• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Muhammad Qorib : Dalam Gugusan Waktu

Muhammad Qorib

Kolom Muhammad Qorib : Dalam Gugusan Waktu

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
31 Januari 2021
in Kabar, Kolom
86

DALAM GUGUSAN WAKTU

Oleh Muhammad Qorib, Wakil Ketua PWM SU dan Dekan FAI UMSU

“Lihatlah apa yang sudah engkau lakukan untuk hari esok”. Penggalan kalimat suci ini merupakan poin penting mengenai waktu yang diungkap Allah dalam Alquran.

Waktu menerabas apa pun yang melintang di depannya. Saat bergulir, ia tak mengenal uji petik dan tak bersifat subjektif.

Tua dan muda, kaya dan miskin, bangsawan dan masyarakat biasa, berderet melaju dalam gugusan waktu.

Predikat dunawi itu bukan menjadi prasyarat untuk mengelola waktu menjadi produktif.

Berkali-kali Allah mengingatkan agar manusia berdamai dengan waktu, melihat ke belakang, mempersiapkan bekal hari ini dan menabung untuk hari esok.

Zona nyaman menyebabkan manusia lupa mengisi waktu, tanpa memikirkan sekenario terbaik bagi peruntukannya

Mrisnya, manusia selalu menghabiskan waktu dan  menghamburkan energi dalam kehampaan.

Waktu menerjang setiap keadaan, menerrabas zaman, merobek kesadaran, dan kerap membuat biduk kehidupan terombang ambing.

Canda dan tawa sangat penting. Tapi tangis muhasabah karena tergilas mesin waktu harus menjadi prioritas yang jauh lebih penting.

Meskipun halus, waktu sering menampilkan catatan-catatan yang mengejutkan. Berbagai perubahan hadir di depan mata.

Tentu saja kenyataan ini menjadi pertanda bahwa waktu bergerak cepat dan semakin menjauh dari masa lalu, namun mendekat ke garis akhir.

Tangisan sering pecah karena kehilangan harta benda dan orang-orang terkasih. Tapi manusia sulit menangis jika kehilangan waktu.

Tafsir terhadap waktu menjadi penentu kebahagiaan atau kesengsaraan manusia kelak. Namun keadaan ini jarang menyentuh radar kesadaran manusia.

Membuka laci kehidupan menjadi sebuah kemestian. Laci tersebut menjadi data akurat setiap amal yang sudah dilakukan manusia, sudah berisi ataukah masih kosong. Jika berisi, apakah isinya tumpukan kebajikan, atau sebaliknya, berisi lipatan dosa yang sudah dilakukan.

Karib kerabat, bahkan keluarga terdekat, akan berpisah satu sama lain. Waktu menjadi pemisah keterdekatan hubungan diantara mereka. Pada akhirnya setiap orang akan sendiri.

Tak dapat disangkal, amal shalih menjadi teman abadi. Ia bersifat pasti. Begitupun dengan keburukan, pasti menjadi media pencipta kesengsaraan. Waktu yang akan membuktikannya.

Sudah suharusnya, terjadinya pergantian malam dan siang, datang dan perginya mentari, munculnya bintang dan bulan, merupakan ornamen-ornamen waktu yang sarat makna bagi manusia.

Meskipun tanpa suara, berbagai ornamen di langit semesta itu menjadi pembicara agar manusia selalu berbenah diri.

Dalam gugusan waktu, iman, amal shalih, saling mengingatkan adalah jangkar kekuatan, agar manusia menjadi pengarah waktu, bukan dipecundangi waktu. (*)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: dalam gugusan waktukolommuhammad qorib
Previous Post

Giatkan Dakwah Program Filantropi Keluarga, Lazismu Kota Medan Terjun Ke Pengajian Pimpinan Cabang Aisyiyah Sukaramai

Next Post

Akhiri Masa Bakti, Bupati Aceh Tengah Lepas Karimansyah dengan Pujian

Next Post
Akhiri Masa Bakti, Bupati Aceh Tengah Lepas Karimansyah dengan Pujian

Akhiri Masa Bakti, Bupati Aceh Tengah Lepas Karimansyah dengan Pujian

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.