• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Faisal Amri : Hikmah Pandemi Covid-19, Sujud Tanpa Alas Meningkatkan Ruh Ibadah dan Membangun Jamaah

Faisal Amril Al-Azhari MAg

Kolom Faisal Amri : Hikmah Pandemi Covid-19, Sujud Tanpa Alas Meningkatkan Ruh Ibadah dan Membangun Jamaah

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
20 September 2020
in Kabar, Kolom
86
Hikmah Pandemi Covid-19, Sujud Tanpa Alas Meningkatkan Ruh Ibadah dan Membangun Jamaah

Oleh: Faisal Amri Al Azhari, M.Ag

Bulan Ramadan, Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijjah 1441 H sudah berlalu dan sekarang sudah masuk bulan Muharram tahun baru  Hijriyah 1442, tetapi Covid-19 masih pandemi. Semoga Allah segera mengangkat musibah yang mendunia ini, apalagi ada yang mengangap ini adalah bagian konsfirasi kelompok tertentu atau Elite Global. Apakah itu konsfirasi atau tidak itu semua adalah sama-sama musibah besar bagi umat manusia di belahan Bumi.

Setiap musibah besar pasti punya hikmah. Dan hikmahnya yang sampai sekarang masih dirasakan adalah mesjid-mesjid tampilannya lebih bersih, lebih wangi, dan sejuk. Semua dilakukan selain bagian sikap mukmin yang menyukai kebersihan, juga paling mendasar adalah untuk pencegahan virus corona. Karena bersih dan sejuknya tidak seperti biasanya sebagai bagian ikhitiar dari protocol kesehatan.

Yang paling menarik perhatian kita adalah mesjid bersih, dan karpet pun digulung. Tanpa sajadah, tanpa alas untuk sujud, langsung ke kramik atau ke semen secara langsung.

Membuat sujud lebih terasa segar dan sejuk di mana dahi dan hidup langsung menyentuh lantai sujud. Inilah yang sangat kita rasakan hikmah besar di masa pandemi covid-19. Dengan kondisi seperti ini, membuat kita sangat senang. Penulis secara prinadi lebih suka sujud langsung, menghindari sajadah.

Pertama, kebanyakan mesjid banyak sajadahnya yang bergambar dan berwarna yang terkadang sangat mengganggu pikiran salat. Teringat akan Baginda Nabi saw sendiri saja terganggu dan tidak menyukai ada di sekitar tempat salatnya yang bergambar apalagi di tempat sujud.

Sempat terpikir oleh penulis, dalam hal ini, sujud langsung ke lantai, atau bahkan lantainya tanah, tetap sah dan justru dianggap bagus untuk membangun kembali akan pentingnya *beragama secara esensi dan subtansi.* Yaitu nilai kesederhanaan dan kemudahan.

Sederhana tidak membuat beban pengeluaran biaya mesjid dalam membangun megah-megah mesjid serta biaya kebersihan yang cukup mahal. Yang penting bisa sujud dan sesuai rukun dan syarat salatnya sudahlah memadai.

Nilai kemudahan sangat terasa, nazir tidak perlu repot-repot membersihkan karpet bahkan bisa pakai sandal saat salat, bisa meludah bisa langsung dikubur, khsususnya anak-anak yang buang air kecil (pipis) di lantai mesjid sangat mudah untuk dibersihkan. Pengalaman penulis, dari anak (puteri) pertama yang berusia tiga tahun yang sering saya ajak ke mesjid. Beberapa kali kencing di mesjid. Saat di karpet terpaksa penulis mengambil air, kain pel, kain kering, bahkan sabun untuk membersihkannya.

Tapi ketika kencing di masa corona ini sang anak kencing saat terawih maka dengan mudah penulis membersihkannya. Cukup dikeringkan najisnya lalu di siram air bersih dan dikeringkan dengan kain bersih.

Terakhir nilai ketawadu’an sangat mudah di dapat jika langsung sujud di tanah. Sangat terasa sebagai seorang hamba yang hina dari tanah. Bahwa ini sangat tepat untuk menghindari kita bermegah-megahan dalam membangun mesjid.

Kita bisa lihat saat ini dimana-mana berlomba dalam membangun mesjid, dan melupakan membangun jamaahnya bagaimana bisa ramai mesjidnya? Apalagi sampai mengutip dana di tengah jalan bukankah ini dalam melecehkan islam itu sendiri dihadapan non muslim yang melewati kotak infak di jalan?

Lupa membangun jamaah bisa jadi karena terlalu fokus membangun fisik shalat lupa membangun ruh salat. Mesjid harus dibuat nyaman dan dingin, pasang AC. Mesjid membuat dingin jamaah, tetapi dinginnya tidak sampai ke jiwanya. Alhasil dingin yang dirasa adalah fisik tidak sampai ke ruh salat.

Nyaman dan enak karena fasilitas mesjid, ketika fasilitas mesjid tidak mendukung kekhusu’an pun terganggu. Berbeda halnya jika dari awal tidak begitu mementingkan fasilitas dalam mesjid untuk kenyamanan. Yang penting bisa sujud ada atapnya untuk bernaung, apalagi langsung ke tanah yang sangat sederhana ini jelas *lebih terasa ruh salatnya.*

Tampilan mesjid yang indah, cantik, warna warni kaligrafi mengelilingi mesjid termasuk hal yang mubazir dan bahkan ada yang menilai berlebihan membuat karena biaya mahal hiasan bisa dialihkan kepada yang lebih maslahat.

Mesjid dengan ala kadarnya yang penting tiangnya kokoh, ada atapnya, tidak banyak fasilitas mungkin bisa langsung AC alami dengan gaya mesjid terbuka lebar atau jendela lebar di setiap sudut mesjid tidak kalah dengan dinginnya AC bahkan lebih sehat.

Tempat sujud langsung lantai keramik atau bahkan tanpa di keramik tanah langsung ini sangat menghemat biaya pembangunan dan biaya itu bisa dialihkan fokus untuk *membangun jamaah.*

Membangun jamaah dengan memakmurkan jamaah bukan hanya memakmurkan mesjid. Mesjid berfungsi untuk membentuk peradaban umat. Biaya pembangunan mesjid yang Milyaran dimana setengahnya bisa memulainya dengan membuat perpustakaan besar di mesjid, berani bayar mahal untuk mengundang Guru ngaji sehingga di target anak-anak jamaah bisa hapal Alquran dalam setahun, lalu dilanjut pendalaaman ilmu-ilmu agama, membuka amal usaha, dan lain sebagianya seperti mesjid Jakakaryan di Jogyakarta.

Kenapa mesjid harus megah? Apalagi dengan fasilitas di dalamnya, lalu bangun kubah indah-indah, lalu menara tinggi dengan empat sudut pula. Apa sebenarnya tujuan membangun mesjid megah?

Bukankah Nabi saw menyebut megahnya mesjid-mesjid tanda akhir zaman? Sepertinya dibuat cukup sederhana yang penting tiang dan atap kokoh, lantai biasa saja, lalu yang dalam mesjid tanpa pernak pernik, warna warni, dan fasiltas mewah luar biasa. Kalaupun terpaksa untuk membuat indah mesjidnya, buatlah seindah mungkin bagian luarnya, dibuat taman atau bahkan kebun luas sehingga salat terasa asri di tengah alam yang sejuk, sepoi-sepoi, dan di kelilingi rindang pohon.

Misalkan 5 (satu) Milyar pembangunan Mesjid. 1 (satu) Milyar untuk membangun mesjid, dan 4 (empat) Milyar sudah bisa membangun Kampus. Kampus dibuat indah sedemikian rupa lengkap dengan tamannya inilah yang lebih meyakinkan pembangunan umat. Karena merekalah yang akan memanuhi mesjid tersebut. [ ]

*Penulis: Wakil Ketua PDM Langkat, Pengurus Badan Al-Islam dan Kemuhammdihan (BIM UMSU), Dosen AIK UMSU. Tulisan: Juara 1 Karya Ilmiah Populer, Gebyar Muharram 1442 Hijriyah MUI SUMUT_

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: Faisal Amri Al Azharikolom
Previous Post

MCCC Muhammadiyah Sumut Latih Relawan Covid

Next Post

Covid19 ‘ Serang’ Pejabat DKI Jakarta, 11 Staf Gubernur Terpapar

Next Post
Covid19 ‘ Serang’ Pejabat DKI Jakarta, 11 Staf Gubernur Terpapar

Covid19 ' Serang' Pejabat DKI Jakarta, 11 Staf Gubernur Terpapar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.