• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Dr. Sulidar : Muhasabah  di Masa Pandemi Covid-19 (Bagian Pertama)

Dr. Sulidar MAg

Kolom Dr. Sulidar : Dahsyatnya Berinfaq dalam Prespektif Al-Qurán dan as-Sunnah (Bagian kedua/Penutup)

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
20 Februari 2021
in Kabar, Kolom
86
Dahsyatnya Berinfaq Dalam Perspektif Alquran dan as-Sunnah

(Bagian kedua/ Penutup)

Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam, serta Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Pengertian Infaq
Kata infaq berasal dari bahasa Arab, berasal dari akar kata (نَفَقَ-يَنْفُقُ-نَفَاقًا) الشَّئُ)nafaqa-yanfaqu-nafaqan bermakna sesuatu habis; atau anfaqa al-mal-istanfaqa, (أَنْفَقَ المَالَ- اِستَنْفَقَbermakna membelanjakan harta.  Secara terminologi syariat, infak berarti menge luarkan sebagian dari harta yang diberikan Allah swt untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat mempunyai haul dan nisab, infaq tidak mengenal haul dan nisab. Berdasarkan hukum nya infaq dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Infaq wajib dan sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat, kafarat, dan nadzar. Adapun infaq sunnah diantaranya, seperti pemberian kepada fakir miskin, menolong kesulitan sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain-lain yang bermanfaat bagi kemaslahatan umum.

Keistimewaan Berinfaq Dalam As Sunnah
1. Berinfaq Hakikatnya Tidak Mengurangi Harta
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ.
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma’il yaitu Ibnu Ja’far dari Al-A’la dari Bapaknya dari Abu Hurairah dari Rasul saw. bersabda: “Sedekah itu tidak akan mengu rangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepa da orang lain, melainkan Allah akan menambah kemu liaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat de rajatnya.”H.R.Muslim.No hadis : 4689.2. Orang Beinfaq lebih mulia dari Peminta-minta
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنْ الْمَسْأَلَةِ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id dari Malik bin Anas -sebagaimana yang telah dibaca kan kepadanya- dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar bah wa Rasul saw. bersabda di atas mimbar, beliau menye but tentang sedekah dan menahan diri dari meminta-minta. Sabda beliau: “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Tangan di atas adalah tangan pemberi sementara tangan yang di bawah adalah tangan peminta-minta.”H.R.Muslim. No.1715.

3. Berinfaq dengan sesuatu yang baik (halal)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُنِيرٍ سَمِعَ أَبَا النَّضْرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ وَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ.
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Munir dia mendengar dari Abu An-Nadir. Telah mencerita kan kepada kami ‘Abdurrahman dia adalah putra dari ‘Abdul lah bin Dinar dari bapaknya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ra. berkata,: Rasul saw. telah ber sabda: “Barangsiapa yang ber sadaqah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal), se dangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tang an kananNya lalu mengasuhnya untuk pemiliknya se bagaimana jika seorang dari kalian mengasuh anak ku danya hingga membesar seperti gunung”. H.R.al-Bu khari.No. 1321.

4. Diperbolehkan hasad kepada 2 golongan
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنِي قَيْسٌ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٍ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٍ آتَاهُ اللهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mu sanna telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma’il berkata,telah menceritakan kepada saya Qais dari Ibnu Mas’ud ra.berkata;Aku mendengar Nabi saw.bersabda: “Ti dak boleh iri (dengki) kecuali kepa da 2 hal.(Yaitu kepada) (1)seorang yang Allah berikan kepadanya harta lalu dia menguasainya dan membelanjakannya di jalan yang benar dan (2) seorang yang Allah berikan hikmah (ilmu) lalu dia melaksanakannya dan mengajarkannya (kepada orang lain )”. H.R.al-Bu khari. No. 1320.

5. Larangan bersifat Bakhil
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا شَدَّادٌ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ أَنْ تَبْذُلَ الْفَضْلَ خَيْرٌ لَكَ وَأَنْ تُمْسِكَهُ شَرٌّ لَكَ وَلاَ تُلاَمُ عَلَى كَفَافٍ وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى.
Telah menceritakan kepada kami Na shru bin Ali Al-Jahdami dan Zuhair bin Harb dan Abdu bin Humaid mereka berkata, Telah menceritakan kepada kami U mar bin Yunus telah menceritakan kepada kami Ikri mah bin Ammar telah menceritakan kepada kami Syad dad ia berkata, saya mendengar Abu Umamah berkata; Rasul saw. bersabda:”Wahai anak Adam! Sesungguh nya jika kamu mensedekahkan kelebihan hartamu, itu lebih baik bagimu daripada kamu simpan, karena hal itu akan lebih berbahaya bagimu. Dan kamu tidak akan dicela jika menyimpan sekedar untuk keperluan. Dahulu kanlah memberi nafkah kepada orang yang menjadi tanggunganmu. Tangan yang di atas adalah le bih baik, daripada tangan yang di bawah.” H.R.Mus lim. No. 1718.

6. Seutama-utama Bersedekah yaitu pada waktu sehat, tamak harta, takut miskin, dan berangan-angan untuk menjadi kaya.
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بْنُ الْقَعْقَاعِ حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ.
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahid telah menceritakan kepada kami ‘Umarah banal Qa’qa’ telah menceritakan kepada kami Abu Zur’ah telah mencerita kan kepada kami Abu Hurairah ra. berkata,: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw. dan berkata,: “Wa hai Rasulullah, sadaqah apakah yang paling besar pa halanya?”.Beliau menjawab:”Kamu bersedaqah keti ka kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menja di faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu kamu berka ta, si fulan segini dan si fulan segini. Padahal harta itu milik si fulan”. H.R.al-Bukhari.No. 1330.

7. Keistimewaan Infaq 1/3 harta penghasilan
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ وَهْبِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ بِفَلاَةٍ مِنْ اْلأَرْضِ فَسَمِعَ صَوْتًا فِي سَحَابَةٍ اسْقِ حَدِيقَةَ فُلاَنٍ فَتَنَحَّى ذَلِكَ السَّحَابُ فَأَفْرَغَ مَاءَهُ فِي حَرَّةٍ فَإِذَا شَرْجَةٌ مِنْ تِلْكَ الشِّرَاجِ قَدْ اسْتَوْعَبَتْ ذَلِكَ الْمَاءَ كُلَّهُ فَتَتَبَّعَ الْمَاءَ فَإِذَا رَجُلٌ قَائِمٌ فِي حَدِيقَتِهِ يُحَوِّلُ الْمَاءَ بِمِسْحَاتِهِ فَقَالَ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ مَا اسْمُكَ قَالَ فُلاَنٌ لِلاِسْمِ الَّذِي سَمِعَ فِي السَّحَابَةِ فَقَالَ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ لِمَ تَسْأَلُنِي عَنْ اسْمِي فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ صَوْتًا فِي السَّحَابِ الَّذِي هَذَا مَاؤُهُ يَقُولُ اسْقِ حَدِيقَةَ فُلانٍ ِلاسْمِكَ فَمَا تَصْنَعُ فِيهَا قَالَ أَمَّا إِذْ قُلْتَ هَذَا فَإِنِّي أَنْظُرُ إِلَى مَا يَخْرُجُ مِنْهَا فَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثِهِ وَآكُلُ أَنَا وَعِيَالِي ثُلُثًا وَأَرُدُّ فِيهَا ثُلُثَهُ.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb, teks milik Abu Bakr, kedua nya berkata: Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Ab dulaziz bin Abu Salamah dari Wahb bin Kaisan dari Ubaidullah bin Umair Al-Laisi dari Abu Hurairah dari Nabi saw. bersabda: “Saat seseorang berada di suatu padang pasir, ia mendengar suara di awan: ‘Siramilah kebun si fulan’ lalu awan itu menjauh dan menuang kan air. Ternyata dikebun itu ada seseorang yang te ngah mengurus air dengan sekopnya. Ia bertanya pada nya: ‘Wahai hamba Allah, siapa namamu?’ Ia menja wab: ‘Fulan.’Sama seperti nama yang ia dengar dari awan. Ia bertanya: ‘Hai hamba Allah, kenapa kau ta nya namaku? ‘ ia menjawab: ‘Aku mendengar suara di awan dimana inilah airnya. Awan itu berkata: ‘Sirami lah kebun si fulan, namamu. Apa yang kau lakukan dalam kebunmu?’ ia menjawab: ‘Karena kau mengata kan seperti itu, aku melihat (hasil) yang keluar dari nya, lalu aku sedekahkan sepertiganya, aku makan sepertiganya bersama keluargaku dan aku kembalikan sepertiganya ke kebun’.”Telah menceritakannya kepa da kami Ahmad bin Abdah Ad-Dabbi telah mengkha barkan kepa da kami Abu Dawud telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Salamah telah menceritakan kepada kami Wahab bin Kaisan dengan sanad ini, hanya saja ia berkata: “Dan aku berikan sepertiganya untuk orang-orang miskin, peminta-minta dan Ibnu sabil.”H,R.Muslim. No. 5299.

8. Jangan menghitung apa yang diinfaqkan
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ فَاطِمَةَ عَنْ أَسْمَاءَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَنْفِقِي وَلاَ تُحْصِي فَيُحْصِيَ اللهُ عَلَيْكِ وَلاَ تُوعِي فَيُوعِيَ اللهُ عَلَيْكِ.
Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidul lah bin Sa’id te lah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Nu mair telah menceritakan kepada kami Hisyam bin “Urwah dari Fathi mah dari Asma’ bahwa Rasul saw. bersabda: “Berinfaqlah dan jangan kamu hitung-hitung (pelit) karena nanti Allah akan berhitung kepada mu dan jangan kamu tutup rapat gu ci tempat menyimpan makanan itu karena nanti Allah akan menutup rezekimu”. H.R.al-Bukhari. No. 2402.
9. Berinfaq sebatas kemampuan
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ عَنْ حَجَّاجِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ أَخْبَرَهُ عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّهَا جَاءَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لاَ تُوعِي فَيُوعِيَ اللهُ عَلَيْكِ ارْضَخِي مَا اسْتَطَعْتِ.
Telah menceritakan kepada kami Abu ‘A shim dari Ibnu Juraij. Dan diriwayatkanpula telah menceritakan kepada saya Muhammad bin ‘Abdur Rahim dari Hajjaj bin Muhammad dari Ibnu Juraij berkata, telah menga barkan kepada saya Ibnu Abu Mulaikah dari ‘Abbad bin ‘Abdullah bin Az-Zu bair bahwa dia mengabar kannya dari Asma’ binti Abu Bakar ra. bahwa dia me nemui Nabi saw. lalu Beliau bersabda: “Jangan lah ka mu berkarung-karung (kamu kumpulkan harta dalam karung lalu kamu kikir untuk menginfaqkannya) sebab Allah akan menyempitkan reziki bagimu dan berinfaq lah dengan ringan sebatas kemampuanmu “. H.R.al-Bukhari. No. :1344.

10. Anjuran Beramal secara berkesinambungan
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللهِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَاعْلَمُوا أَنْ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدَكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَأَنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ.
Telah menceritakan kepada kami Abdul A ziz bin Ab dullah telah menceritakan kepada kami Sulaiman dari Musa bin ‘Uqbah dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Aisyah bahwa Rasul saw. bersabda: “Beramallah sesuai dengan sunnah dan berlaku imbanglah, dan keta huilah bahwa salah seorang tidak akan masuk surga karena amalannya, sesungguh nya amalan yang dicin tai oleh Allah adalah yang terus menerus walaupun sedikit.”.H.R. al-Bukhari. No. 5983.

Esensi Orang Mukmin Dalam Kehidupan:

Mukmin kuat lebih baik daripada Mukmin lemah
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair mereka berdua berkata; te lah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Idris da ri Rabi’ah bin ‘Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Al-A’raj dari Abu Hurairah dia berkata; “Rasul saw. bersabda: ‘Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah. H.R. Muslim. No hadis 4816.Kuat secara politik, berkuasa; kuat secara ekonomi kaya; kuat secara kesehatan tidak sakit-sakitan, kuat secara keilmuan tidak bodoh dan tolol (botol), kuat secara sosial budaya, tiak kuper (kurang pergaulan) dan sebagainya.

Penutup
Berdasarkan Alquran dan as-Sunnah yang dikemu kakan di atas, maka umat Islam yang meyakini Alquran dan as-Sunnah sebagai rujukan kehidupannya mestinya menyadari betapa dahsyatnya bila membiasakaan berinfaq di jalan Allah demi kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Perlu ditegaskan bahwa berinfak tidak mesti kaya terlebih dahulu, artinya dalam siatuasi apapun kita bisa berinfak, boleh jadi nomimalnya kecil atau besar yang penting ikhlash karena Allah swt. Allah swt dengan tegas menyatakan bahwa semua kebaikan termasuk berinfaq pasti dibalas oleh Allah swt;
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيدِ
Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri  dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-(Nya). Q.S.Fushilat/41:46.
Selanjutnya Allah swt tidak menyia-nyiakan amal salih hambaNya. Q.S.al-Kahfi/18:30-31:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لاَ نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلاً (30)
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal sa leh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) yang terbaik.
Dalam melakukan amal salih termasuk berinfaq mestilah sesuai dengan SOP (Standart Operating Pro cedure) atau kriteria apa yang dikehendaki oleh Allah swt. Di antara SOP tersebut adalah:
1. Iman yang mantap (Q.S.al-Anfal/8:2-4).
2. Ikhlas (Q.S.al-Bayyinah/98:5).
3. Melakukannya yang terbaik (ahsanu ‘amala) (Q.S.al-Kahfi/18:7 dan Q.S. al-Mulk/67:2).
4. Melakukan amal salih sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya. (Q.S.al-Hasyr/59:7) (Q.S.an-Nisa’/4:59).

Bibliografi
A.W.Munawwir,Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terleng kap, Suraba ya: Pustaka Progressif, 1997.
Al-‘Allamah al-Ragib al-Asfahaniy, Mu’jam Mufradat Al faz al-Qur’an, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
al-Bukhari,Sahih al-Bukhari,Beirut:Dar al-Fikr,1401H/1981 M.
Muslim,Sahih Muslim, Beirut:Dar al-Fikr,414 H/1993 M.
Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Beirut : Dar al-Fikr, 1416 H/ 1995 H.
At-Tirnmizi,SunanAt-Tirmizi,Beirut:Daral-Fikr,1417H/1996 H.
An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i,Beirut:Dar al-Fikr,1413H/1992 H.
Ibn Majah,Sunan Ibn Majah, Beirut:Dar al-Fikr,1415H/1994 H.
Malik, Muwatta’,Beirut:Dar al-Fikr,1409H/1989 M.
Ahmad, Musnad Ahmad ibn Hanbal, Kairo : Dar al-Hadis: 1416 H/1996 M.
Ibn Hajar al-Asqalaniy,Fath al-Bari,Beirut:Dar al-Ma’rifah, 1975.
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya (Edisi Yang Disempurnakan). Juz 7-9, jilid 3, Jakarta: Wsidya Caha ya, 2011
Muhammad Fu’ad Abd. al-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur’an al-Karim, Beirut: Dar al-Ma’rifah 1992.
Mausu’ah al-Hadis asy-Syarif al-Kutub as-Sittah, Dar as-Salam lin-Nasyr wa at-Tuzi’, al-Mamlakah al-‘Ara biyah as-Su’udiyah, Riyad, 2000.

(Selesai)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: infaqkolomsulidar
Previous Post

Foodcourt Tanjungbalai, Wisata Kuliner Anak Milenial

Next Post

Pemuda Muhammadiyah Sumut Launching Al Ma’un Kopi

Next Post
Pemuda Muhammadiyah Sumut Launching Al Ma’un Kopi

Pemuda Muhammadiyah Sumut Launching Al Ma'un Kopi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.