Kebersamaan dalam Muhammadiyah
Oleh : Safrin Octora
Saya tidak tahu pasti hajatan apa yang diselenggarakan Muhammadiyah sekitar tahun 1970 atau 1971 di kota Medan.
Kalau dikatakan muktamar Muhammadiyah, kayaknya bukan. Karena kota Medan baru sekali menyelenggarakan muktamar Muhammadiyah yaitu pada tahun 1939.
Mungkin muktamar Pemuda Muhammadiyah. Saya tidak ingat pastinya. Waktu itu umur saya masih 9 tahun.
Namun di tahun 1970 atau 1971 saya merasakan semangat kebersamaan di Perserikatan.
Aktivitas kegiatan di pusat kan di mesjid Muhammadiyah Jl. Demak dan sekolah yang ada disitu. Mesjid Muhammadiyah Jl. Demak waktu masih disebut dengan mesjid Kemboja.
Peserta peserta yang datang dari berbagai kota di Indonesia, diinapkan di berbagai cabang yang dekat dengan dengan mesjid Jl. Demak.
Salah satu cabang yang mendapat amanah untuk menyediakan penginapan peserta adalah cabang Sukaramai. Ini disebabkan cabang Sukaramai yang berada di Jl. Denai dekat pajak Sukaramsi jaraknya sangat dekat Jl. Demak,
Untuk mengusahakan penginapan bagi sekitar 10-15 peserta (saya lupa persisnya) bukanlah hal mudah. Belum ada rumah anggota persyarikatan yang cukup memadi untuk menampung peserta yang 10-15 orang itu.
Qadarullah, salah seorang simpatisan persyarikatan seorang pedagang pecah belah keturunan Minang membangun ruko dua tingkat di Jl. Denai sebelah bank Sumut sekarang.
Pada saat kegiatan persyarikatan, ruko itu telah selesai, namun belum di tempati. Disitulah para peserta muktamar (?) Pemuda diinapkan.
Saya tidak tahu pasti apakah mereka tidur pakai tilam atau hanya tikar. Namun beberapa bantal dari rumah di bawa ke ruko tersebut. Sehingga untuk satu minggu lamanya mau tidak mau di rumah kekurangan bantal.
Ibu Aisyiyah cabang Sukaramai bertungkus lumus menyiapkan sarapan pagi dan malam. Sementara untuk makan siang dan makanan ringan saat kegiatan disiapkan di lokasi acara, sekolah Muhammadiyah Jl. Demak.
Pagi pagi sekitar jam 07.00 peserta muktamar (?) berangkat ke Jl. Demak dengan menggunakan becak dayung.
Selain muktamar, untuk mendukung kegiatan tersebut diselenggarakan juga pameran lintas sejarah Muhammadiyah baik tingkat Sum. Utara maupun Indonesia.
Kegiatan pameran itu diselenggarakan di SD Jl. Singosari tidak jauh dari PGA Muhammadiyah, milik pemerintah. Sayang SD Singosari itu telah tidak ada lagi dan berganti dengan rumah saudara saudara kita etnis Cina.
Saya sempat melihat pameran tersebut. Foto nya semua hitam putih, namun indah.
Jadi bila muktamar saat ini memiliki peluang peluang yang lebih baik untuk peserta dan penggembira, jaman dahulu muktamar penuh dengan tantangan. Namun tantangan itu dapat diatasi dengan kebersamaan (***)

