• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Gangguan Depresi Dapat Diteliti Melalui Urine

Gangguan Depresi Dapat Diteliti Melalui Urine

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
9 Oktober 2021
in Kampus
86

Malang, InfoMu.co – Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang seringkali dialami oleh sebagian masyarakat. Namun, di Indonesia belum ada diagnosis gangguan depresi yang cepat dan tepat dengan menggunakan laboratorium. Melihat permasalahan tersebut, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembangkan diagnosis labolatorium pasien depresi dengan menggunakan urine pasien.

Salah satu anggota tim, Uswatun Hasanah, mengatakan bahwa proses diagnosis gangguan depresi saat ini masih menggunakan skala dan cluster gejala dari pasien saja. Hal ini memakan waktu lebih lama jika dibanding ketika uji labolatorium. Karena hal itu, Uswatun dan tim meneliti perubahan urine dari orang normal ke pasien gangguan depresi untuk uji coba labolatorium.

“Untuk mendeteksi gangguan depresi pada pasien, kami menggunakan Biomarker N-Methylnicotinamid & Hippuric Acid. Setelah tiga bulan melakukan penelitian kami dapat menarik kesimpulan bahwa kadar biomarker n-methyl dan hippuric pada pasien ganguan depresi mengalami peningkatan daripada orang normal. Hal ini bisa menjadi acuan untuk mendiagnosis pasien gangguan depresi dengan menggunakan uji labolatorium,” ungkap mahasiswa Prodi Kedokteran tersebut.

Uswatun menceritakan bahwa penelitian ini sempat terkendala oleh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Uswatun melanjutkan bahwa dengan adanya PPKM, timnya tidak bisa melakukan penelitian di Rumah Sakit (RS) dan mendapatkan sampel urine pasien gangguan depresi.

“Waktu penelitian kami terbatas dan PPKM menjadi kendala terbesar untuk melanjutkan penelitian. Untungnya, setelah tim kami mencari infomasi ke beberapa dokter, akhirnya kami bisa melakukan penelitian dan mendapat sampel urine di Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Lamongan,” ujar anak terakhir dari enam bersaudara itu.

Menariknya, penelitian ini diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) dan mendapat pendanaan dari Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Dalam penelitian tersebut, Uswatun ditemani oleh keempat temannya yaitu Al-Bidarri Tsamira Annafila, Handini Risma Hani, dan Sekar Asih dari Prodi kedokteran serta Nadila Apriola Susanto dari Fakultas Psikologi.

“Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum, khususnya para psikiater dan psikolog dalam mendiagnosis pasien ganguan depresi. Ke depannya penelitian ini juga bisa ditindaklanjuti untuk pembuatan kit penunjang diagnosis. Sehingga para pasien gangguan depresi mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat,” pungkasnya. (diko/sm)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: STRESSummurien
Previous Post

Waskita Karya Tak Kuat, Jual Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing – Parapat ke Hutama Karya

Next Post

Problem Pendidikan Islam di Indonesia

Next Post
Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad

Problem Pendidikan Islam di Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.