Yogyakarta, InfoMu.co – Beban kesuksesan dakwah Muhammadiyah di abad kedua berada di pundak Majelis Pustaka dan Informasi. Demikian ungkap Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad.
Dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jumat (14/7/2023), Dadang menyebut dakwah digital Muhammadiyah masih belum optimal dikerjakan.
Kendati, kiprah seabad Muhammadiyah sebagai organisasi agama paling sukses di dunia telah mendapat pengakuan dari beberapa ilmuwan internasional.
Hal ini kata dia dapat diukur dari kurangnya pengenalan publik, terutama kelompok usia muda (milenial) terhadap isu-isu Muktamar hingga tema-tema khusus Muhammadiyah seperti Islam Berkemajuan.
Dibanding dengan gagasan keagamaan dari kelompok Islam lainnya, gaung dakwah digital Muhammadiyah masih dianggap kecil. Padahal, dakwah digital merupakan amanat Muktamar ke-47 tahun 2015 di Makassar.
“Terus terang saja masa depan kita itu bukan fisik, tapi digital. MPI ini adalah salah satu UPP (Unsur Pembantu Pimpinan) yang (tugasnya) mengantarkan ke gerbang modernisasi Muhammadiyah ke depan. Kalau kitanya tidak maksimal, ya usahanya seperti sekarang. Padahal kita ingin Islam Berkemajuan menjadi sesuatu yang semacam common issue (isu bersama) di masyarakat,” jelasnya.
MPI diminta Dadang untuk mengakselerasi dakwah digital agar tema-tema dakwah Persyarikatan dikenal publik, apalagi yang berkaitan dengan dakwah komunitas. Dadang berpesan agar MPI menghasilkan program kerja ke depan yang lebih progresif
“Harus responsif pada perubahan-perubahan yang terjadi. Kalau dulu perubahan itu 100 tahun sekali, sekarang bisa 10 tahun sekali atau bahkan 5 tahun sekali. Berubah terus. Jadi kalau kita mabni ‘ala sukun (pasif), tidak pernah merespon perubahan-perubahan itu, kita akan seperti merk-merek hebat yang gulung tikar karena tidak mau berubah. Dan Muhammadiyah pun yang di tangan MPI kuncinya, kalau tidak mau berubah ya kita tidak bisa bermain di abad kedua Muhammadiyah,” pesannya.
Selain itu, Dadang meminta MPI memiliki strategi yang lebih unggul dalam mempromosikan gagasan Persyarikatan Muhammadiyah. Kader-kader Muhammadiyah juga diminta percaya diri membawa isu Muhammadiyah di ranah publik.
“Publikasi kita masih sangat terbatas. Terus terang saja, kita ini low profil, bukan lagi tawadhu. Padahal kalau perlu kita ini selain isyahadu bianna muslimin, kita juga isyahdu bianna Muhammadiyin (menampilkan diri sebagai orang Muhammadiyah),” imbuhnya.
Sebagai bekal untuk akselerasi itu, Dadang meminta MPI bersama Majelis Tablig melakukan penguatan ideologi Muhammadiyah beserta produk Muktamar.
Bersama Majelis Tabligh, MPI diharapkan mampu meluaskan dakwah Muhammadiyah ke kelompok masyarakat menengah ke bawah yang selama ini minim terjangkau oleh Muhammadiyah.
“Oleh karena itu, nasihat saya kuasailah ideologi Muhammadiyah. Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan Risalah Islam Berkemajuan. Kuasai dari mulai karakteristiknya hingga manhajnya. Kuasai,” pungkas Dadang.
Diikuti perwakilan dari seluruh Indonesia, Rakernas MPI diadakan selama tiga hari sampai Minggu (17/7/2023). Rakernas mengambil tema “Sinergi Kemitraan Local dan Internasional dalam Upaya Mewujudkan Semesta Digital yang Unggul dan Terintegrasi dalam Bingkai Islam Berkemajuan”. (afn-muhammadiyah.or.id)