RAMADHAN MENYATUKAN KISRUH PEMILU
Oleh: Izfar Anaz (Ketua Pemuda Muhammadiyah Gunungsitoli)
Bulan Ramadhan sebentar lagi. Umat islam riang gembira menyambut bulan suci yang kurang beberapa hari lagi. Tidak lupa spanduk, hingga baliho dengan ucapan “Selamat Menunaikan Ibadah Suci Ramadhan” bertebaran di ruas jalan. Atau flayer ucapan Ramadhan bermunculan di beranda akun-akun media social. Kita harus bersyukur masih diberi umur panjang untuk bisa bertemu dengan Ramadhan yang bertepatan jatuh di Bulan Maret tahun 2024. Awal bagus untuk terus berbuat baik, terutama pasca pemilihan umum (pemilu) yang terlaksana tanggal 14 Februari yang lalu.
Nuansa pemilu masih terasa hingga kini. Ada euforia kemenangan dari Tim Sukses dan pendukung calon legislataif berbagai tingkatan dan pasangan calon presiden-wakil presiden. Tidak sedikit juga rasa kecewa atas kekalahan calon diusung. Mulai dari berdebat tak berujung, saling menyindir, menghina, bahkan menebar berbagai fitnah. Bahkan para pendukung fanatik mengusung rasa dendam karena kekalahan figur yang dicalonkan. Akhirnya silaturahim pun terputus hanya dikarenakan perbedaan pandangan politik.
Ramadhan menjadi kabar bahagia untuk umat Islam seluruh dunia. Berbagai fadillah menjelaskan keutamaan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Terlebih kita yang meyakini bahwa bulan suci ini menjadi proses “pengkaderan” kembali untuk menjadi fitrah di Bulan Syawal kemudian. Selama sebulan lamanya kita tidak hanya menahan lapar dan haus belaka. Kita dituntut menahan nafsu dan hal duniawi yang meracuni pikiran dan hati. Ramadhan juga menyatukan kembali pasca drama pemilu yang tidak ada habisnya.
Silaturahim yang tercederai karena perbedaan politik diharapkan kembali disedia kala. Saat ini rekapitulasi suara di berbagai tingkatan berjenjang sedang berlangsung. Harapannya apapun keputusan pleno dari KPU menjadi putusan mutlak. Rasa tidak puas oleh pendukungnya diperbolehkan dengan mengiikuti prosedural yang ditetapkan. Dibutuhkan sikap kedewasaan tinggi dalam menyikapi apapun hasil pemilihan umum. Karena kemenangan pemilu dimaknai bukan hanya kemenangan pendukung semata, tetapi kemenangan seluruh masyarakat berbagai lapisan. Ramadhan menjadi moment tetap untuk mempersatukan kelompok masyarakat yang terurai karena perbedaan pandangan politik.
Kisruh pemilu harusnya bisa usai andai kita mengingat sabda dari Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist Riwayat Bukhari Rasulullah SAW mengatakan: “Orang yang pernah menzalimi saudaranya dalam hal apa pun, maka hari ini ia wajib meminta agar perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari saat tidak ada ada dinar dan dirham, karena jika orang tersebut memiliki amal saleh, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezalimannya. Namun, jika ia tidak memiliki amal saleh maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zalimi”. Hadist ini menjelaskan bahwa memaafkan dilakukan segera mungkin agar tidak menimbulkan permasalahan berkelanjutan dan dosa. Dengan masuknya bulan suci Ramadhan, semestinya kita meredam ego dan sifat fanatik duniawi yang fana. Sementara itu kita terus mengedepankan ukhwah Islamiyah dan madaniyah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Praktik puasa Ramadan untuk umat Islam juga mengajarkan membangun kebersamaan apapun erbedaan diantaranya. Terjalinnya erat persaudaraan diikuti dengan tutur kata yang baik, saling berbaik sangka, meminimalisir debat kusir, memanfaatkan waktu lain untuk hal bermanfaat dan berproduktif. Sudah seharusnya bulan suci Ramadan merupakan momentum yang paling tepat untuk membangun kebersamaan dan persatuan pasca perbedaan dukungan dalam pemilihan calon legislatif dan presiden-wakil presiden.
Bulan Sya’ban sebentar lagi dipengunjung waktu. Digantikan oleh Bulan Ramadhan dengan berbagai keutamaan-keutamaan disabdakan oleh Nabi Muhammad. Hadirnya bulan suci menjadi jembatan dalam menyatukan kita dalam sebuah perbedaan pandangan politik. Terlebih di tahun ini bertepatan pemilihan kepala daerah Gubernur dan Walikota/Bupati serentak sekitar bulan November.
Ramadhan tahun ini menjadi sangat spesial yang akan menguji kualitas penempaan diri dan spiritual.
Semoga kita bisa bertemu dengan Ramadhan ini dan tahun selanjutnya. (***)