Bekasi, InfoMu.co – Berita kekerasan seksual di berbagai tempat terus bermunculan. Fakta tersebut tentu cukup miris. Banyak korban yang harus menelan kenyataan pahit. Banyak pelaku yang bersembunyi di balik simbol sosial dan jabatan mentereng. Keadilan dan kemanusiaan tentu saja harus ditegakkan.
Pada umumnya, kekerasan seksual merupakan segala tindakan yang bernuansa seksual yang merugikan satu pihak. Misalnya, merendahkan, menyerang, menghina yang terkait dengan penyaluran hasrat seksual. Menurut Komnas Perempuan, ada 15 bentuk kekerasan seksual yang telah dikenali, di antaranya yaitu pemerkosaan, pemaksaan aborsi, ancaman atau percobaan perkosaan, dan pelecehan seksual.
“Cakupan kekerasan seksual itu banyak. Namun secara garis besar yaitu kegiatan nuansa seksual yang hanya menguntungkan satu pihak saja, itu kekerasan seksual,” ujar Ketua PP IPM Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik Firman Firdiasnyah dalam diskusi publik yang diselenggarakan PD IPM Bogor pada Ahad (24/7).
Firman menegaskan bahwa pelajar Muhammadiyah harus turut aktif dalam upaya-upaya pencegahan kekerasan seksual. Sebab dampaknya bisa sampai pada mempengaruhi kehidupan korban. Pada umumnya, korban akan merasa cemas, takut, menangis hingga terisak, marah, dan lain-lain karena emosinya tidak stabil.
“Kalau kita melihat kejadian seksual namun kita hanya diam ketika melihat kejadian tersebut, maka kita termasuk didalamnya,” tegas Firman.
Bukan hanya di sekolah, para pelajar juga harus turut aktif mencegah kekerasan seksual di lingkungan manapun.
“Fenomena kekerasan seksual ini bisa terjadi dimanapun, terutama di lingkungan pendidikan seperti sekolah maupun pondok pesantren, banyak prilaku kekerasan seksual yang tidak kita sadari secara langsung,” ucap Komisioner KPAD Kabupaten Bogor Asep Saepudin. (muhammadiyah.or.id)
