• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Haedar Nashir: Pers Membawa Cita-Cita Luhur Bangsa

Haedar Nashir: Indonesia Maju, tapi Tidak dengan Menjadi Agnostik maupun Ateis

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
24 September 2023
in Kabar
0

Surakarta, InfoMu.co – Muhammadiyah sudah kaya dengan fikih dakwah, termasuk panduan-panduan dakwah kultural dan komunitas, sebagai petunjuk untuk meningkatkan pesan keislaman yang mendamaikan, menyatukan, dan memperkokoh nilai keagamaan, keumatan, dan kebangsaan.

Selain itu, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dakwah bagi Muhammadiyah sekaligus juga untuk membawa umat dan bangsa pada kemajuan. Fikih dakwah Muhammadiyah yang mendamaikan, menyatukan dan memperkokoh nilai tersebut di sisi lain juga untuk merespon perubahan yang dinamis di masyarakat.

“Masyarakat kita ini masih beragama, tetapi orientasi keagamaan dan religiusitasnya itu sudah demikian beragam,” kata Haedar pada Jumat (22/9) dalam agenda Pembukaan Rakernas Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di Surakarta.

Guru Besar Sosiologi ini melihat, tantangan dakwah di era sekarang semakin kompleks, lebih-lebih ketika masyarakat dihadapkan dengan kemajuan teknologi informasi digital, yang mengakibatkan salah satunya luruhnya keadaban.

Tentang peluruhan keadaban itu tidak berlebihan, sebab menurut survei ditemukan bahwa warganet Indonesia peringkat digilitynya rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.

“Maka Muhammadiyah ingin hadir menyemaikan benih-benih keislaman yang membangun nilai-nilai luhur kehidupan, bertutur kata yang baik, kemudian menyebar semangat untuk kebersamaan, kalau ada masalah pada umat dan bangsa kita selesaikan bersama,” ungkap Haedar.

Dia berharap dakwah Muhammadiyah juga berperan untuk meredam benih-benih konflik, menurutnya itu merupakan cerminan nilai-nilai agama yang hanif, lurus, dan mencerahkan.

Dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia, Haedar menekan supaya pembangunan bukan hanya tentang ragat saja, tetapi juga ruhani bangsa.

Dia beralasan karena bangsa ini beragama, berpancasila, dan punya kebudayaan luhur. Ketiga entitas tersebut diharapkan menjadi fondasi karakter bangsa Indonesia.

“Kita harus menjadi bangsa yang maju, tetapi tidak menjadi bangsa yang sekuler, bangsa yang agnostik – jauh dari agama. Termasuk bangsa yang ateis, yang menisbikan Tuhan. Tapi bangsa yang religius,” harap Haedar Nashir.

Religiusitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia harus memajukan, sehingga bangsa ini tidak ketinggalan dengan bangsa lain. Harapan dan kenyataan tersebut menjadikan Muhammadiyah tidak hanya fokus mendirikan rumah sakit, sekolah dan universitas saja, melainkan juga menggarap akar rumput atau masyarakat.

“Apapun agamanya, orientasi politiknya kita harus rekat menjadi jamaah yang menjadi pilar kemajuan dan persatuan Indonesia,” imbuhnya.

Maka dengan berbagai cita-cita luhur tersebut, metode dakwah Muhammadiyah diharapkan adaptif terhadap kemajuan teknologi informasi.

Akan tetapi, tidak kemudian meletakkan instrumen atau alat dakwah sebagai tujuan, dan menyebabkan terjadinya dehumanisasi.  (muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Previous Post

Warga Muslim Australia Sebut Muhammadiyah Potensial Tampil di Ranah Global

Next Post

Siti Zuhro: Calon-Calon Perempuan Tidak Pernah Diunggulkan

Next Post
Siti Zuhro: Calon-Calon Perempuan Tidak Pernah Diunggulkan

Siti Zuhro: Calon-Calon Perempuan Tidak Pernah Diunggulkan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.