Hari ke-20 Pasca Bencana Alam di Sumatera Utara: Data Sudah Lengkap, Poskorwil Segera Lakukan Percepatan
Memasuki hari ke-20 pasca bencana di Sumatera Utara, Pos Koordinasi Wilayah (Poskorwil) Muhammadiyah Sumatera Utara mulai bersiap melakukan percepatan penanganan darurat menuju masa transisi. Hal ini disampaikan oleh Mursito, selaku Tim Disaster Risk Reduction (TDRR) MDMC PP Muhammadiyah, dalam wawancara terkait perkembangan penanganan bencana di sejumlah wilayah terdampak.
Mursito menjelaskan bahwa sejak awal respons darurat, koordinasi lintas unsur terus dilakukan, baik internal Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) maupun dengan berbagai elemen di wilayah Sumatera Utara. Ia menyinggung bahwa pola koordinasi dan kombinasi kekuatan antar unsur penanggulangan bencana telah menjadi pengalaman panjang, bahkan sejak bencana besar seperti Desember 2005 silam, yang kini menjadi pelajaran penting dalam penanganan darurat saat ini.
“Di hari ke-20 pasca bencana, kami sudah menetapkan titik-titik layanan utama yang akan kami fokuskan,” ujar Mursito.
Adapun wilayah prioritas layanan yang telah ditetapkan Poskorwil meliputi Kabupaten Langkat, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Sebelumnya, MDMC juga telah melakukan pelayanan di beberapa daerah lain seperti Sibolga, namun untuk penanganan lanjutan hingga masa transisi, tiga kabupaten tersebut menjadi fokus utama.
Di Langkat dan Tapanuli Selatan, intervensi yang telah dilakukan terbilang cukup luas. Layanan tersebut mencakup layanan kesehatan, pemenuhan logistik, layanan psikososial, dukungan pendidikan dan wash, serta sejumlah layanan pendukung lainnya.
Sementara itu, untuk Kabupaten Tapanuli Tengah, Mursito menyampaikan bahwa penetapan titik layanan baru diputuskan hari ini. Terdapat sekitar empat titik layanan yang direncanakan, namun intervensi belum dilakukan secara langsung karena keterbatasan akses.
“Kami baru bisa menembus wilayah Tapteng kemarin, sehingga hari ini kami fokus menata tim-tim yang akan kami deploy,” jelasnya.
Tim yang akan diterjunkan meliputi tim manajemen posko, tim medis, tim dukungan psikososial, serta tim layanan lainnya. Selain itu, penggunaan logistik juga sedang diupayakan dengan memaksimalkan stok yang tersedia di Pos Koordinasi Muhammadiyah Wilayah Sumatera Utara.
Kondisi kerusakan di Tapanuli Tengah disebut cukup parah. Hampir seluruh wilayah terdampak mengalami kerusakan berat, baik karena bangunan rusak maupun tertimbun lumpur. Kedalaman lumpur bervariasi, mulai dari setengah meter hingga mencapai dua meter, sehingga hingga saat ini warga belum dapat kembali menempati rumah mereka.
“Terkait shelter, kami masih perlu melakukan kajian lanjutan berdasarkan data kebutuhan rumah rusak. Namun yang jelas, intervensi awal seperti logistik, layanan medis, dan dukungan sosial akan segera kami atur,” tambah Mursito.
Dalam upaya memperkuat respons, MDMC juga menyiapkan dukungan dari luar Sumatera Utara. Salah satunya dengan menghadirkan tim dari Universitas Muhammadiyah Surabaya untuk menangani layanan psikososial. Untuk layanan kesehatan, akan dilakukan pergeseran tim medis, mengingat di Langkat saat ini terdapat dua tim medis dari RS Muhammadiyah Sumatera Utara dan RS Islam ‘Aisyiyah Malang, di mana salah satunya akan dialihkan ke Tapanuli Tengah.
Mursito menegaskan bahwa saat ini data sudah lengkap dan valid, mencakup data korban terdampak secara by name by address, usia, serta jenis kelamin. Kelengkapan data tersebut menjadi dasar penting untuk mempercepat penanganan dan perencanaan tahap berikutnya.
“Data sudah sesuai dengan yang kita harapkan. Ini yang menjadi modal utama untuk menggerakkan percepatan karena basis datanya sudah kuat,” pungkasnya.
Dengan kesiapan data, penataan tim, dan penguatan koordinasi, Poskorwil MDMC berharap percepatan penanganan dapat segera dilakukan secara lebih terarah dan efektif, khususnya dalam menjawab kebutuhan mendesak masyarakat terdampak bencana di Sumatera Utara. (bess)

