Khutbah Jum’at: Shalat Jum’at Sesuai Syariat
Oleh: Mushlihin
Alhamdulillah alladzi an’amanah binikmatil iman wal islam wa akramana bikhilafatihi min jamiil alam. Asyhadu an laa ilaha illallah wahdahu la syarikalahu. Wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuuluhu. Allahumma salli wasallim wabarik ala nabiyina muhammadin wa ala alihi wa ashabihi wa man tabiahum ila yaumiddin. Wabakdu.
Qola allahu taala fil quranil azim. Ya ayyuha alladzina amanu ittaqullahi haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa antum muslimun.
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا نُودِیَ لِلصَّلَوٰةِ مِن یَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡا۟ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلۡبَیۡعَۚ ذَ ٰلِكُمۡ خَیۡرࣱ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ)
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Marilah kita saling berwasiat untuk meningkatkan iman dan takwa kapanpun dan di manapun dengan sebenar-benarnya. Jangan sekali-kali sampai mati dalam keadaan kafir alias tak beragama Islam. Orang kafir tempatnya di neraka jahanam. Siapapun yang masuk ke dalamnya pasti hancur lebur. Sebaliknya orang mukmin adalah sebaik-baik makhluk dan tempatnya di surga bahagia selamanya.
Orang beriman punya kewajiban, jika mendengar azan harus dijawab dan segera mendirikan salat. Allah berfirman “ Wahai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat maka segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al Jumah;9). Lalu jika tidak mau melaksanakannya akan dilaknat, apalagi meninggalkan salat jumat 3x berturut-turut maka akan dicap sebagai orang munafik (HR.Ahmad). Orang munafik tempat tinggalnya di dasar neraka.
Maka sungguh beruntung kita yang pada hari ini bisa mendirikan jumatan sesuai ketentuan syariat. Adapun ketentuannya yaitu sebagai berikut :
Pertama, Mandi. Yaitu mencuci tangan, cuci kemaluan, wudu, keramas, menyiram air ke badan mulai dari kanan lalu kiri sampai kaki.
Kedua, Memakai wangi-wangian jika punya.
Ketiga, Memakai pakaian yang paling bagus, tetapi tidak boleh meninggalkan jumatan karena tidak memiliki pakaian baru.
Keempat, Keluar rumah langsung ke masjid dan tak lupa berdoa “ Ya Allah jadikanlah cahaya dalam hatiku, penglihatanku, pendengaranku, sebelah kanan dan kiriku, atas dan bawahku, depan dan belakangku dan jadikanlah aku bercahaya”. (HR Bukhari)
Kelima, Salat semampunya hingga khotib naik mimbar.
Keenam, Tidak mengganggu seorangpun.
Ketujuh, Diam saat khutbah dan dilarang bergerak-gerak, bicara serta menegur teman.
Kedelapan, Salat jamaah jumat dengan khusyuk.
Karena salat itu merupakan penghapus dosa baginya antara jumat itu dengan yang lainnya (HR.Ahmad). Hadis riwayat Ibnu Majah juga menyebutkan “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid-masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” Dengan kata lain seorang mukmin akan dijamin memiliki cahaya saat menyeberangi sirot (jembatan di atas neraka) jika ia rajin jamaah ke masjid.
Selanjutnya mumpung kita masih hidup janganlah meremehkan salat, sebab kalau sudah mati baru menyesal. Sabda Rasulullah: ‘Sekiranya seorang hamba bersujud taat pada Allah sejak lahir hingga mati di hari tua…niscaya dia ingin dikembalikan ke dunia supaya bertambah pahalanya (HR. Ahmad).
Aquulu qouli hadza wa astaghfiru Allah al adzim innahu huwal ghafurur rahim.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّابَعْد
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Marilah kita berdoa kepada Allah SWT, semoga Allah mengabulkan doa-doa kita, amien.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Penulis, Mushlihin, PRM Takerharjo Solokuro Lamongan