• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
PP Muhammadiyah Ingatkan Pentingnya Persatuan Bangsa

Haedar Nashir: Pahami Kembali Jati Diri Muhammadiyah

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
21 September 2021
in Persyarikatan
86

Bandung, InfoMu.co – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung menyelanggarakan pengajian umum pada hari Ahad (19/09/2021) dengan tema “Menguatkan Ideologi dan Menggiatkan Gerakan Muhammadiyah”. PDM Kota Bandung turut mengundang seluruh pimpinan Muhammadiyah se-Jawa Barat.

Pengajian umum tersebut diberi apresiasi oleh Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah. Pengajian-pengajian semacam ini sangat penting guna memberikan pemahaman jati diri Muhammadiyah sebagai gerakan Islam kepada seluruh anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah.

Haedar Nashir juga menambahkan bahwa setiap kader Muhammadiyah haruslah berusaha menghidupkan dan mewujudkan Islam dalam kehidupan di tengah dinamika umat Islam, bangsa Indonesia, dan bahkan dalam kehidupan di ranah global.

“Di tengah persoalan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan maka sikap, pandangan, dan tindakan kita harus mencerminkan siapa kita. Kita yang dimaksud dalam hal ini ialah kita sebagai organisasi. Maka di awal saya sebutkan perlunya setiap anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah harus semakin memahami Muhammadiyah sebagai gerakan Islam,” tutur Haedar.

Selain itu dalam pembahasan mengenai identitas dan ideologi Muhammadiyah, Prof. Haedar menambahkan bahwa identitas Muhammadiyah yang tercantum dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan formulasi dari apa yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan serta pimpinan dan kader Muhammadiyah pada masa-masa awal. Hal ini kemudian menjadi karakter khas gerakan Muhammadiyah yang sekaligus menjadi pembeda Muhammadiyah dengan gerakan dan organisasi Islam yang lain.

“Sebuah organisasi memang hidup, bertahan, tumbuh, dan berkembang karena setiap orang yang ada di dalamnya tahu apa yang menjadi karakter dirinya sebagai organisasi. Maka dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah disebutkan bahwa identitas Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah. Selain itu ditegaskan juga tentang tujuan Muhammadiyah yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” tambah Prof. Haedar.

Karakter khas atau identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang kemudian menjadi pembeda dengan organisasi lain tidak dimaksudkan untuk memperlebar perbedaan, apalagi untuk memancing perdebatan dan perpecahan. Justru menurut Muhammadiyah perbedaan dan keragaman ini dimaksudkan untuk saling memperkuat. Di tengah perbedaan dan keragaman diperlukan sifat tasamuh, tapi bukan kemudian tasamuh tersebut membuat kita tidak memiliki halaman, tidak memiliki pintu, tidak memiliki jendela sendiri yang menjadi bagian dari karakter kita sebagai gerakan Islam. (isg/ sm )

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: jati diri
Previous Post

Dahlan Muda Belajar Merawat Indonesia

Next Post

Lili Pintauli Kembali Dilaporkan ke Dewas KPK

Next Post
Lili Pintauli Kembali Dilaporkan ke Dewas KPK

Lili Pintauli Kembali Dilaporkan ke Dewas KPK

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.