Medan, Hujan dengan intensitas ekstrem dalam beberapa pekan terakhir menjadikan banyak kawasan di Sumatera Utara dilanda banjir dan tanah longsor. Empat kabupaten dan Kota yang paling parah terdampak banjir adalah Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi. Bahkan untuk Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai terjadi banjir yang berulang.
Kondisi ini menjadi warga di empat kawasan itu sangat menderita. Pemerintah Provinsi pun kemudian mengundang empat kepala daerah untuk duduk bersama guna mencari solusi terbaik dalam mengatasi bajir mulai dari hulu hingga hilir.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memanggil empat kepala daerah untuk membahas banjir di Sumut. Keempat Kepala Daerah tersebut yaitu Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution, Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan, Bupati Deliserdang Ashari Tambunan dan Bupati Serdangbedagai Darma Wijaya.
Pertemuan berlangsung di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Jumat (26/11) kemarin.
“Kita perlu melihat kondisi sungai, dan sungai ini tentunya saling berhubungan karena itu kita butuh kerja sama. Setelah kita lihat, mana yang menjadi prioritas untuk dibenerin, itu target jangka pendek kita,” kata Edy Rahmayadi
Pertemuan Gubsu dengan empat kepala daerah itu dihadiri Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko.
Menurut keterangan Edy Rahmayadi, saat ini Pemerintah Daerah dan Kementerian PUPR akan melakukan penanganan darurat untuk meminimalisir banjir. “Kita dan Pak Jarot akan meninjau keempat daerah untuk meminimalisir banjir, melihat cara yang cepat dan tepat untuk mengatasinya,” tambah Edy Rahmayadi.
Jarot menambahkan untuk mengatasi banjir dibutuhkan partisipasi masyarakat dengan cara membuat biopori, sumut resapan dan penghijauan. Bila dilakukan bersama-sama menurutnya ini akan berdampak besar mengatasi banjir di Sumut.
“Tidak usah menyalahkan orang lain, berbuatlah dari diri anda sendiri, kembalikan air ke bumi, bukan ke selokan atau ke sungai terutama untuk masyarakat di tengah dan hulu,” kata Jarot.
Usai pertemuan, Jarot mengatakan, tahun depan Sungai Badera akan menjadi prioritas normalisasi. Setelah itu sungai yang dinormalisasi dilihat kesediaan lahan, dampaknya pada banjirnya dan yang menjadi prioritas menurut Pemprov, Pemko dan Pemkab.
“Itu setelah kita berdiskusi dengan Pemprov, kabupaten dan kota, tahun depan salah satunya Sungai Badera. Itu kita perlu lihat lahannya, dampaknya dan juga yang dianggap Pemda prioritas,” kata Jarot. (*)

