyah Melebarkan Mata Pada Pertambangan

24 Juni 2025

Majelis Lingkungan Hidup PWM Sumut Kunjungi Tambang Emas Martabe Batangtoru

24 Juni 2025

Strategi Pembangunan Ekonomi Hijau : Implementasi Teknologi Ramah Lingkungan dalam UMKM Bata Tradisional

24 Juni 2025
Infomu

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com

Navigasi

  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com