Medan, InfoMu.co – Pelaksanaan Sekolah Dai yang diselenggarakan PDPM Asahan selama tiga hari di Kota Kisaran mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Sekolah Dai yang melibatkan berbagai narasumber internal Muhammadiyah tingkat wilayah dan daerah diharapkan dapat menjadi bentuk pengkaderan yang komprehensif bagi pemantapan kader muda Muhammadiyah ke depan.
Ketua PWPM Sumatera Utara Amrizal MPd pada saat menutup Sekolah Dai itu berharap Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah se-Sumut dapat menerapkan pola sekolah dai seperti yang dilakukan PDPM Asahan itu.
Pada penutupan Sekolah Dai di Asahan, Amrizal memesankan lima hal kepada peserta.
Pertama, Globalisasi dan Liberalisasi bisa mengubah perilaku manusia. ”Ada peluang dan tantangan. Di sini dibutuhkan keuletan seorang dai.
Kedua, Teknologi dan Gedget. ”Mubaligh tidak boleh gagap informasi karena masyarakat sudah melek teknologi. Dakwah digital harus menjadi prioritas.
Ketiga Sekulerisasi. Masyarakat sudah mulai ada gejala apatis terhadap agama. Anak Anak Muda kita sudah dijauhkan dari agamanya.
Keempat, Konglomerasi dan tingkat kan ekonomi kader. Ekonomi dikuasai oleh pemilik modal yang memiliki jaringan banyak perusahaan yang memproduksi semua kebutuhan masyarakat. ”Jaringan konglomerasi dikuasai etnis tertentu. Umat Islam hanya sebagai konsumen, oleh karena itu anak Anak Muda harus berusaha mandiri, dengan terus meningkat kan kemampuan ekonomi lewat kewirausahaan.
Kelima, Kristenisasi. Data tahun 2019 perkembangan pembangunan gereja mengalahkan masjid. Pertumbuhan gereja 130 persen sedangkan masjid 20 persen. Ini menjadi tantangan kita, untuk menjaga keimanan generasi muda Islam.
Amrizal menyampaikan ucapan terima kasih kepada PDPM Asahan yang telah melaksanakan program sekolah dai dengan baik. Semoga dapat menghasilkan dai yang militan dan berkemajuan. ” Mari terus Bergerak Menebar Kebaikan,” tutup Amrizal. (Syaifulh)

