Yogyakarta, InfoMu.co – Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, cerminan seorang yang bertauhid murni adalah seorang yang bukan hanya hafal akan ajaran-ajaran Agama Islam, hafal akan asmaul husna, membangun gerakan salat berjamaah.
“Gerakan salah berjamaah, gerakan salat yang intens anta yang wajib dan sunnah, itu harus disertai dengan gerakan menciptakan salat yang khusyu’, yang melahirkan kesalehan baik dalam kesalehan pribadi maupun kesalehan terhadap orang lain dan lingkungan,” tutur Haedar.
Dalam pengajian Ramadan 1443 H yang diadakan UMY pada, Selasa (19/4) tersebut, Haedar menjelaskan bahwa jika laku ibadah khusus yang sifatnya transenden sebangun dengan sikap baik pada laku sosial dan lingkungan yang horizontal, maka disitulah kehidupan islami relatif mendalam, luas, dan tersistem.
“Tauhid yang di satu pihak habluminallah nya kita semakin kuat, menimbulkan kesalehan. Di pihak lain yang kedua menimbulkan hubungan kemanusiaan yang saleh,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini Haedar juga menyinggung tentang nilai kemanusiaan, menurutnya nilai kemanusiaan itu islami. Tegas Haedar menyebut bahwa memuliakan manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan itu sudah islami.
“Pandangan Muhammadiyah dalam relasi gender itu wasathiyah, tidak ekstrim pada pandangan liberal – sekular, yang melihat persoalan itu sebagai konflik tak berkesudahan antara laki-laki dan perempuan,” ungkapnya.
Namun sebaliknya, pandangan Muhammadiyah terhadap perempuan juga tidak serta merta seperti kelompok yang memandang rendah kaum perempuan. Seorang muslim taat yang mengaku tauhidnya murni, maka sekurangnya dari laku ibadah yang dijalankan akan berdampak pada dua hal yakni kesalehan pribadi dan kesalehan sosial.

