• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Safrin :  Joker, Bukan Semata Dalang Kejahatan

Kolom Safrin Octora: Donat Paha Ayam, Camilan Lokal Bercitarasa Internasional

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
8 Agustus 2020
in Kabar, Kolom, Marketing
86

Donat Paha Ayam : Camilan Lokal Bercitarasa Internasional

Oleh : Safrin Octora

Donat. Rasanya tidak ada orang yang tinggal di Indonesia yang tidak mengenal kue satu ini. Terbuat dari adonan tepung terigu, gula, telur serta mentega, lalu digoreng, kue yang satu ini kepopulerannya mungkin mengalahkan banyak kue tradisional yang ada di Indonesia.

Dilihat dari sejarahnya, kue ini merupakan bagian dari produk budaya Amerika Serikat yang dengan cepat diadopsi oleh banyak negara termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri kue ini mulai masuk pata 1968 melalui merek dagang American Donut pada arena Djakarta Fair. Hampir setiap tahun American Donut mengikuti Djakarta Fair. Adanya American Donut di Djakarta Fair menyebabkan penggemar-penggemar donat selalu meluangkan waktu ke Djakarta Fair untuk menikmati camilan yang satu ini.

Tahun 1985, Dunkins Donuts sebuah waralaba warung donat dari Amerika Serikat membuka gerai pertama di kawasan Jl. Hayam Wuruk Jakarta. Kawasan Jl. Hayam Wuruk yang tidak jauh dari Sarinah Thamrin dan Jl. Sabang di Jakarta Pusat membuat keberadaan Dunkins Donut cepat popular. Apalagi dengan adanya gerai Dunkins Donuts ini, para penggemar donat, tidak perlu lagi menunggu Djakarta Fair yang berlangsung setahun sekali untuk menikmati donat. Kepopuleran donat sebagai camilan berkembang sangat pesat dan diadopsi oleh banyak orang, menyebabkan Dunkins Donuts sempat memiliki gerai sampai 300 buah di seluruh Indonesia.

Dominasi donut sebagai camilan baru, semakin kokoh ketika J.Co Donuts & Coffee membuka gerai pertamanya di Lippo Karawaci pada 2005. Seiring dengan munculnya minum kopi sebagai budaya baru masyarakat menengah atas di Indonesia, keberadaan J.Co Donuts & Coffee semakin pesat berkembang. Hampir setiap kota besar di tanah air terdapat gerai J.Co. Bukan hanya satu, tapi bisa beberapa buah di satu kota. Menariknya bila American Donuts dan Dunkins Donuts adalah waralaba asing, J.Co Donuts & Coffee adalah waralaba milik bangsa sendiri.

Ditilik dari sejarahnya, donat sebenarnya bukan camilan asli negeri Paman Sam. Seperti juga banyak camilan yang masuk ke Amerika Serikat, donat dibawa oleh imigran Belanda. Dalam kehidupan sehari harinya, para imigran ini selalu memakan donut sebagai camilan. Kepopueran donat dalam komunitas imigran Belanda ini lambat laun juga masuk ke dalam budaya Amerika Serikat, sehingga banyak yang menganggap donat adalah bagian dari tradisi camilan Amerika Serikat.

Namun waktu itu, donut belum memiliki lubang di tengahnya. Tahun 1847, seorang anak buah kapal Denmark yang bertugas sebagai jurumasak bernama Hanson Gregory, membuat donat dengan melubangi tengahnya. Donat yang ada lubang di tengahnya itu, cepat menarik perhatian para anak buah kapal lain. Hal ini disebakan donat yang ada lubangnya lebih renyah dan cepat matang ketika di masak dengan peralatan yang saat itu belum canggih. Sejak saat itu, temuan Gregory Hanson menjadi popular dan banyak diadopsi oleh penjual-penjual donat.

Pada sisi lain, kepopuleran donat dalam tradisi camilan Amerika Serikat juga di dukung oleh adanya sebuah hari untuk donat yang dinamakan National Donut Day (Hari Nasional Donat).  National Donut Day diperingati setiap tahun pada Jumat pertama, adalah sebagai bentuk terima kasih pemerintah Amerika Serikat terhadap toko toko penjual donat. Tahun 1938 tepatnya pada Jumat pertama saat Perang Dunia I,  tentara Amerika Serikat sedang kekurangan bahan pangan. Melihat keadaan itu toko toko penjual donat Amerika Serikat memberikan donat gratis sebagai bentuk dukungan kepada tentara yang berperang untuk membela tanah air.

Meskipun donat banyak dianggap sebagai camilan Amerika Serikat, namun sebenarnya hampir semua negara di dunia memiliki camilan donat, namun dengan nama yang berbeda. Rakyat Jerman memiliki camilan persis seprti Donat yang dinamakan Berliner Pfannkuchnen. Hal yang sama juga terdapat di Perancis dengan nama Beignet. Demikian juga dengan Belanda yang dianggap daerah asal donut, memiliki camilan sama seperti donat yang dinamakan Olie Bollen. Turki memiliki nama Tulumba untuk camilan seperti donat. Begitu juga dengan Afrika Selatan memberikan nama Koeksister.

Beberapa negara Asia juga memiliki camilan sama seperti donat. Jepang misalnya memberikan nama Dango. Thailand memberikan nama Khaum Kai Thong untuk varian donat lokal. Korea dengan nama Churro. China memberikan nama How Tiau untuk pengganti istilah donat.

Indonesia, meski tidak memiliki tradisi camilan donat dalam budaya lokal, namun donat telah menjadi camilan utama dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Sangking terbiasanya masyarakat Indonesia memakan donat, ada satu varian donat  yang banyak digemari penikmat-penikmat donat, yang diberi nama lokal : Paha Ayam.  Tempat menjualnya tersebar di seluruh tanah air. Sejak dari gerai kelas bawah hingga toko toko kue besar. Cobalah tanya penjual kue tentang keberadaan camilan ini. Pasti mereka memberikan kue hasil adonan tepung terigu, gula dan mentega sama seperti donat, namun ditusuk dengan bambu persisi seperti sate dan dilamuri coklat disekujur tubuhnya. Rasanya, jangan ditanya. Nikmat.

Namun saya tidak tahu sejarah donat yang diberi nama Paha Ayam ini. Anda tahu !  Ayo mari berbagi sejarah Paha Ayam. Mana tahu suatu masa nanti, camilan Paha Ayam ini bisa menjadi camilan manca negara. Semoga

Penulis, Dosen USU, Pengamat Media 

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Previous Post

Aceh Antisipasi Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan

Next Post

Bersiaplah, BLT karyawan akan langsung ditransfer ke rekening pribadi

Next Post
Bersiaplah, BLT karyawan akan langsung ditransfer ke rekening pribadi

Bersiaplah, BLT karyawan akan langsung ditransfer ke rekening pribadi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.