Ramadhan kali ini terasa beda
Oleh: Ichwanul Fitri, Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh
Tak biasa semarak ramadhan kali ini serasa beda. genderang beduk tak bersahutan, cengkrama telah berpindah dengan unduhan, sapaan pun cukup dijamak melalui grup WA. Ramadhan kali memang terasa beda.
Biasanya sejak awal ramadhan kita sudah bersiap untuk pengkaderan. Entah di tingkat Wilayah maupun Daerah, entah dilaksanakan oleh Pimpinan Wilayah maupun Ortom. Saat itu kita terasa sulit membelah diri untuk berkecimpung di banyaknya arena pengkaderan. Seperti saling bersahutan, atau bahkan berbenturan kegiatan sehingga kesemarakan ramadhan melalui pengkaderan begitu terasa.
Pengkaderan Muhammadiyah kadang dikemas dengan Kemah Ramadhan, Pengajian Ramadhan, atau pengkaderan konvensional yang dilaksanakan Ortom Muhammadiyah Aisyiah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiah, Mahasiswa Muhammadiyah, Pelajar Muhammadiyah dll).
Kreatifitas dan inovasi kader Muhammadiyah terasah dengan dinamika kegiatan yang berbeda.
Namun saat ini, Ramadhan terasa perbedaannya. Semua terbatasi, berjarak, menambah atribut diri dan menyesuaikan kebiasaan. Sejak setahun lalu kondisi seperti ini masih belum berkembang ke arah positif. Selaksa hantu bergentayangan, menakuti dan meresahkan setiap umat. belum lagi maklumat yang membatasi ruang gerak. Itulah covid-19 yg menjadikan ramadhan kali ini terasa lain.
Namun kita tidak boleh berdiam diri, larut dengan keadaan dan tidak berbuat apapun. PWM Aceh melalui MPK menggelar Pengkaderan Darul Arqam dan Latihan Instruktur di tingkat Wilayah. Sebuah amanah yang berat kalau dikaji dan dianalisa. Karena dilaksanakan dalam situasi pandemi. Namun karena tekad dan tanggung jawab, serta menyambungkan pengkaderan secara berjenjang dan tuntutan umat didaerah kegiatan ini harus dilaksanakan.
otomatis pola, mekanisme, strategi yang dilakukan tentu sangat berbeda dengan tahun tahun sebelum pandemi. pembatasan peserta, atribut peserta dan lainnya harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan. tempat duduk yang berjarak, memakai masker dan tidak lupa mengukur suhu dan memakai hand sanitizer.
Itulah pengkaderan Muhammadiyah di era new normal. Namun ancaman masih belum sirna, kewaspadaan dan kerjasama dalam mencapai tujuan harus diutamakan. mencegah lebih baik dari mengobati.
Walaupun ramadhan kali ini terasa lain, namun tidak mengurangi kekhusukan berpuasa dan beramal shaleh. Semoga sehat selalu dan tetap bahagia. (*)

