• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Safrin Octora : Saset

Kolom Safrin Octora : Saset

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
6 September 2022
in Kolom
86
Saset
Oleh : Safrin Octora
Saset adalah tulisan dalam bahasa Indonesia yang berasal dari sachet. Saset atau sachet bermakna sebuah ukuran paling kecil dari sebuah produk yang menggunakan kemasan dari plastik yang mudah dibawa dan tidak memiliki resiko.
Dikatakan tidak memiliki resiko, karena kemasan saset ini sulit untuk rusak, pecah ataupun isinya mudah berhamburan. Akibatnya saset menjadi pilihan dalam membuat kemasan dalam ukuran kecil, yang lebih fungsional dan tepat guna, praktis dengan harga lebih murah.
Harga yang lebih murah itu terjadi karena isi dari kemasan dalam bentuk saset itu sangat sedikit. Untuk pencuci rambutnya misalnya, ukuran saset paling bisa digunakan untuk mencuci rambut sekali saja, atau paling banyak dua kali, sehingga harganya bisa dibuat murah. Hal itu berbeda bila sampo itu ditempatkan di kemasan besar ukuran 400 ml, yang bisa digunakanan untuk mencuci rambut berulang kali, harganya menjadi jauh lebih mahal. Sehingga saet menjadi pilihan banyak konsumen di negara kita.
Harga produk dalam kemasan saset yang murah tersebut, mendorong terjadi pergeseran orientasi pembelian pada tingkat pengguna akhir. Dengan kata lain, produk dalam bentuk saset telah menjadi primadona dan pilihan konsumen kebanyakan. Ini terjadi karena dalam persepsi konsumen kebanyakan, ukuran saset yang murah lebih berdaya guna, daripada ukuran kemasan produk yang besar.
Fakta-fakta ini mendorong banyak produsen membuat produknya dalam ukuran kecil ataupun saset. Saat ini hampir semua produk yang bisa dibuat dalam ukuran kecil dan saset, telah berubah bentuk. Minuman penyegar dari sari jeruk misalnya, beberapa tahun lalu masih menggunakan kemasan botol kaca dalam ukuran besar. Namun karena harganya mahal, konsumen akhirnya beralih ke kompetitor atau pesaing produk sari jeruk tersebut, yang membuat sari jeruk dengan varian rasa sekali minum dengan menggunakan saset yang murah harganya.
Ini juga terjadi pada kemasan kecap. Dulu warga masyarakat Sum. Utara telah terbiasa dengan kecap lokal dengan merek Hati Angsa ataupun kecap Cap Panah Sinar Langkat. Bahkan ketika pindah ke tempat lain seperti Jakarta misalnya warga salah satu buah tangan yang suka diminta adalah salah satu dari kedua kecap andalan tadi. Artinya, pada waktu itu sepertinya  warga Sum. Utara sangat sulit untuk berpindah ke lain hati untuk kecap penyedap masakan.
Tapi apa yang terjadi ketika sebuah produsen consumer goods – barang konsumsi – besar bernama Unilever memasarkan kecap dalam ukuran saset, dengan merek Kecap Bango  ? Kalimat yang menyatakan warga Sum. Utara tidak mungkin pindah ke lain, ternyata tidak berdasar lagi. Warga Sumatera Utara, bahkan banyak warga di provinsi provinsi lain  di negara kita beralih membeli Kecap Bango. Ini disebabkan karena Unilever membuat kemasan Kecap Bango dalam berbagai ukuran kecil bahkan ada yang dalam saset yang berharga seribu rupiah.
Harga yang murah, muda dibawa, dan jauh dari resiko menyebabkan produsen-produsen produk modern banyak yang beralih membuat kemasan dalam bentuk saset. Hampir bisa dipastikan semua produk-produk yang berpeluang di buat dalam kemasan saset, pada akhirnya memiliki kemasan saset. Fakta ini menurut intelektual Muhammadiyah Prof Ahmad Najib Burhani, menyebabkan budaya saset telah menjadi bagian tidak terelakkan dari dinamika kehidupan masyarakat Indonesia.
Meskipun diinisiasi oleh produk-produk modern, namun cobalah Anda datang ke Pajak (Pasar) Pagi. Saat ini budaya saset telah merasuki juga pola kemasan produk lokal yang sederhana. Di pajak atau warung-warung dekat rumah kita sudah terbiasa melihat aneka bumbu masak yang dikemas dalam bentuk saset plastik sederhana, tipis dan transparan. Ketumbar, kapulaga, cengkeh adalah beberapa jenis bumbu masak yang banyak dibuat dalam ukuran kecil dengan bentuk kemasan  saset  plastik sederhana, tipi dan transparan serta tanpa merek.
Ini menunjukkan para wirausaha-wirausaha kita tidak mau kalah dalam berkreasi dalam memasarkan sebuah produk.
Konsepsi amati, tiru, modifikasi (ATM) telah banyak diikuti oleh wirausaha-wirausaha. Kapulaga, bunga cengkeh, ataupun kapulaga, jelas tidak mungkin dipasarkan dalam bentuk saset modern. Namun saset plastik tipis sederhana dan transparan, memungkin pemasaran bumbu-bumbu masak itu mendapatkan sasaran.
Hari ini saya kembali dikejutkan dari model pemasaran anak negeri ini. Istri saya membawa pulang semangka dalam ukuran seperempat yang dibeli di warung dekat rumah. Ukurannya tinggal 7 ons dengan harga sekitar Rp.6.500,-.
Ukuran semangka yang tinggal seperempat dengan ukuran berat 7 ons dan harga Rp.6.500,- jelas pendekatan pemasaran yang kreatif dari warung-warung di pemukiman. Bagi penjual semangka seberat hampir 3 kg, ketika telah dibagi menjadi empat itu lebih mudah untuk dijual. Harganya menjadi lebih murah dan wujud isi semangka yang merah menyala itu dapat terlihat oleh pembeli. Sementara bagi pembeli ukuran seperempat itu jelas lebih murah, dan dapat terbeli. Karena tidak semua rumah tangga memiliki anggaran untuk membeli buah semangka dalam ukuran besar. Pada sisi lain, semangka yang telah dibelah, jelas tidak akan membohongi konsumen, yang terkadang sering mendapatkan semangka yang warna merahnya tidak utuh.
Moral cerita di atas, pada dasarnya ukuran kemasan saset oleh industry modern, plastik kemasan tipis dan sederhana oleh wirausaha kecil ataupun membagi buah semangka di warung warung dalam ukuran kecil, adalah bentuk kreativitas sebuah pemasaran.
Bagi produsen, wirausaha maupun pedagang kelas warung, mencari celah kreativitas dalam menjual sebuah produk mutlak harus dilakukan. Tanpa kreativitas, Anda akan ditinggal konsumen.
Percayalah.

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: kolomsaset
Previous Post

Enam Pesan Penting PWM Sumut untuk Dosen UMTS Tapanuli Selatan

Next Post

Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Medan Gelar Pengkaderan

Next Post
Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah  Medan Gelar Pengkaderan

Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Medan Gelar Pengkaderan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.