Takengon, InfoMu.co – Negeri di Atas Awan kini menambah jumlah Penghafal Qur’an. Kali ini, Maha Satria (18) lulus dengan predikat Mumtaz untuk hafalan 30 Juz. Tentu saja, ini menjadi kebanggaan tersendiri oleh Maha Satria, yatim-piatu yang ditanggal kedua orang tuanya. Kehidupan Maha Satria yang sangat sulit itulah yang mengundang decak kagum banyak orang. Banyak orang yang menyampaikan rasa syukur, dan berharap Maha Satria bisa meneruskan ciita-citanya.
InfoMu.co meminta Nana Chalid untuk bertemu dan melakukan wawancara khusus dengan Maha Satria yang lahir pada 5 Maret 2002 bermukim di Kala Nareh, Desa Simpang Kelaping, Kec Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah.

Bagaimana Maha Satri Menghafal Al Quran
Banyak yang bertanya, seperti apa proses belajar Maha Satri hingga ia bisa mendapatkan kelulusan yang Mumtaz itu ?. Kepada Nana Chalid, Maha Satria menjelaskan, bahwa proses tersulit yang dihdapi adalah pada awal mulai melakukan proses penghafalan. Butuh konsentrasi, fokus dan semangat. Kesulitan lain adalah, menjaga hafalan. Saat proses penghafalan berlangsung maka hafalan yang lalu tetap harus dijaga agar tidak terlupa.
Maha Satria dapat menyelesaikan program hafalan sebanyak 30 juz selama tiga tahun dan kemudian dua tahun untuk memutqinkan hafalan. ” Alhamdulillah, semua proses itu dapat berlangsung dengan baik,” kata Maha Satrian.

Cita-cita ingin Kuliah di Madinah
Ketia ditanya cita-citanya setelah selesai program tahfidz Quran, Maha agak malu mengatakan, ia ingin kuliah di Universitas Islam Madina (UIM). Kalau tidak lulus di Medan Maha Satria berharap bisa melanjutkan kuliah di Yaman.
Untuk mewujudkan cita-cita ini tentu butuh proses lain. Selain faktor diri Maha Satria mampu menerobos prosedur yang cukup ketat maka persoalan anggaran juga. Tentu saja Maha berharap ia bisa mendapatkan beasiswa penuh di sana. Namun bila tidak ada bea siswa tentu Maha Satria butuh sponsor atau donatur yang mau berbagi untuk meringnkan biaya kuliahnya di Timur Tengah sana.
Maha Satria bercita-cita ingin menjadi pendakwah untuk mengajak umat dapat memahami agama dengan benar sesuai dengan Al-Quran dan As-sunnah. (Nana Chalid/ Syaifulh)

