• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
RUU HIP: Upaya Mengubah Pancasila ?

Dr. Masri Sitanggang

Khutbah Idul Fitri : Murnikan Tauhid, Bangun Kekuatan

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
14 Mei 2021
in Khutbah
86
MURNIKAN TAUHID, BANGUN KEKUATAN
Oleh: DR. Ir. H. Masri Sitanggang

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَة اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلٌحَمْدُلِلهِ اَللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلۡمُلْكِ تُؤْتِي ٱلۡمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتنْزِعُ ٱلۡمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ بِيَدِكَ ٱلۡخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٞ، أشْهَدُ أنْ لَاإِلَهَ إِلَاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنّ سَيِّدَنا مُحُمدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْله،  اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى محمد وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرً
قَالَ اللهُ تَعالى: يَاأَيُّهاالَّذِيْنَءَامَنُوْااتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
أَمَّا بَعْدُ
اللهُ أكْبرُ اللهُ أكْبرُ اللهُ أكْبرُ اللهُ أكْبرُ كبِيرْاً والْحمْدُ للهِ كثِرْاً وسُبحْان اللهِ بُكْرة وأصِيْلاً لا إلِه إلِا اللهُ اللهُ أكبرُ ، اللهُ أكبرُ ولله الْحمْدُ

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Dengan karunia-Nya kita dapat menunaikan shalat Idul Fitri sebagai klimaks dari rangkaian ibadah Ramadan. Lebih dari 1,2 milyar Ummat Isam di seluruh dunia, pada pagi ini, menghadap Allah swt. seraya bertakbir, bertahlil dan bertahmid mengagungkan Asma Allah, memuji kebesaran dan kekuasaan-Nya.

ALLAHU AKBAR, Allah Maha Besar. Dia-lah pencipta, pemilik dan pengatur  jagad raya  yang terdiri dari 2 triliyun lebih galaxy ini. Seluruhnya tunduk pada ketentuan-Nya. Semuanya kecil, semuanya kerdil di hadapan-Nya. Bumi tempat hidup 5 milyar lebih manusia ini tidak ubahnya sebutir debu di tengah hamparan bintang- yang sangat luas dalam satu galaxy. Alangkah tiada berartinya tubuh manusia dibandingkan alam semesta ciptaan Allah ini. Allahu Akbar !
LA ILAHA ILLALLAH, tidak ada yang pantas disembah selain Allah; tidak ada yang pantas ditaati kecuali Allah; tidak ada yang patut dicintai melebihi kecintaan kepada Allah; dan tidak ada pula yang patut ditakuti selain Dia. Dia-lah Pemiliki Kerajaan, yang memberi kekuasan kepada sesiapa yang  Dia kehendaki dan mencabut kekuasan dari sesiapa yang Dia kehendaki. Dialah yang memuliakan sesiapa yang Dia kendaki dan Dia pula yang menghinakan sesiapa yang Dia kehendaki.  Dialah yang menciptakan segala sesuatu dari yang tiada menjadi ada dan dari yang ada menjadi tiada. Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Dialah Yang Maha Berkehendak, yang atas kehendak-Nya segala sesuatu terjadi. Dialah tempat manusia kembali.
WALILLAHILHAMD, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada yang pantas menerima pujian kecuali Dia. Dia-lah satu-satunya pemberi rezeki dengan tanpa perhitungan, pemberi kedudukan dan pemberi kemuliaan, pemberi pertolongan dan keampunan. Tidak ada yang dapat memberi manfaat atau pun  mudharat kecuali atas ijin-Nya.
Hadirin, jemaah shalat  ‘Idul Fitri yang berbahagia.
Takbir, tahlil dan tahmid yang dikumandangkan pada pagi ini Insya Allah adalah ungkapan yang lahir dari kesadaran hamba-hamba yang bertaqwa, sebagai buah Puasa Ramadhan. Inilah ungkapan kegembiraan sekaligus kemerdekaan dan menyerahan diri secara total kepada Allah swt. Merdeka,   lepas dari kungkungan dan budak hawa nafsu dan kembali hanya menggantungkan diri kepada Zat yang mencipta dan menguasai alam semesta.
Ungkapan dan sikap penyerahan diri kepada Allah secara total ini tidak akan lahir dari mereka yang masih diperbudak hawa nafsu. Sebab, mereka tidak mampu berpikir dengan akal sehatnya dan tidak pula dapat menggunakan rasa bathiniah kemanusiaannya untuk menilai benar-salah atau baik-buruknya sesuatu. Mereka hanya mampu menilai segala sesuatu berdasarkan kehendak hawa nafsu : suka atau tidak,  menguntungkan atau tidak, menyenangkan atau tidak. Mereka tumbuh sebagai menusia sombong tetapi penakut disebabkan cintanya kepada dunia; tidak tahan terhadap godaan apalagi tekanan. Demikianlah,  sehingga dalam hidupnya, mereka lebih memilih berkompromi terhadap kebathilan ketimbang menegakkan kebenaran.
Allah menggambarkan mereka sebagai makhluk yang lebih buruk dari binatang..
أَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيۡهِ وَكِيلًا ٤٣ أَمۡ تَحۡسَبُ أَنَّ أَكۡثَرَهُمۡ يَسۡمَعُونَ أَوۡ يَعۡقِلُونَۚ إِنۡ هُمۡ إِلَّا كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّ سَبِيلًا ٤٤
Tidakkah kamu perhatikan orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya (Tuhannya). Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu) (QS 25:43-44)
Secara aqidah, orang yang meng-ilah-kan (mempertuhankan) hawa nafsunya telah mengingkari  syahadatnya : Laa ilaha illallah;  ia telah membatalkan sendiri sumpahnya : ’’tiada ilah (Tuhan) selain Allah’’. Oleh karena itu, sesungguhnya ia telah keluar dari golongan orang bertauhid dan masuk  ke dalam golongan musyrik, yakni orang yang telah memiliki ilah selain Allah.
Secara fisik, perbedaan manusia dengan hewan tidaklah mendasar. Itu pulalah sebabnya maka Charles Darwin (1809 –1882), sampai pada kesimpulan (meski tidak terbukti), bahwa manusia satu keturunan dengan kera. Tetapi secara rohaniah, antara manusia dengan hewan terdapat perbedaan yang asasi. Manusia diberi akal oleh Allah, yang berfungsi mencari kebenaran. Demikianlah sehingga dalam ilmu manthiq kita temui ungkapan Imam Al-Ghazali (1058 –1111), yakni : ’’Al Insanu Hayawanun Nathiq’’, yang dapat dimaknai, manusia itu adalah hewan yang berakal.
Ternak yang dilepas dari kandang akan memakan semua yang ia mau, apakah itu milik tuannya atau bukan. Tetapi itu hanya untuk dirinya sendiri, setalah ia kenayang lalu pulang kandang. Manusia, bila “dilepas”, akan mencuri dan korupsi tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk anak-cucunya; tidak perduli orang lain menderita karenanya. Lebih sesat dari binatang, sebab binatang jantan pun tidak ingin mengawini binatang jantan lainnya, atau betina mengawini betina lainnya seperti yang dilakukan oleh pendukung LGBT. Lebih sesat dari binatang, sebab induk binatang tidak pernah mau menggugurkan kandungannya. Sebuas-buasnya harimau dan singa, ia masih menjaga anak-anaknya sehingga tidak ada yang boleh mengganggu. Tetapi lihatlah, betapa banyak kasus manusia yang membunuh bayinya sendiri dengana cara-cara di luar akal sehat.
Pendidikan boleh tinggi sampai S3, atau pangkat professor hingga jenderal, teknologi boleh melambung sampai ruang angkasa dan dunia maya, tetapi jika hawa nafsu telah dijadikan ilah,  kesesatan manusia tetap akan melebihi binatang. Dengan ilmu dan pangkat serta jabatan yang makin tinggi, manusia bahkan semakin mampu melakukan kesesatan yang lebih dahsyat. Dengan fasilitas itu, mereka lebih mampu pula menyusun sejuta argumen bohong tapi seolah ilmiah dan faktual untuk menutupi kesesatan yang dilakukan..
Jemaah Sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Nafsu memang anugrah Allah yang patut disyukuri, karena nafsu memberi makna bagi kehidupan. Ia adalah mesin pendorong kehidupan. Tanpa nafsu, maka hidup akan terasa sangat hambar : tidak ada selera; tidak ada keinginan, tidak ada kemajuan.
Puasa Ramadhan diwajibkan oleh Allah sebagai sarana latihan mengendalikan hawa nafsu agar tidak bergejolak liar. Orang beriman, yang  berhasil mengendalikan hawa nafsu dan melepaskan diri dari kungkungan “musuh besarnya” itu, adalah orang yang sukses memurnikan tauhid sehinggah aqidahnya tidak tergoyahkan.  Mereka inilah orang-orang yang telah kembali kepada fitrahnya, yakni manusia merdeka, manusia yang bertauhid. Mereka tidak lagi hidup dengan dorongan-dorongan hawa nafsu dan tidak lagi terkukung oleh keinginan-keinginan yang menyesatkan. Akalnya berfungsi sebagaimana mestinya dan arah hidupnya jelas. Mereka berbuat semata-mata karena dorongan Allah, mengerjakan perbuatannya mengikuti hukum-hukum Allah dan tujuannya semata meraih ridho Allah: lillahi, ma’allahi, ilallahi. Mereka tidak gentar mendapat tantangan, tidak pula luluh oleh bujukan dan rayuan. karena tidak silau lagi dengan tipu daya dunia. Merekalah itulah orang-orang yang bertaqwa.
Merekalah nafsul muthmainnah, jiwa yang tenang. Merekalah jiwa yang jika miskin atau berada di posisi bawah, tidak gelisah dan tidak rendah diri serta tidak pula merasa lemah. Jika ia kaya dan memiliki jabatan, tidak sombong dan tidak lalai dari memanfaatkan harta dan jabatan untuk kepentingan di jalan Allah.Insan mulia seperti ini tidak akan pernah dapat dibeli dengan alat pembeli apapun. Inilah insan yang diseru Allah dengan ridho dan dipersilahkan masuk ke dalam surga-Nya.
يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٢٧  ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ ٢٨ فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي ٢٩  وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي ٣٠
Wahaiai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Robbmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku  (QS 89:27-30).
Cinta seorang yang berjiwa tenang tidak lagi kepada harta, tidak lagi kepada jabatan dan tidak pula kepada wanita sebagaimana yang dimaksud Allah pada surah At-Taubah ayat 24. Mereka lebih mencintai Allah, Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya dari pada kenikmatan duniawi itu. Jiwa inilah  yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW ketika beliau ditawari tahta, harta dan wanita jika saja beliau bersedia berhenti menyebarkan ajaran tauhid yang mulia ini; serta ancama pembunuhan diri Beliau andai kata Beliau tidak juga berhenti berdakwah. Tantangan ini dijawab dengan tegas :
“Letakkan matahari di tangan kananku, bulan di tangan kiriku, setapak aku tidak akan mundur sampai aku menang atau mati karenanya”.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Pribadi-pribadi taqwa pada gilirannya akan membentuk kehidupan sosial yang khusus, yak
masyarakat yang diikat oleh tali Ukhuwah Islamiyah yang kuat. Hal semacam ini pun sesungguhnya dilatih juga di Bulan Ramadhan. Saksikanlah, inilah kesempatan ummat Islam untuk berbuka bersama baik dengan keluarga mau pun anggota masyarakat lainnya dan qiyamul lail bersama di malam hari.  Mengakhiri Ramadhan, Ummat Islam pun saling memberi. Yang mampu memberi yang tidak mampu berupa zakat fitrah agar jangan ada keluarga Islam yang bersedih di hari itu. Kemudian kita pun –laki-laki dan perempuan, tua dan muda– berbondong-bondong mengagungkan Asma Allah dan shalat berjamaah di lapangan atau di masjid-masjid seperti pagi ini. Tidak ada yang melakukan shalat sendirian.
Jemaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah
Ukhuwah Islamiyah penting bukan saja karena merupakan landasan bagi terbentuknya kekuatan umat, tetapi juga karena merupakan konsekuensi dari Aqidah Islamiyah. Sebagai seorang yang beriman, wajib menjadikan orang beriman lainnya sebagai saudara yang dicintai, saudara yang dimuliakan, yang harus dibela kehormatannya dan tidak boleh disakiti. Setiap orang beriman harus senantiasa aktif meningkatkan persaudaraan itu, seperti yang ditegas Allah dalam QS 49:10
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ١.
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat
rahmat (QS 49:10).
Persaudaraan Islam tidak ditentukan oleh suku dan bangsa, bahkan tidak ditentukan oleh garis keturunan; tidak pula dibatasi oleh wilayah dan budaya. Persaudaran Islam hanya ditentukan oleh aqidah. Inilah kekuatan yang mampu merekat umat islam menjadi satu, menjadi kokoh. Kekuatan yang harus terus dibangun dan bina agar mampu menghadapi persekongkolan jahat kaum kafir sebagaimana diingatkan Allah dalam surah Al- Anfal ayat 73.
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٞ كَبِيرٞ ٧٣
.
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan
terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar (QS 8:73)
Peringatan Allah itu jelas dan tegas. Jika persaudaraan dan persatuan ini tidak diwujudkan, niscaya ummat Islam akan tergilas oleh persekongkolan jahat musuh-musuhnya yang ada di Timur dan di Barat atau Utara dan Selatan.
Mengakhiri khutbah ini, ingin sekalilah saya mengingatkan kita semua tentang  perintah Allah pada QS Al-Anfal ayat 60, yakni : Persiapkan kekuatan !
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ ٦٠
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan) (QS 8:60)
Kekuatan utama ummat Islam adalah Aqidah yang kokoh dan Jemaah yang diikut oleh Ukhuwah Islamiyah. Tidak ada yang lebih utama dari dua ini. Kekuatan ekonomi, politik, ilmu dan teknologi bahkan kekuatan militer pun dengan sendirinya akan terbangun jika dua kekuatan telah dimiliki.
Alhamdulillah, Allah memberi kita Bulan Ramadhan. Marilah kita jadikan Ramadhan sebagai gaya hidup kita sehingga  seolah-olah sepanjang tahun ke depan adalah Bulan Ramadhan.. Agar dengan demikian,  Aqidah dan Ukhuwah Islamiyah kita semakin kuat dan kokoh untuk selanjutnya mempersiapkan kekuatan-kekuata lainnya  hingga musuh-musuh Allah merasa gentar.
اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين
رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانْصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِٱلْكَفِرِينَ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةَ وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَة اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Disampaikan pada 1 Syawal 1442 H di Masjid Amaliyah Jl Amaliun Gg Bandung, Medan.

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: khutbah
Previous Post

PRNA Cempedak Lobang Gelar Gebyar Idul Fitri

Next Post

Bupati Bener Meriah Dilarikan ke Rumah Sakit di Medan

Next Post
Bupati Bener Meriah Dilarikan ke Rumah Sakit di Medan

Bupati Bener Meriah Dilarikan ke Rumah Sakit di Medan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.