Aqiqah menurut as-Sunnah
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara
Periode 2015-2020.
(Catatan Redaksi: Dikarenakan banyak permintaan agar tulisan Aqiqah Menurut As-Sunnah diposting secara lengkap, bersama tulisan dimaksud kami tampilkan ulang)
Pengertian Aqiqah
Menurut bahasa aqiqah artinya memotong. Asal kata tersebut diartikan sebagai memotong rambut bayi pada saat dilahirkan. Rambut tersebut dinamakan aqiqah karena dia harus digunting (dicukur). Adapun berdasarkan istilah yang digunakan dalam syariah, aqiqah adalah sembelihan yang dilakukan menyambut kelahiran bayi. Penyembelihan itu dilakukan pada hari yang ke-7.
Setiap Anak Dilahirkan dalam Keadaan Suci (Fitrah)
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ.
Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Za’bi dari Az-Zuhriy dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman dari Abu Hu rairah ra. berkata; Nabi saw. bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fithrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kali an melihat ada cacat padanya?” H.R.al-Bukhari.No. 1296.
Hadis di atas memberikan pelajaran bahwa setiap anak yang dilahirkan oleh ibunya, tidak peduli apakah orang tuanya Muslim atau non Muslim, bayinya dalam keadaan suci, bertauhid kepada Allah swt., yakni suci dari dosa. Dengan ini Islam tidak mengenal dosa warisan.
Bayi diberi nama, dan diusap langit-langit mulutnya dengan kurma. Berdasarkan Hadis dalam kitab Sahih al-Bukhari:
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ قَالَ حَدَّثَنِي بُرَيْدٌ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ وُلِدَ لِي غُلامٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ.
Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Nashr berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usa mah ia berkata; telah menceritakan kepadaku Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa ra., ia berkata, “Anak laki-lakiku lahir, kemudian aku membawanya kepada Nabi saw. Beliau lalu memberinya nama Ibrahim, beliau menyuapinya dengan kunyahan kurma dan mendoakannya dengan keberkahan. H.R.al-Bukhari. No. 5045.
Hadis ini memberikan penegasan bahwa Rasul saw memberikan suapan dengan kurma dan mendoakan pada saat bayi dilahirkan. Contoh ini mestinya diikuti oleh umat Islam, sebab Rasul saw adalah contoh teladan yang baik (uswatun hasanah) bagi semua umat manusia.
Dalil tentang disyariatkannya aqiqah.
Berdasarkan hadis al-Bukhari:
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ مَعَ الْغُلامِ عَقِيقَةٌ وَقَالَ حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ وَقَتَادَةُ وَهِشَامٌ وَحَبِيبٌ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ سَلْمَانَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ عَاصِمٍ وَهِشَامٍ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ سِيرِينَ عَنْ الرَّبَابِ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَوَاهُ يَزِيدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ سَلْمَانَ قَوْلَهُ وَقَالَ أَصْبَغُ أَخْبَرَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ حَدَّثَنَا سَلْمَانُ بْنُ عَامِرٍ الضَّبِّيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَعَ الْغُلامِ عَقِيقَةٌ فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ اْلأَذَى.
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’man berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Sulaiman bin Amir, ia berkata, “Pada anak lelaki ada kewajiban akikah.” Dan Hajjaj berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad berkata, telah mengabarkan kepada kami Ayyub dan Qatadah dan Hisyam dan Habib dari Ibnu Sirin dari Salman dari Nabi saw. Dan berkata tidak satu orang dari Ashim dan Hisyam dari Hafsah binti Sirin dari Ar Rabab dari Salman bin Amir Ad-Dabiyyi dari Nabi saw. Dan Yazid bin Ibrahim juga menceritakan dari Ibnu Sirin dari Salman perkataannya, dan Asbag berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Wahb dari Jarir bin Hazim dari Ayyub As-Sakhtiyani da ri Muhammad bin Sirin berkata, telah menceritakan kepada kami Salman bin Amir Ad-Dabbi ia berkata,”Aku mendengar Rasul saw. bersabda:”Pada anak lelaki adanya aqiqah, maka potongkanlah hewan sebagai aqiqah dan buanglah keburukan darinya (maksudnya cukurlah rambutnya).”H.R. al-Bukhari. No. 5049.
Bayi yang baru lahir didoakan
Berdasarkan hadis dalam kitab Sahih al-Bukhari:
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ الْمِنْهَالِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ.
Telah bercerita kepada kami ‘Utsman bin Abi Staibah telah bercerita kepada kami Jarir dari Manshur dari Al-Minhal dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas ra. berkata; “Nabi saw. biasa memohonkan perlindungan untuk Al Hasan dan Al-Husein (dua cucu Beliau) dan berkata; “Sesungguhnya nenek moyang kamu pernah memohonkan perlindungan untuk Isma’il dan Ishaq dengan kalimat ini:
) أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ (
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan segala makhluq berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka”). H.R.al-Bukhari. No. 3120.
Hadis di atas memberikan petunjuk bahwa jika bayi lahir dianjurkan untuk didoakan sesuai dengan doa yang telah diajarkan oleh Rasul saw. Jadi, bukan diazankan dan diiqamahkan pada telinga kanan dan kiri bayi. Kendatipun, memang ada dalilnya, yakni hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmizi, namun mayoritas ulama hadis mendhaifkannya.
Diaqiqahkan pada Hari yang ke Tujuh
Pada saat hari yang ke-7 usia bayi yang dilahirkan itu, maka ibadah yang dianjurkan oleh Rasul saw untuk orang tuanya adalah apa yang dikenal dengan aqiqah, yakni menyembelih kambing, kemudian mencukur rambutnya serta memberi nama bayi tersebut. Hal ini berdasarkan hadis-hadis Nabi saw yang sahih, sebagaimana berikut ini.
1. Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan Abu Dawud:
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ النَّمَرِيُّ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ.
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An-Namari, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Al-Hasan dari Samurah dari Rasul saw., beliau berkata: “Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelih untuknya pada hari ketujuh dan rambutnya dicukur. H.R.Abu Dawud. No. 2454.
2. Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan An-Nasa’i:
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى قَالا حَدَّثَنَا يَزِيدُ وَهُوَ ابْنُ زُرَيْعٍ عَنْ سَعِيدٍ أَنْبَأَنَا قَتَادَةُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ رَهِينٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى.
Telah mengabarkan kepada kami ‘Amr bin Ali dan Muhammad bin Abdul A’la, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Yazid yaitu Ibnu Zurai’ dari Sa’id, telah memberitakan kepada kami Qatadah dari Al Hasan dari Samurah bin Jundub dari Rasul saw., beliau bersabda: “Setiap anak laki-laki tergadai dengan aqiqahnya, di sembelihkan untuknya pada hari ketujuh dan dicukur kepalanya serta diberi nama.” H.R.an-Nasa’i. no. 4149.
3. Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan Ibn Majah
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى.
Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin ‘Ammar telah menceritakan kepada kami Syu’aib bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu ‘Arubah dari Qatadah dari Al-Hasan dari Samrah dari Nabi saw., beliau bersabda: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur rambutnya dan diberi nama.”H.R.Ibn Majah. No. 3156.
4. Berdasarkan hadis dalam kitab Musnad Ahmad:
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَأَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ رَهِينٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى.
Telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Sa’id dari Qatadah dari Al-Hasan dari Samurah bahwa Rasul saw. bersabda: “Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya, maka hendaknya ia disembelihkan (kambing) di hari ke tujuh, dicukur kepala dan diberi nama.”H.R.Ahmad. No.19280.
5. Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan ad-Darimi:
أَخْبَرَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ يُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ.
Telah mengabarkan kepada kami ‘Affan bin Muslim telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dari Al-Hasan dari Samurah dari Nabi saw. beliau bersabda: “Setiap anak laki-laki tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan pada hari ketujuh dan dicukur (rambutnya).” H.R.ad-Darimi. No. 1887.
2 ekor kambing untuk Pria dan 1 ekor kambing untuk wanita, Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan Abu Dawud:
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْأَنْبَارِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو عَنْ دَاوُدَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ أُرَاهُ عَنْ جَدِّهِ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْعَقِيقَةِ فَقَالَ لاَ يُحِبُّ اللهُ الْعُقُوقَ كَأَنَّهُ كَرِهَ اْلاِسْمَ وَقَالَ مَنْ وُلِدَ لَهُ وَلَدٌ فَأَحَبَّ أَنْ يَنْسُكَ عَنْهُ فَلْيَنْسُكْ عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ.
Telah menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi, telah menceritakan kepada kami Daud bin Qais, dari ‘Amr bin Syu’aib, bahwa Nabi saw., dan telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al-Anbari, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin ‘Amr, dari Daud dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, aku diberitahu dari kakeknya, ia berkata; Rasul saw. ditanya mengenai aqiqah, kemudian beliau berkata:”Allah tidak menyukai tindakkan durhaka.” Sepertinya beliau tidak menyukai nama tersebut. Dan beliau berkata:”Barangsiapa yang anaknya telah dilahirkan dan ia ingin menyembelih untuknya maka hendaknya ia menyembelih untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sama dan untuk anak wanita satu ekor kambing.”H.R.Abu Dawud. No. 2459.
Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan Ibn Majah:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ عَنْ يُوسُفَ بْنِ مَاهَكَ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَعُقَّ عَنْ الْغُلاَمِ شَاتَيْنِ وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةً.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami ‘Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Usman bin Hutsauim dari Yusuf bin Mahak dari Hafshah binti Abdurrahman dari Aisyah dia berkata, “Rasul saw. memerintahkan kami untuk membuat aqiqah seorang anak laki-laki dengan dua ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan dengan satu ekor kambing.”H.R.Ibn Majah. No. 3154.
Berdasarkan hadis dalam kitab Musnad Ahmad.
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ الْفَرَّاءُ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْعَقِيقَةِ فَقَالَ لا أُحِبُّ الْعُقُوقَ وَمَنْ وُلِدَ لَهُ مَوْلُودٌ فَأَحَبَّ أَنْ يَنْسُكَ عَنْهُ فَلْيَفْعَلْ عَنْ الْغُلامِ شَاتَانِ مُكَافَأَتَانِ وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ.
Telah menceritakan kepada kami Waqi’ te lah menceritakan kepada kami Dawud bin Qois Al-Farro` dari ‘Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya, dia berkata; Rasul saw. ditanya tentang Aqiqah, maka beliau bersabda:”Sesungguhnya aku tidak suka dengan kedurhaka an, barangsiapa mendapatkan kelahiran anak kecil dan ingin menyembelih atas anak tersebut hendaknya ia laksa nakan, dua ekor kambing yang pantas untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan.H.R.Ahmad. No. 6530.
Jenis kambing boleh jantan atau betina
Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan at-Tirmizi
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلاَّلُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ أَبِي يَزِيدَ عَنْ سِبَاعِ بْنِ ثَابِتٍ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ ثَابِتِ بْنِ سِبَاعٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ أُمَّ كُرْزٍ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا سَأَلَتْ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْعَقِيقَةِ فَقَالَ عَنْ الْغُلامِ شَاتَانِ وَعَنِ الأُنْثَى وَاحِدَةٌ وَلاَ يَضُرُّكُمْ ذُكْرَانًا كُنَّ أَمْ إِنَاثًا.قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Ali Al-Khallal berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dari Ibnu Juraij berkata, telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abu Yazid dari Siba’ bin Sabit bahwa Muhammad bin Sabit bin Siba’ mengabarkan kepadanya bahwa Ummu Kurz mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah bertanya Rasul saw. tentang aqiqah. Rasul saw. lalu menjawab: “Dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan. Dan tidak ada masalah bagi kalian apakah kambing tersebut jantan atau betina.” Abu Isa berkata, “Hadis ini derajatnya hasan shahih.”H.R.at-Tirmizi. No. 1435.
Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan an-Nasa’i.
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ وَهُوَ ابْنُ أَبِي يَزِيدَ عَنْ سِبَاعِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أُمِّ كُرْزٍ قَالَتْ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحُدَيْبِيَةِ أَسْأَلُهُ عَنْ لُحُومِ الْهَدْيِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ عَلَى الْغُلاَمِ شَاتَانِ وَعَلَى الْجَارِيَةِ شَاةٌ لا يَضُرُّكُمْ ذُكْرَانًا كُنَّ أَمْ إِنَاثًا.
Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Ubaidullah yaitu Ibnu Abu Yazid dari Siba’ bin Sabit dari Ummu Kurz, ia berkata; saya datang kepada Nabi saw. di Hudaibiyah bertanya kepadanya mengenai daging hewan kurban, saya mendengar beliau bersabda:”Untuk anak laki-laki dua kambing dan anak wanita satu kambing, tidak masalah atas kalian (tidaklah memberatkan kamu) apakah kambing tersebut jantan atau betina.”. H.R.an-Nasa’i. No. 4146.
Sedekah seberat timbangan rambut bayi yang dicukur dengan perak.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْقُطَعِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اْلأَعْلَى بْنُ عَبْدِ اْلأَعْلَى عَنْ مُحَمَّدِبْنِ إِسْحَقَ عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍعَنْ مُحَمَّدِبْنِ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ عَقَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْحَسَنِ بِشَاةٍ وَقَالَ يَا فَاطِمَةُ احْلِقِي رَأْسَهُ وَتَصَدَّقِي بِزِنَةِ شَعْرِهِ فِضَّةً قَالَ فَوَزَنَتْهُ فَكَانَ وَزْنُهُ دِرْهَمًا أَوْ بَعْضَ دِرْهَمٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَإِسْنَادُهُ لَيْسَ بِمُتَّصِلٍ وَأَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ لَمْ يُدْرِكْ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ. تحقيق الألباني :حسن ، الإرواء ( 1175 )
Telah menceritakan kepada kami Muham mad bin Yahya Al-Qutha’i berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul A’la bin Abdul A’la dari Muhammad bin Ishaq dari Abdullah bin Abu Bakar dari Muhammd bin Ali bin Al-Husain dari Ali bin Abu Thalib ia berkata; “Rasul saw. mengakikahi Hasan dengan seekor kambing.” Kemudi an beliau bersabda: “Wahai Fatimah, cukurlah rambutnya lalu sedekahkanlah perak seberat rambutnya.” Ali berkata, “Aku kemudian menimbang rambutnya, dan beratnya sekadar uang satu dirham atau setengahnya.” H.R.at-Tir mizi. No. 1439, al-Hakim dan al-Baihaqi.Al-Baniy menilai hadis ini: hasan.
Doa menyembelih Aqiqah
Demikian lengkapnya panduan syariat Islam, dalam hal menyembelih kambing untuk aqiqahpun agar dibacakan doa, pada saat menyembelih. Panduan ini, berdasarkan hadis riwayat Abi Ya’ya.
حَدَّثَنَا اِسْحَاق حَدَّثَنَا عَبْدُ المَْجِيْدِ بْنُ َعبْدِ الْعَزِيْزِ بْنُ أَبِيْ رَوَاد عَنْ ابنِ جُرَيْج عَنْ يَحْيَى بْنُ سَعِيْد عَنْ عَمْرَة : عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : يعق عَنِ الغَلاَمِ شَاتاَنِ مُكَافَئَتَانِ وَعَن الْجرية شَاةٌ قَالَتْ عَائِشَة فَعَقَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ اْلحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ شَاتَيْنِ شَاتَيْنِ يَوْمَ السَّابِعِ وَأَمَرَ أَنْ يُمَاطَ عَنْ رَأْسِهِ اْلأَذَى وَقَالَ : اِذْبَحُوْا عَلَى اسْمِهِ وَقُولُوا : بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ َاللّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذِهِ عَقِيْقَةُ فُلاَنٍ . إسناده صحيح.
Rasul saw menyembelih aqiqah untuk Hasan dan Husein masing-masing dua ekor kibasy pada hari ke tujuh dan ia menyuruh membersihkan kepalanya dari kotoran (mencukur rambutnya) dan beliau bersabda: sembelihlah atas namanya dan ucapkanlah:
(بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ َاللّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذِهِ عَقِيْقَةُ فُلاَنٍ)
Dengan nama Allah, Allah Maha besar, ya Allah, dari Engkau dan untuk Engkau, inilah aqiqah si Fulan. H.R.Abu Ya’la.
Agar Memberi Nama Yang Baik
Dalam memberi nama kepada bayi yang lahir, Islam juga mengajarkan untuk memberi nama yang baik. Artinya, tidak boleh asal memberi nama dengan sembarang nama, apalagi nama yang mengandung keburukan. Nama diusahakan memiliki makna yang baik, karena ia selalu disebut-sebut, sehingga jika nama tersebut mengandung kebaikan diharapkan akan menjadi doa bagi yang punya nama.
حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَنَا دَاوُدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي زَكَرِيَّا الْخُزَاعِيِّ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَحَسِّنُوا أَسْمَاءَكُمْ
Telah menceritakan kepada kami Afan, telah menceritakan kepada kami Husyaim, telah menceritakan kepadaku Dawud bin ‘Amru dari Abdullah bin Abu Zakariya Al-Khuza’i dari Abu Darda` ia berkata;”Rasul saw. bersabda:”Sesungguhnya kalian semua akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan bapak-bapak kalian saat ini, maka perbaguslah nama-nama kalian.” H.R.Ahmad. No. 20704.
Memberi Nama dengan Nama “Muhammad”.
حَدَّثَنَا مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَسَمَّوْا بِاسْمِي وَلا تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي وَمَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لا يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ.
Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah dari Abu Hushain dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata, “Aku mendengar Nabi saw. bersabda: “Berikanlah nama dengan namaku (yaitu: Muhammad) dan jangan dengan julukanku. Karena barangsiapa melihatku dalam mimpinya sungguh dia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak sanggup menyerupai bentukku. Dan barangsiapa berdusta terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam neraka.”H.R.al-Bukhari. No. 107.
Hadis di atas memberikan pelajaran, tidak saja hanya berkaitan dengan memberi nama “Muhammad”, agar menjadi doa baginyang memiliki nama, namun hadis tersebut juga memberikan pelajaran bahwa jika seseorang bermimpi melihar Rasul saw, mnaka mimpinya itu benar, sebab setan tidak mampu menyerupai bentuk tubuh Rasul saw., kemudian hadis tersebut mengajarkan agar kita berhati-hati dalam mengamalkan hadis Rasul saw, atau menyandarkan amal ibadah kita kepada hadis atau sunnah Rasul saw. Sebab, jika ternyata kita menyandarkan amalan ibadah tertentu, ternyata bukan sunnah Rasul saw, atau hadis/sunnah palsu (maudhu’), dan kita tahu itu memang palsu, maka siap-siaplah kita menempati tempat duduk di dalam neraka.
Memberi Nama dengan Ibrahim (sebagai salah satu nama Rasul/Nabi)
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ قَالَ حَدَّثَنِي بُرَيْدٌ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ وُلِدَ لِي غُلامٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ وَدَفَعَهُ إِلَيَّ وَكَانَ أَكْبَرَ وَلَدِ أَبِي مُوسَى.
Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Nashr berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah ia berkata; telah menceritakan kepadaku Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa ra., ia berkata, “Anak laki-laki ku lahir, kemudian aku membawanya kepada Nabi saw. Beliau lalu memberinya nama Ibrahim, beliau menyuapinya dengan kunyahan kurma dan mendoakannya dengan keberkahan, setelah itu menyerahkannya kepadaku.” Ibrahim adalah anak tertua Abu Musa.H.R.al-Bukhari. No. 5045.
الأدب المفرد – (1 / 291)
838-حدثنا أبو نعيم قال حدثنا يحيى بن أبي الهيثم القطان قال حدثني يوسف بن عبد الله بن سلام قال : سماني النبي صلى الله عليه و سلم يوسف وأقعدني على حجره ومسح على رأسي.قال الشيخ الألباني : صحيح
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim berkata dia, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abi al-Haisam al-Qatthaniy berkata dia, teah menceritakan kepadaku Yu suf bin ‘Abdillah bin Salam r.a., ia berkata: Nabi saw menamaiku Yusuf, mendudukanku di pangkuannya, dan mengusap-usap kepalaku. H.R.al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad.) sahih menurut penilaian M.Nashisuddin al-Albani.
Memberi Nama “Abdullah dan atau Abdurrahman”, atau tentunya yang sejenis.
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ زِيَادٍ سَبَلانَ حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ الأَسْمَاءِ إِلَى اللهِ تَعَالَى عَبْدُ اللهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ.
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Ziyad Sabalan berkata, telah menceritakan kepada kami Abbad bin Abbad dari Ubaidullah dari Nafi’ dari Ibnu Umar ia berkata,”Rasul saw. bersabda:”Nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan ‘Abdurrahman. “H.R.Abu Dawud. No. 4298.
Penutup
Berdasarkan Hadis-hadis di atas dapatlah kita pahami bahwa Rasul saw memberikan panduan bagi umat Islam dalam menghadapi kelahiran bayi. Adapun yang mesti dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Menyuapinya dengan kunyahan kurma dan mendoakannya, dengan doa yang diajarkan Rasul saw yaitu:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
2. Melakukan aqiqah, yakni menyembelih kambing pada hari yang ke-7, sebanyak 2 ekor untuk anak laki-laki dan 1 ekor untuk anak perempuan. Kambingnya boleh jantan dan boleh betina. Pada saat menyembelih disunnahkan membaca doa, yaitu:
بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ َاللّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذِهِ عَقِيْقَةُ فُلاَنٍ
3. Memberinya nama yang baik, contohnya, memberi nama “Muhammad”, “Ibrahim”, “Abdullah” dan sebagainya.
4. Mencukur rambutnya lalu sedekahkanlah perak seberat rambutnya yang dicukur tersebut.
Semoga, kita dapat melaksanakan sunnah-sunnah Rasul saw, dalam kehidupan kita, sebagai bukti bahwa kita memang pengikut Nabi Muhammad saw, yang senantiasa mengatakan sami’na wa atha’na, atas sunnah-sunnahnya, serta agar mendapat rahmat dan keridaan Allah swt. Jika hal ini kita dapatkan dalam kehidupan kita, maka Allah swt berjanji dalam Kitab-Nya, kita akan diberikan keberkahan dan kebahagian hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam bissawab.
Bibliografi
A.W.Munawwir,Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Imam al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Beirut : Dar al-Fikr, 1401 H/1981 M.
Imam Muslim,Sahih Muslim, Beirut: Dar al-Fikr,1414 H/1993 M.
Imam Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Beirut : Dar al-Fikr, 1415 H/1994 H.
Imam An-Nasa’i, Sunan as-Nasa’i. Beirut : Dar al-Fikr, 1415 H/1995 H.
Imam Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Beirut : Dar al-Fikr, 1415 H/1994 H.
Imam Ahmad, Musnad Ahmad ibn Hanbal, Kairo : Dar al-Hadis: 1416 H/1996 M.
Mausu’ah al-Hadis asy-Syarif al-Kutub as-Sittah, Dar as-Salam lin-Nasyr wa at-Tuzi’, al-Mamlakah al-‘Arabiyah as-Su’udiyah, Riyad, 2000.
Ibnu Manzhur, Lisanul ‘Arab Darul, Beirut: Dar al-Kutub al Ilmiyah, tt.

