• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Safrin Octora : de Gea

Safrin Octora

Kolom Safrin Octora: Kiat

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
1 Oktober 2020
in Kabar, Kolom
86

Kiat

Oleh Safrin Octora

Kiat dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai taktik ataupun strategi. Taktik, strategi ataupun kita sangat diperlukan di dalam kehidupan sehari hari, terutama di masa pandemi Covid-19. Artinya diperlukan suatu kiat untuk bisa bertahan dalam masa pandemi ini.

Kiat ini tidak saja dibutuhkan oleh seluruh warga masyarakat untuk bisa bertahan hidup, tetapi juga oleh kalangan produsen dan pemasar. Produsen dituntut untuk menghasilkan suatu produk yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan bagi pemasar, mau tidak mau dituntut untuk menciptakan strategi pemasaran yang pas, sehingga masyarakat terpengaruh dan mau membeli produk tersebut.

Mengacu kepada teori-teori yang ada, Komunikasi Pemasaran telah memberikan banyak inspirasi bagi produsen untuk menghasilkan produk dan pemasar untuk mendorong tumbuhnya daya beli terhadap produk tersebut.

ilustrasi / foto cnbc indonesia

Dalam konteks produk, teoritisi komunikasi pemasaran telah sejak lama menyarankan menggunakan pendekatan kepada konsumen atau biasa disebut consumer oriented. Consumer oriented, mengajarkan kepada kita bahwa dalam menciptakan suatu produk seorang produsen harus memilikirkan kepentingan produsen. Artinya, ketika membuat suatu produk maka produsen harus membuat produk yang dibutuhkan oleh konsumen.

Pendekatan “consumer oriented” ini yang dilakukan oleh Unilever. Selama ini Unilever telah memiliki pembersih lantai yang berperan untuk membunuh kuman yang diberi merek Wipol. Ketika pandemi mengganas, kebutuhan masyarakat terhadap produk produk yang dapat membunuh kuman semakin tinggi. Namun bukan hanya untuk pembersih lantai, melainkan untuk membersihkan tangan dan bisa dibawa kemana saja.

Unilever membuat sebuah terobosan baru yang cerdas. Wipol yang telah dikenal sebagai pembunuh kuman lantai berbentuk cair, diset-up menjadi Wipol tisu basah yang mengandung desinfektans. Wipol yang sudah memiliki nama sebagai pembunuh kuman dicoba untuk ditingkatkan  menjadi Wipol tisu basah untuk pembersih tangan.

Khalayak yang telah memiliki persepsi positif terhadap Wipol pembersih lantai, pasti akan memiliki persepsi positif juga terhadap Wipol tisu basah. Tanpa perlu energi yang berlebih, Unilever berhasil menciptakan produk unggulan baru.

Akankah Wipol tisu basah akan berhasil  ? Waktu yang akan menentukan. Namun satu yang harus kita angkat topi, produsennya berhasil menciptakan produk baru yang dibutuhkan khalayak dengan sedikit kreasi.

*****
Hal yang tidak jauh berbeda juga dilakukan oleh Pizza Hut. Bila Unilever membuat terobosan produk baru, Pizza Hut membuat strategi pemasaran baru.

Hampir semua masyarakat Indonesia mengenal pizza makanan yang aslinya dari Italia. Outlet yang umumnya berada pusat-pusat perbelanjaan modern, selalu penuh dengan pengunjung. Bahkan di hari-hari libur, banyak terjadi antrean untuk bisa menikmati roti panggang yang berisikan aneka topping ini.

Namun kondisi itu berubah sama sekali, ketika pandemi Covid – 19 menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita saat ini. Kebijakan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat, menyebabkan arus pengunjung ke pusat pusat perbelanjaan modern turun drastis. Kondisi itu mempengaruhi keberadaan outlet Pizza Hut. Bukan hanya antrean yang sirna, jumlah orang yang makan pizza di outlet dapat dihitung dengan jari.

Kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu. Manajemen Pizza Hut membuat terobosan dalam pemasaran. Pizza yang selama ini dijual di outlet-outlet sejuk dan nyaman, kini  juga dijual di pinggir-pinggir jalan dengan harga sedikit lebih murah.

Strategi ini jelas sangat ciamik. Orang-orang yang takut untuk datang ke outlet, bisa mendapatkan pizza dari korporasi pizza terkenal dengan harga lebih murah. Terbukti pola ini meski belum bisa menandingi keberhasilan pemasaran melalui outlet, namun paling tidak bisa membuat Pizza Hut dapat bertahan. Karyawanpun  menjadi lega. Apa yang ditakuti selama ini yaitu pemutusan hubungan kerja, tidak terjadi meskipun penghasilan belum seperti biasa.

Dari contoh di atas dapat kita lihat, bagaimana dua korporasi besar mencoba untuk meraih peluang pasar di tengah suasana yang tidak sehat seperti ini. Meskipun keberhasilan penjualan tidak luar biasa, namun bisa tetap hidup dan bertahan dalam suasana pandemi seperti ini adalah sesuatu yang luar biasa.

Jadi untuk Anda yang ingin membuat usaha, mulailah sejak saat ini. Lihat apa yang dibutuhkan masyarakat. Itu yang Anda buat. Lalu lihat strategi pasar apa yang dapat Anda pakai. Meskipun untung yang Anda peroleh tidak terlalu besar, namun itu lebih baik dari pada tidak ada pemasukan sama sekali.
Saya lalu teringat dengan sebuah banner toko roti yang tidak jauh dari rumah. Tulisannya di banner itu perlu Anda camkan dalam hati. “Biar untung sedikit, yang penting happy”.

Ya, hidup seperti saat ini yang dibutuhkan rasa gembira. Rasa gembira akan memperkuat imunitas Anda.

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: kiatkolomsafrin octora
Previous Post

Kolom Dr. Sulidar: Jihad di Masa Pandemi Covid-19 Perspektif Alquran dan as-Sunnah

Next Post

Komitmen ‘Aisyiyah Menghapus Segala Bentuk Kekerasan

Next Post
Komitmen ‘Aisyiyah Menghapus Segala Bentuk Kekerasan

Komitmen ‘Aisyiyah Menghapus Segala Bentuk Kekerasan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.