• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Dr. Sulidar: Memanfaatkan Stay At Home Dengan Selalu Berzikir (Bagian I)

Dr. Sulidar Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Sumut

Kolom Dr. Sulidar : Keistimewaan Alquran di Bulan Ramadhan Dalam Perspektif as-Sunnah

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
17 April 2021
in Kolom, Tarjih
86

Keistimewaan Alquran di Bulan Ramadhan Dalam Perspektif as-Sunnah

(Tulisan Pertama dari Tiga Tulisan)

Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara
Periode 2015-2020.

Pendahuluan
Secara kemanusiaan sulit diprediksi kapan pandemi covid-19 berakhir di Indonesia. Dampak penyebaran virus dalam kehidupan manusia, bukan saja terhadap sisi kesehatannya, tetapi hampir semua segi kehidupan manusia terkena imbasnya, baik kehidupan sosial, ekonomi, politik bahkan agama. Berdasarkan ini, umat Islam diingatkan untuk waspada, dan ikutilah protokol kesehatan secara ketat, memakai masker ketika keluar rumah, selalu mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak antar sesamanya. Bagi umat Islam, tidak asing lagi jika disebut Alquran, karena sebagai pedoman hidupnya. Hanya saja, umat Islam belum maksimal melaksanakan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga umat Islam belum menjadi umat terdepan dalam segala bidang. Oleh karenanya, perlunya disegarkan dan diingatkan kembali bagaimana istimewanya Alquran terutama di bulan Ramadhan, tulisan ini mengulas tentang hal itu, semoga bermanfaat.

Pengertian Alquran
Alquran artinya bacaan (lihat; Q.S.al-Qiyamah/75 :17-18). Adapun menurut istilah adalah Kalam Allah swt yang merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat dan membacanya adalah ibadah. Alqur an terdiri dari 30 juz; 114 surat; 6236 ayat; 77.439 kosa ka ta; dan 323.015 huruf.

Istimewanya Alquran di Bulan Ramadan
Mengapa Ramadan disebut dengan Syahrulquran? Karena Alquran diturunkan di bulan Ramadan, perhatikan Q.S.al-Baqarah/2;185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ…

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (per mulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan pen jelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (an tara yang hak dan yang bathil).

Alquran diturunkan juga diturunkan pada suatu ma lam yang disebut dengan lailatul qadar (Q.S.al-Qadar/97 :1-3), dan malam lailatul qadar itu juga di bulan Ramadan.

اِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemu liaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bu lan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala uru san. Malam itu (penuh) kesejahtera an/kedamaian sampai terbit fajar.

Kemudian Alquran diturunkan pada suatu malam yang diberkati  (lailah mubarakah), malam yang diberkati itu juga di bulan Ramadan, perhatikan (Q.S.ad-Dukhan/ 44:2).
اِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

Terminologi Membaca dalam Alquran
1. Qira’ah= qara’ah-yaqra’u-qira’atan-qar’an-qur’anan
2. Tartil= rattala-yurattilu-tartilan
3. Tilawayah= tala-yatlu-tilawatan

Penjelasannya :
1. Qira’ah= qara’ah-yaqra’u-qira’atan-qar’an-qur’anan
قِرَاءَةً= قَرَأَ- يَقْرَأُ- قِرَاءَةً- قَرْءًا-قُرْآناً
Artinya: membaca (kitab).
Qira’ah adalah masdar dari qara’ah yang bermakna mengumpulkan (al-jam’u), artinya mengumpulkan huruf-huruf dalam sebuah untaian kata dan kalimat.
Derivat atau bentuk turunan kata dasar ini memiliki beberapa makna di antaranya:
1) Tafahhama, berusaha memahami.
2) Daarasa, terus-menerus mempelajari.
3) Tafaqqaha, berusaha mengerti secara mendalam, dan
4) Hafizha, menghaffal, karena menghafal juga berarti me ngumpulkan (jama’a) dan menyatukan (dhamma).

Karena itu qira’ah, biasa mengandung unsur mempe lajari, memahami dan menghafalkannya. Maksudnya ketika seseorang itu melakukan qira’ah, maka penekanannya pada aspek intelektual, pemikiran dan menelaah (knowledge).
Istilah qira’ah bersifat umum, artinya bisa untuk membaca kitab suci, bisa juga untk selainnya.

Dalam Alqur’an disebutkan dalam Q.S.al-’Alaq/96:1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang mencip takan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

2. Tartil= rattala-yurattilu-tartilan
رَتَّلَ- يُرَتِّلُ- تَرْتِيْلاً.  Artinya : Membaca
Istilah Tartil, berasal dari rattala, arti dasar tartil ada lah sesuatu yang terpadu (ittisaq) dan tersistem (intizham) secara konsisten (istiqamah), yakni melepaskaan kata-kata dari mulut secara baik, teratur dan konsisten. Penekanannya ada pada pengucapan secara lisan atau pembacaan verbal dan bersuara. Dalam bahasa Inggeris padanan katanya yang tepat adalah “to recite” = mengucapkan, melafalkan dengan lisan. Tepatnya, slow recitation, membaca dengan bersuara secarea perlahan-lehan.
Tartil, adalah tehnis membaca yang benar. Jadi, tartil, ditekankan untuk membaca Alquran secara benar.

Perhatikan Q.S.al-Muzzammil/73:4:
…وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً (4)
Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan.

3. Tilawayah= tala-yatlu-tilawatan
تَلاَ-يَتْلُو-تِلاَوَةً. Artinya : membaca

Istilah tilawah, yang berasal dari kata tala-yatlu-tilawah, makna awalnya adalah mengikuti (tabi’a atau  ittiba’a) secara langsung dengan tanpa pemisah, yang secara khusus berarti mengikuti kitab-kitab Allah, baik membaca secara intelektual (qira’ah) atau menjalankan apa yang terkandung di dalamnya (ittiba’).

Dengan demikian, kata tilawah dapat diartikan seba gai membaca yang bersifat spiritual atau aktifitas membaca yang diikuti komitmen untuk mengamalkannya. Tilawah adalah khusus kepada kitab suci, maka ada istila MTQ (Musabaqah Tilatil Qur’an, bukan Musabaqah Qira’atil Qur’an). Membaca secara tilawah inilah yang dimaksud dalam Q.S.Fathir/35:29-30;

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Alquran) dan mendirikan salat dan menafkahkan (menginfakkan) sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.  (Q.S.Fathir/35:29-30)

Ayat-ayat di atas (Q.S.Fathir/35:29-30) lebih populer dengan sebutan 3 kebiasaan emas (The Three Golden Habits), yaitu:
1. Senantiasa membaca Alquran.
2. Mendirikan salat
3. Berinfaq (secara diam-diam atau terang-terangan)

Orang-orang yang senantiasa membaca Alquran, me miliki arti, ia senantiasa mempelajari kata dan maknanya, meyakini kandungannya, mengikuti perintah dan menjauhi larangannya. Mereka ini benar-benar mengamalkan Alqur an secara utuh (kaffah). Setelah itu mendirikan salat secara benar, dengan mengikuti sesuai dengan tatacara (kaifiyat) yang diajarkan oleh Rasul saw dan memperhatikan waktu-waktunya secara disiplin. Kemudian setelah membaca Al quran dan mendirikan salat, adalah menginfakkan sebagian rezeki yang telah diberikan Allah kepadanya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.

Ketiga hal di atas, jika sudah dilakukan secara istiqa mah, maka Allah menjanjikan akan memberikan seolah-olah suatu perniagaan yang tidak pernah merugi, artinya untung terus dalam kehidupannya, juga Allah swt akan menambah bonus, dengan menyempurnakan karunia-Nya. Karunia Allah swt, sangat banyak, tidak bisa kita hitung. Untuk memahami tentang hal ini secara mendalami, sila kan baca makalah penulis yang lain, yang berjudul 3 kebia saan emas (The Three Golden Habits). Dalam makalah ini penulis tuangkan bagaimana 3 kebiasaan ini dapat berman faat dan efektif dalam kehidupan kita, dan juga apa saja syaratnya (SOP) dan kriteria-kriterianya penulis tuliskan secara luas dan mendalam.

Tadarus al-Quran
Rasul saw mengadakan tadarus Alquran dengan Malaikat Jibril, pada setiap malam bulan Ramadan, perhati kan hadis berikut ini.
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ شِهَابٍ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ.
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’ad telah mengabarkan kepada kami Ibnu Syihab dari ‘Ubaidallah bin ‘Uqbah bahwa Ibnu ‘Abbas ra. berkata: “Nabi saw. adalah orang yang paling lembut (dermawan) dalam segala kebai kan. Dan kelembutan Beliau yang paling baik adalah saat bulan Ramadhan ketika Jibril as. datang menemui Beliau. Dan Jibril as.datang menemui Beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Alquran) hingga Al quran selesai dibacakan untuk Nabi saw. Apabila Jibril as. datang menemui Beliau, maka Beliau adalah orang yang pa ling lembut dalam segala kebaikan melebihi lembutnya angin yang berhembus”.H.R.al-Bukhari.Nomor hadis:1769.

Tadarus Alquran, wujudnya terdiri dari:
1. Membetulkan bacaan Alquran (Qira’atahu).
2. Membetulkan hafalan Alquran (Hifzhahu).
3. Memahami dan menjelaskan Alquran (Bayanahu).

(BERSAMBUNG)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: al-quránramadan
Previous Post

Anggota DPRRI dan Ekonom Tolak Pemindahan Ibukota ke Kaltim

Next Post

Poros Partai Islam, Siapa Kandidat Presiden Paling Populer. Ini Hasil Surveynya

Next Post
Poros Partai Islam, Siapa Kandidat Presiden Paling Populer. Ini Hasil Surveynya

Poros Partai Islam, Siapa Kandidat Presiden Paling Populer. Ini Hasil Surveynya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.