Dua Karya Gerhana Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid Betawi (w. 1388 H/1968 M)
Oleh : Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar – Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU
Pada tanggal 7 September 2025 M (15 Rabiul Awal 1447 H) di Indonesia akan terjadi gerhana bulan total. Dalam sejarah Nusantara, fenomena gerhana tak luput dalam catatan para ulama Nusantara diantaranya pernah ditulis oleh Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid Betawi (w. 1388 H/1968 M) dalam dua karyanya yaitu : (1) “Kaifiyyah Untuk Mengetahui Ijtima’ dan Gerhana Matahari dan Bulan” dan (2) “Kaifiyah ‘Amal al-Ijtima’ wa al-Kusuf wa al-Istiqbal wa al-Khususf”.

Kitab “Kaifiyyah Untuk Mengetahui Ijtima’ dan Gerhana Matahari dan Bulan” dan Kitab “Kaifiyah ‘Amal al-Ijtima’ wa al-Kusuf wa al-Istiqbal wa al-Khususf” karya Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid Betawi (w. 1388 H/1968 M).
Dua karya Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid ini masih dalam bentuk manuskrip (tulisan tangan). Pertama, kitab “Kaifiyyah Untuk Mengetahui Ijtima’ dan Gerhana Matahari dan Bulan” ditulis dalam bahasa Arab-Pegon dan bahasa Melayu, terdiri dari 17 halaman. Secara umum kitab ini membahas secara ringkas tentang tata cara perhitungan ijtimak gerhana Matahari dan gerhana Bulan dengan metode taqrib berdasarkan
“Zij as-Sulthany” karya astronom Muslim Ulugh Bek (w. 853 H/1449 M). Di bagian awal dijelaskan bahwa tujuan penulisan kitab ini adalah agar mudah dipahami oleh pembaca, terutama bagi orang yang baru pertama kali mempelajari masalah ini. Berikut pernyataan Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid dalam mukadimah kitab,
انيله قاعدة اونتوك مڠتهوي اجتماع بولن دڠن متهاري سمفي كفد ڬرهنا بولن دان ڬرهنا متهاري تراتور كيفيتڽ دڠن
بهسا اندونيسيا منوروت فركتأن رساله بهسا عرب دڠن مماكي نومر دموكاڽ سفاي موده دليهت دان دكتهوي اكن
ترتيبڽ دان موده دفلاجري اوله اورڠيڠ بارو بلاجر
“Inilah kaidah untuk mengetahui ijtima’ bulan dengan matahari sampai kepada gerhana bulan dan gerhana matahari teratur kaifiyatnya dengan bahasa Indonesia menurut perkataan risalah bahasa Arab dengan memakai nomor dimukanya supaya mudah dilihat dan diketahui akan tertibnya dan mudah dipelajari oleh orang yang baru
belajar” (hlm. 1).
Selanjutnya dalam uraiannya Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid menjelaskan secara cukup rinci dengan menggunakan istilah-istilah astronomi klasik seperti al-‘alamah, al-hisshah, al-khasshah, al-markaz, al-auj, at-ta’dil, al-muqawwim, dan lain-lain. Istilah-istilah ini memang lazim digunakan dalam kitab-kitab (naskah-naskah) astronomi klasik (turats). Selain itu, dalam penggunaan angka kitab ini menggunakan sistem angka
jumali atau hisab al-jummal yaitu sistem penomoran (angka) dengan menggunakan huruf-huruf (abjad) tertentu, yang populer dalam naskah-naskah astronomi klasik.
Diantara penjabaran Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid tentang gerhana dalam karyanya ini antara lain,
” .جدول المجموعة يڠد سبله كيرى . مك فرققساله دهول الحصة جك جاتوهٽ فدا حمل اتو میزان کورڠ درفد (یب)
درجة اتو فدا بروج حوت اتو سبله لبه درفد (يج) درجة مك بولن ايت اكن ترجدي ڬرهنا دان جك جاتوهٽ فدا بروج
يڠلائن تيدا ترجدي ڬرهنا كمدين فرقسا (العلامة المعدلة) جك جاتوهٽ فد وقت…”
“…Jadwal al-majmu’ah yang disebelah kiri. Maka periksalah dahulu al-hisshah jika jatuhnya pada hamal atau mizan kurang daripada يب (maksudnya dalam hisab jumal adalah 12) darajah atau pada buruj hut atau sunbulah lebih daripada يج (maksudnya dalam hisab jumal adalah 12) darajah maka bulan itu akan terjadi gerhana jika
jatuhnya pada buruj yang lain tiada terjadi gerhana. Kemudian periksa (al-‘alamah al-mu’adalah) jika jatuhnya pada waktu…” (hlmn. 6).
Adapun bagian akhir dari kitab (naskah) ini tidak terdapat keterangan waktu kapan naskah ini ditulis. Namun di bagian akhir tampak keterangan bahwa kitab ini diterbitkan oleh Madrasah Chairiyah Mansuriyah, Jalan Sawahlio 1/27, Jembatan Lima, Jakarta Barat. Secara konten dan historis, kitab ini tentunya memerlukan kajian dan penelusuran lebih komprehensif.
Adapun kitab kedua, yaitu “Kaifiyah ‘Amal al-Ijtima’ wa al-Kusuf wa al-Istiqbal wa al-Khususf” terdiri dari 11 halaman, ditulis dalam bahasa Arab. Sama seperti kitab (naskah) sebelumnya, kitab ini juga membahas tentang gerhana yaitu terkait metode teknis menentukan gerhana Bulan (dan gerhana Matahari) yang juga dengan konsep dan metode matematis-astronomis sebagaimana dalam “Zij Ulugh Bek” atau “Zij al-Sulthany” karya
Ulugh Bek (w. 853 H/1449 M). Hal menarik dalam kitab ini diinformasikan prediksi terjadinya gerhana Bulan waktu itu yaitu pada malam Jumat, 14 Syawal 1375 H (26 Mei 1956 M) pada pukul 9.26 dan berakhir pukul 11.14.
Adapun dalam teknis uraiannya Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid juga menggunakan metode dan teknis yang sama yaitu penggunaan angka jumali (hisab al-jummal) dan istilah-istilah teknis astronomis klasik lainnya, hanya saja dalam karyanya ini seluruhnya menggunakan bahasa Arab.

Kolofon naskah “Kaifiyah ‘Amal al-Ijtima’ wa al-Kusuf wa al-Istiqbal wa al-Khususf” karya
Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid Betawi (w. 1388 H/1968 M) yang
menunjukkan peristiwa Gerhana Bulan pada tahun 1375 H/1956 M.

Diantara contoh penggunaan angka jumali (hisab al-jummal) dalam kitab “Kaifiyah ‘Amal al-Ijtima’ wa al-Kusuf wa al-Istiqbal wa al-Khususf” karya Syaikh Muhammad Manshur binAbdul Hamid Betawi (w. 1388 H/1968 M)
Secara umum tampak substansi dan teknis pembahasan kitab ini sama seperti kitab sebelumnya, karena itu pula kitab ini memerlukan kajian lebih lanjut. Tujuannya tidak lain guna mengungkap substansi gerhana sebagaimana dibahas Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid, juga mengungkap transmisi (sanad) karya ini dengan karya-karya dan tokoh-tokoh lainnya, demikian lagi hubungannya dengan “Zij al-Sulthany” yang menjadi sumber
utama penulisan dua karya ini.
Nama lengkap Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid adalah Muhammad Manshur bin Abdul Hamid bin Muhammad Damiri al-Betawi. Ia lahir di Jakarta tahun 1878 M/1295 H dan meninggal pada tahun 1968 M/1388 H. Ayahnya (Abdul Hamid) seorang ulama dan guru agama di Jakarta, terutama di daerah sekitar Kampung Sawah, Jembatan Lima. Sejak usia 16 tahun (yaitu tahun 1894 M) ia telah belajar ke Makkah dan sekaligus
menunaikan ibadah haji dan dia bermukim disana selama empat. Di Makkah ia belajar kepada sejumlah ulama seperti Syaikh Sa’id Yamany, Syaikh Mukhtar ‘Atharid Bogor, Syaikh Umar Bajunaid, Syaikh Muhyiddin al-Jawy, Syaikh Muhammad Yusuf al-Khayyath, dan lain-lain.
Adapun karya-karya Syaikh Muhammad Manshur bin Abdul Hamid yaitu: Sullam an-Nayyīrain fī Ma’rifah al-Ijtimā’ wa al-Kusūfain, Khulāshah al-Jadwal, Risālah fī Shalāh al-Kusūf wa al-Khusūf, Mīzān al-I’tidāl, Wasīlah ath-Thullāb, Jadāwil ad-Dawā’ir al-Falakiyyah, Arba’ Rasā’il fī Mas’alah al-Hilāl, Ar-Rub’ al-Mujayyab, Mukhtashar Ijtimā’ an-Nayyīrain, At-Tadzkirah an-Nāfi’ah fī ‘Amal ash-Shaum wa al-Fithr, Jadwal al-Qiblah, Jadwal Auqāt ash-Shalāh, dan Ta’līq ‘Amal al-Ijtimā’ wa al-Khusūf wa al-Kusūf.
Mada Sanjaya W.S., Nor Azam Mat Noor, Utin Sutinah & Achmad Musyafa’ telah melakukan kajian atas naskah ini dalam karya berjudul “Astronomi Ilmu Falak Guru Mansur Betawi (1878-1967) Dalam Jadwal Dawa’ir al-Falakiyyah & Kaifiyyah ‘Amal al-Ijtima’ al- Kusuf wa al-Khusuf” (Bandung: Bolabot, 2021 M). Wallahu a’lam[]

Buku “Astronomi Ilmu Falak Guru Mansur Betawi [1878-1967] dalam Jadwal Dawa’ir al-
Falakiyyah dan Kaifiyah ‘Amal al-Ijtima’ al-Kusuf wa al-Khusuf” karya Mada Sanjaya, dkk
(Bandung: Bolabot, cet. I)

OIF UMSU akan menggelar pengamatan gerhgana bulan total pada tanggal 15 Rabiul Awal
1447 H/7 September 2025 M di markas OIF UMSU (Jl. Denai No. 217 Medan), dan terbuka untuk umum.
