Jelajah Bumi Para Rasul dan Nabi (14)
Di Kaki Kuburan Nabi Harun, Kami Berdoa di Tengah Hujan Salju yang Bertambah Dingin
Catatan : Syaiful Hadi JL, Jurnalis InfoMu.co
Seperti rencana perjalanan yang sudah diagendakan, dari Kota St. Chaterine kami cepat bergerak menuju kaki Kuburan Nabi Harun. Dingin semakin bertambah. Temperatur di HP saya sudah menunjukkan angka 3 derajat celcius. Kancing jaket terpaksa dinaikkan. Bus kami berbelok ke kiri dan jalan mulai mendaki. Jalan aspal yang kami lalu cukup bagus karena pemerintah Mesir sedang melakukan penataan kawasan itu.
Tak terlalu jauh. Kami menatap ke atas. Ada satu bangunan berwarna kuning. Tak jauh dari kuburan itu ada satu gereja. Bus Kami berhenti di bawahnya. Tapi kami masih fokus pada situs Anak Sapi yang menjadi simbol sakral umat Yahudi. Situs yang memiliki kaitan dengan kemurtadan Samiri, Keponaan Nabi Musa yang situsnya tampak di atas di dinding bukit batu.
Ustadz Irwan Syahputra yang menjadi tour leader Almerah Plaza menjelaskan sejarah kemurtadan Samiri setelah ditinggalkan Nabi Musa. Dijelaskan bahwa Samiri adalah ahli sihir kerajaan Firaun. Dia mengatakan Nabi Musa telah tersesat dan mengajak Bani Israil mencari tuhan lain. Bani Israil lalu menyembah patung berbentuk anak sapi yang dibuat Samiri. Keahlian Samiri bisa menjadikan patung anak sapi bisa melenguh seperti sapi hidup. Kesesatan Bani Israil membuat Harun cemas. Dia harus meluruskan mereka. Namun Kaum Bani Israil tetap tidak mau. Itulah perjuangan ke Rasulan yang dihadapi Nabi Harun dan Nabi Musa dalam menghadapi kesesatan Bani Israil.
Riwayat Samiri, adalah sama dengan riwayat Nabi Musa. Masih ingat cerita nabi Musa yang harus dihanyutkan keluarganya karena ketika itu semua anak laki-laki lahir harus di bunuh ? Musa dan Samiri lahir pada waktu yang bersamaan. Bedanya, Musa dihayutkan di Sungai Nil, sedangkan Samiri diletakkan keluarganya di dalam gua batu. Samiri pun menjadi bayi laki-laki yang selamat. Karena atas kasih ALLAH diutuslah Jibril untuk merawat sang bayi. Sejak itu, Samiri mengenal Jibril. Dan, Samiri ini adalah ahli sihir.
Berdoa Dibawah Hujan Salju di Bawah Makam Nabi Harun
Hujan semakin terasa menyesak., Salju mulai lengket di jaket dan topi yang kami kenakan., Dari bawah situs Anak Sapi kami cepat bergerak ke depan papan bertuliskan ” The Tomb of Propet Haroun” (Makan Nabi Haroen). Di sana kami berdoa untuk Nabi Allah. Orang di sana menyebut bukit pemakaman itu sebagai Gunung Hor atau Jabbal Harun. Riwayatnya, Nabi Harun meninggal dan dimakamkan di puncak gunung itu, dan orang-orang yang berkabung untuk dia tiga puluh hari lamanya. di atas, pada bukit itu pada abad ke-14 dibangun sebuah masjid.
Nabi Harun, adalah Saudara dari Nabi Muse AS yang diutus Allah untuk mengajak Bani Isarel kejalan yang lurus untuk menyebah Allah, bukan yang lain. Banyak rasul yang diutus Allah itu berasal dari Bani Israil. Karena Bani Israil sampai hari ini menjadi kaum yang paling membangkang kepada Allah.
Nabi Harun dan nabi Musa ini adalah keturunan keempat dari nabi Ya’qub yang tinggal di Mesir sejak nabi Yusuf berkuasa di Mesir. Nabi Harun adalah Muhammad al-Wasfhi disebutkan dalam Tarikh al-Anbiya’ wa ar-Rusul wa al-Irtibath a-Zamani wa al-’Aqaidi. Kita tahu bahwasanya nabi Harun adalah putra dari Imran ibn Quhat ibn Lawi ibn Ya’qub ibn Ishaq ibn Ibrahim. Sedangkan ibn Harun adalah Yukabid, saudara perempuan Quhat dan bibi dari Imran sendiri. Dari Imran yukabid melahirkan tiga orang anak, yakni satu perempuan yang bernama Maryam, dan dua laki-laki yang bernama Harun dan Musa.
Dari beberapa literatur disebut, makam Nabi Harun dibangun pada abad ke-13 oleh Dinasti Mamluk, yakni oleh Sultan Al Nasir Mohammad. Nabi Harun AS diyakni meninggal pada usianya yang ke-122 tahun. Di dalam Alquran, Nabi Harun AS disebutkan namanya sebanyak 20 kali. Nabi Musa mengaku kemampuan yang dimiliki saudaranya Nabi Harun. Yakni Nabi Harun mampu berkata-kata dengan baik. “Saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan perkataan ku, sejaatinya aku khawatir mereka akan berdusta,” ujar Nabi Musa dikisahkan dalam Alquran.
Musa dan Harun saling melengkapi. Musa seorang yang tegas dan pemberani. Jiwa kepemimpinan sangat kuat namun kurang fasih berbicara. Saat masih kanak-kanak, Musa mengalami kecelakaan yakni dia memasukkan bara api ke mulutnya. Akibatnya Musa tidak bisa berbicara dengan jelas. Sementara Harun adalah saudaranya yang sangat fasih berkomunikasi dan sangat mudah dipahami. Dan, Nabi Harun adalah Rasul Allah yang sangat piawai dalam berdebat.
Dalam riwayat diceritakan, Nabi Harun dipercaya memimpin Bani Israil selama 40 hari saat itu Nabi Musa harus menjalankan saum selama 30 hari karena Nabi Musa memohon agar kaum Bani Israil diberi kitab untuk petunjuk hidup. Kemudian, Nabi Musa diharuskan menggenapkan saumnya menjadi 40 hari. Dia juga harus ke Bukit Sinai untuk menghadap Allah SWT. Ketika itu dikisahkan, Nabi Musa mengajak 70 orang menyertainya ke Bukit Sinai. Selama kepergiannya Nabi Harun menjadi pemimpin Bani Israil. Tugas utama Nabi Harun adalah jangan sampai kaum Bani Israil terjeremus kembali ke dalam kesesatan.
Tapi apa yang terjadi. Kaum Bani Israil kecewa. Nabi Musa dianggap telah menelentarkan mereka. Kekesalan Bani Israil dimanfaatkan orang munafik seperti Samiri. Memang Bani Isreil adalah kaum pembangkang.
Di tempat lain Nabi Musa sudah kembali. Namun dia kecewa karena Bani Israil sedang mengelilingi patung anak sapi. Dikisahkan, Nabi Musa menjambak Nabi Harun dan dia memberi teguran pada Harun. Harun tidak bisa melawan karena jumlah Bani Israil banyak. Lantas Nabi Musa mendatangi Samiri dan mengusirnya. Umat Bani Israil lantas kembali lagi menyembah Allah.
Kisah Nabi Harun lainnya yakni saat nememani Nabi Musa menghadap Firaun. Mereka mendatangi Firaun untuk menyampaikan Taurat, kitab Suci dari Allah untuk umat Nabi Musa, Bani Israil. Namun Firaun murka dan mengancam Nabi Musa dan Nabi Harun. Keduanya mendapat perintah untuk meninggalkan Mesir.
Firaun dan pasukannya mengejar rombongan Nabi Musa. Nabi Harun tetap setia mendampingi. Langkah mereka dan rombongan terhenti karena adanya laut Merah.
Nabi Harun meyakinkan Bani Israil yang mulai gelisah. Atas kehendak Allah laut terbelah membentuk jalanan. Nabi Musa dan Nabi Harun memerintahkan kaumnya menyeberang.
Tidak lama setelah itu Nabi Harun sakit dan meninggal di Bukit Haur. Nabi Musa pun berduka.
Usai berdoa dan Jamaah Almerah Plaza & Travel pun melakukan sesi foto dan dokumentasi video, kami cepat meninggalkan tempat itu karena hujan semakin deras. Di langit guruh menggelegar. Dan kami kembali ke kota St. Chaterine, untuk istirahat menunggu hujan reda. Kami pun sempat menikmati makan pop-mie (cup) dengan segelas kopi dan roti. Di luar hujan semakin lebat. ( Bersambung )