Selasa, 31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Infomu
mccc sumut
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Kolom

Kolom Talkisman Tanjung: Kenapa Kita Harus Ber-Muhammadiyah

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
16 Januari 2023
in Kolom, Opini
A A
0
SHARES
115
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Kenapa Kita Harus Ber-Muhammadiyah
Oleh : Drs. Talkisman Tanjung
Bila dilihat secara idiologis, paling tidak ada dua alasan, kenapa kita harus bermuhammadiyah, yaitu :
1. Karena Muhammadiyah itu senantiasa mengajak kita untuk berittiba’ kepada Rasulullah SAW. Sesuai dengan namanya “muhammad” + “ya nisbah” yang berarti menisbahkan diri kepada Muhammad SAW. Perintah untuk berittiba’ kepada Nabi Muhammad SAW tersebut dinukilkan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran ayat : 31dan 32.
قل ان كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفرلكم ذنوبكم والله غفور رحيم. قل اطيعوا الله والرسول فاءن تولو فاءن الله لا يحب الكافرين.
 _”Viralkanlah hai Muhammad : jika ada kalian mencintai Allah, maka berittiba’lah (ikutilah) kepadaku, niscaya Allah akan membalas cinta kalian, dan Allah akan mengampuni dosa dosa kalian, sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang.
Viralkanlah hai muhammad : Ta’atlah kepada Allah dan Rasul, jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah SWT tidak mencintai orang orang yang ingkar (kafir)”._
Ketika kita mengikuti Rasul, maka kita akan menjadi pengikut Muhammad SAW, yang dalam bahasa Arabnya : محمدية (pengikut Muhammad). Dengan demikian ayat 31 tersebut menyatakan dengan tegas bahwa, jika kalian benar benar mencintai Allah, _maka hendaklah kalian menjadi Muhammadiyah_ (menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW).
Namun jika kalian tidak mau menjadi Muhammadiyah, artinya berpaling, konsekwensi logisnya Allah SWT tidak akan pernah mencintai kalian (yang pada waktu  tidak mau itu disitilahkan oleh Al-Qur’an dengan kosa kata “kafir”).
Sebagaimana diketahui bahwa Allah SWT itu senantiasa akan memberikan sesustu yang lebih dari apa yang dilakukan hamba ini, disa’at kita hanya mencintai Allah, maka Allah tidak aejedar nembalas cinta kita, tetapi Allah juga akan memberikan keampunan atas dosa-dosa kita.
Kemudian alasan kedua, kenapa kita harus bermuhammadiyah ? Jawabannya adalah karena muhammadiyah merupakan bentuk nyata dari perintah Allah agar mendirikan organisasi (امة) untuk menyelenggarakan sebuah agenda besar yang tidak mungkin bisa dilaksanakan secara individual. Hal itu dinukilkan oleh Allah didalam Surat Ali Imran ayat 104 :
ولتكن منكم امة يدعون الى الخير وياء مرون بالمعروف وينهون عن المنكر واولىك هم المفلحون.
“Dan dirikanlah ditengah komunitas kalian sebuah organisasi (ummah) yang relatif terorganisir, dengan mengemban tugas (menjalankan program) yaitu ; mengajak semua oranh untuk masuk kedalam Islam, setelah itu perintahkan kepada mereka untuk melaksanakan syari’at Islam, dan larang (cegah)mereka dari kemungkaran, kema’shiyatan. Sehingga kalian menjadi pemenang”.
Jadi bentuk ril dari perintah Allah di dalam ayat ini adalah mendirikan  sebuah organisasi yang terorganisir, memiliki program kerja yang sifatnya universal dan holistik, menggunakan berbagai metode yang mengedepankan kebijaksanaan, sistematis dan tuntas. Jika semua itu terwujud, maka Allah SWT pasti memberikan kemenangan kepada kita.
Didalam Sabdanya Rasululullah SAW memberikan solusi dan tahapan dalm mencegah/melarang kemungkaran diatas dunia ini, yaitu :
1. Dengan “tangan”(بيده). Tangan dalam konteks hadits ini diterjemahkan berupa kekuasaan, kekayaan, pengaruh, kharisma, ilmu dan sebagainya.
2. Namun jika semua itu tidak kita miliki, Rasulullah SAW memberikan tahapan dibawahnya yaitu dengan ” lisan “(بالسان), yakni dengan pendekatan komunikasi yang apik, dengan media sosial yang santun dan berakhlaq, dan sebagainya. Tetapi jika dengan tahapan kedua ini juga tidak kita miliki atau tidak kita kuasai, maka ada tahapan yang ketiga yaitu : “dengan hati”(فبقلبه), yaitu dengan hati. Maksudnya, hati kita harus dikpndisikan benar-benar dalam kondisi yang membenci dan tidak menyikai berbagai kemungkaran tersebut, artinya ada upaya aktif untuk membencinya yakni dengan menjauhi kemungkaran yang ada. Akan tetapi kata Rasulullah tahapan yang ketiga ini adalah yang paling rendah dan menunjukkan rendahnya iman kita sehingga tidak bisa bereaksi terhadap kemungkaran-kemungkaran yang selalu dipertontonkan dihadapan kita.
Dengan demikian posisi اضعاف الاءيمان itu masih bisa selamat, karena masih dalam konteks metode yang ditawari okeh Rasulullah SAW. Yang menjadi petsoalan adalah justru pada sa’at ini posisi kita ummat Islam tidak menggunakan metode-metode yang dibetikan Rasulullah SAW, bahkan dengan metode yang ketiga pun tidak, yaitu dengan membenci berbagai kemungkaran, dan malah masa bodoh atau membiarkan kemungkaran itu eksis dodinia maya dan nyata. Na’uudzubillah. Itulah sebabnya kondisi ummat Islam tetap dalam kondisi lemah dan terhina, wallaahu a’lam

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: ber-muhammadiyahtalkisman tanjung

Dapatkan informasi terupdate dan terkini seputar InfoMu dan jadilah yang pertama

Tidak Setuju
Syaiful Hadi

Syaiful Hadi

Related Posts

Salan Marpaung Ketia Fokal IMM Sumatera Utara
Kolom

Kolom Sahlan Marpaung: Catatan Kecil untuk Musywil ke-13 Muhammadiyah

30 Januari 2023
Kolom

Kolom Salmi Abbas: Menakar Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara

29 Januari 2023
Imam Shamsi Ali
Kolom

Kolom Imam Shamsi Ali : Membakar Kitab Suci: Kebebasan atau Pelecehan?

27 Januari 2023
Shohibul Anshor Siregar
Kolom

Kolom Shohibul Anshor Siregar: Muhammadiyah dan Politik

25 Januari 2023
Kolom

Kolom Talkisman Tanjung: Apakah Muhammadiyah itu ?

24 Januari 2023
ArifulHaq  A, S.Pd., M.Hum.
Opini

Teropong Awal Tahun 2023

16 Januari 2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Salan Marpaung Ketia Fokal IMM Sumatera Utara

Kolom Sahlan Marpaung: Catatan Kecil untuk Musywil ke-13 Muhammadiyah

30 Januari 2023

Berkeliling Aqsho, Melihat Jejak Sejarah Islam dan Perjuangan Palestina Membaskan Tanah Suci

30 Januari 2023

Urgensi Kader Ulama dan Zu’ama dalam Menjaga Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam

30 Januari 2023

Kiai Cholil: OKI Harus Lebih Lantang Lagi Sikapi Kasus Pembakaran Alquran

30 Januari 2023

Pemkot Medan terus pantau penanganan stunting di kelurahan

30 Januari 2023

Semangat Wal’ashri, Ajaran Kiai Dahlan yang Sering Dilupakan

30 Januari 2023

Sekretaris PPM Muhammad Izzul Muslimin Hadiri Hari Bermuhammadiyah Deli Serdang

30 Januari 2023
Infomu

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com

Navigasi

  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com